Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan Pendidikan
Monday, September 16, 2019
Edit
Komposisi penduduk ialah penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Informasi ihwal jumlah penduduk akan lebih bermakna untuk kepentingan tertentu dengan mengelompokkannya berdasarkan. kriteria tertentu. Kriteria yang dipakai sangat bermacam-macam menyerupai pendidikan, agama, wilayah geografis, pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara untuk memilih kebijakan mereka untuk beberapa tahun ke depan.
Jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan ketersediaan pangan dan lapangan kerja. Masalahnya laju pertambahan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sehingga sebagian penduduk menganggur. Penduduk Indonesia juga tidak merata alasannya ialah lebih banyak tinggal di Jawa sehingga banyak permasalahan sosial di Jawa dan terhambatnya pembangunan di luar Jawa alasannya ialah kekurangan penduduk atau sumber daya manusia. Gambaran ihwal komposisi penduduk di Indonesia ialah sebagai berikut.
Komposisi Menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk yang dicapai oleh suatu negara akan memperlihatkan citra ihwal kualitas sumberdaya insan yang tinggal di negara tersebut. Negara-negara maju tingkat pendidikan penduduknya termasuk tinggi, sebaliknya dengan negara-negara berkembang, apalagi negara miskin, terdapat beberapa ukuran untuk melihat keadaan pendidikan suatu kawasan yaitu
- Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata usang sekolah ialah jumlah tahun pelajaran penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal.
- Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Melek Huruf ialah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidunya sehari-hari.
- Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. tingkat pendidikannya rendah.
Gambaran ihwal komposisi penduduk berdasarkan pendidikan di Indonesia sanggup dilihat pada tabel berikut ini. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Indonesia Tahun 2010.
No. | Nama Provinsi | Populasi (Jiwa) | Luas Wilayah (km²) |
1. | Tidak atau belum pernah sekolah | 19,861,216 | 9.24 |
2. | Tidak atau belum tamat SD | 41,451,552 | 19.28 |
3. | SD/MI/sederajat | 65,661,314 | 30.55 |
4. | SLTP/MTs/Sederajat | 36,304,128 | 16.89 |
5. | SLTA/MA/Sederajat | 36,375,380 | 16.92 |
6. | SMK | 4,075,007 | 1.90 |
7. | D1/D2/D3/D4/S1 | 10,718,888 | 4.99 |
8. | S2/S3 | 512,022 | 0.24 |
9. | Tidak terjawab | 3,117 | 0.00 |
Jumlah | 214,962,624 | 100 |
Tabel komposisi pendidikan penduduk Indonesia memperlihatkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berpendidikan SD/MI/ Sederajat. Penduduk yang berpendidikan sarjana masih sangat kecil. Karena itu, secara umum tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong rendah.
Berdasarkan data hasil sensus 2010, komposisi penduduk Pulau Sumatera ialah sebagai berikut.
- Penduduk Sumatra sebagian besar (56 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah.
- Penduduknya yang menempuh pendidikan di akademi tinggi (5 %).
- Rata-rata usang sekolahnya, penduduk Pulau Sumatra mencapai 8,36 tahun.
- Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan rata-rata usang sekolah terbesar (9,7 tahun), sedangkan yang terkecil ialah Bangka Belitung (7,5 tahun).
- Kemampuan membaca (melek huruf), sebagian besar (96,2 %) penduduk Sumatra telah melek abjad atau bisa membaca.
- Angka partisipasi dalam pendidikannya juga cukup tinggi yaitu untuk sekolah dasar mencapai 98,05 %.
- Angka partisipasi tersebut menurun pada Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas alasannya ialah sebagian tidak melanjutkan sekolah.
Komposisi penduduk Pulau Sumatera memperlihatkan tingkat pendidikan penduduk Sumatra masih tergolong rendah, (56 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Namun angka melek abjad melebihi angka rata-rata nasional yang mencapai 92,81 %. Rata-rata usang sekolah telah di atas rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun. Angka partisipasi dalam pendidikan melebihi ratarata nasional yang mencapai 97,58 %.
2). Jawa dan Bali Seperti halnya Sumatra, komposisi pendidikan penduduk di Pulau Jawa juga tidak jauh berbeda keadaannya. Sensus Penduduk tahun 2010 yang memperlihatkan bahwa.
- Sebagian besar (59 %) penduduk Jawa dan Bali berpendidikan SD/MI/ sederajat ke bawah.
- Hanya sebagian kecil (5 %) penduduk yang melanjutkan ke akademi tinggi.
- Rata-rata usang sekolah di Jawa dan Bali mencapai 8,4 tahun. Angka Melek Hurufnya mencapai 92,9 %.
- Angka Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Jawa Timur dan tertinggi di DKI Jakarta. Pembangunan di Jawa dan Bali yang lebih pesat dibandingkan dengan kawasan lainnya menciptakan keadaan pendidikannya lebih baik
Komposisi penduduk Jawa dan Bali berdasarkan pendidikan masih tergolong rendah alasannya ialah 59% penduduknya berpendidikan SD/MI sederajat ke bawah. Angka rata-rata usang sekolah melebihi rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun.
3). Nusa Tenggara
3). Nusa Tenggara
Komposisi penduduk Nusa Tenggara pada sensus 2010 memperlihatkan bahwa.
- Sebagian besar (70 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah.
- Hanya 4 % dari penduduknya yang berpendidikan akademi tinggi.
- Rata-rata usang sekolah di Nusa Tenggara mencapai 6,85.
- Angka Melek Huruf mencapai 85,4 %
Keadaan penduduk pulau Nusa Tenggara memperlihatkan bahwa pendidikan di Nusa Tenggara juga masih relatif rendah. Rata-rata usang sekolah 6,85 yang berarti berada di bawah rata-rata nasional. Namun angka partisipasi sekolahnya berada sama atau di atas rata-rata nasional. Angka melek abjad masih berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 92,81 %.
4). Kalimantan
Penduduk Kalimantan berdasarkan sensus pendauduk 2010 ialah sebagai berikut
- Sebagian besar (68 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Hanya sebagian kecil (3 %) penduduk yang bisa menamatkan akademi tinggi.
- Rata-rata usang sekolah penduduk Kalimantan mencapai 7,9 tahun.
- Angka Melek Huruf mencapai 94,9 %
- Angka partisipasi sekolahnya hampir umumnya hampir sama dengan rata-rata nasional. Walaupun demikian, terjadi penurunan angka partisipasi sekolah untuk Sekolah Menengah Pertama dan SMA.
Keadaan penduduk pulau kalimantan memperlihatkan kondisi pendidikan yang relatif rendah. Rata-rata usang sekolah sama dengan rata-rata nasiona. Angka melek abjad 94,9 % berada di atas rata-rata nasional.
5). Sulawesi
5). Sulawesi
Penduduk Sulawesi juga memperlihatkan komposisi pendidikan yang sama dengan beberapa pulau sebelumnya.
- Sebagian besar (62 %) penduduknya berpendidikan SD/ MI/sederajat ke bawah.
- Hanya 4 % penduduknya yang bisa menempuh akademi tinggi.
- Rata-rata usang sekolah penduduk Sulawesi mencapai 7,85.
- Angka Melek abjad penduduk Sulawesi mencapai 92,5 % .
- Angka Partisipasi Sekolah juga umumnya berada di atas rata-rata nasional, walaupun terjadi penurunan dengan semakin tingginya jenjang pendidikan.
Keadann penduduk pulau Sulawesi membuktikan keadaan pendidikannya juga relatif rendah. Rata-rata usang sekolah 7,85 tahun masih berada di bawah rata-rata nasional yaitu 7,9 tahun.
6). Maluku
Komposisi pendidikan penduduk Maluku berdasarkan sensus tahun 2010 memperlihatkan bahwa
- Sebagian besar (57 %) dari mereka berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah.
- Persentase penduduk yang menempuh akademi tinggi juga relatif rendah atau hanya 6 % dari penduduknya. Ini berarti keadaan pendidikannya relatif rendah.
- Rata-rata usang sekolah di Provinsi Maluku mencapai 8,45 tahun atau masih berada di bawah rata-rata nasional.
- Angka Melek Huruf mencapai 96,32% atau berada di atas rata-rata nasional. Angka Partisipasi Sekolah penduduk Maluku umumnya juga berada di atas rata-rata nasional.
7). Papua
Komposisi pendidikan penduduk Papua berdasarkan sensus tahun 2010 memperlihatkan bahwa
Komposisi pendidikan penduduk Papua berdasarkan sensus tahun 2010 memperlihatkan bahwa
- Sebagian besar (67%) penduduk Papua berpendidikan SD/MI/sederajat.
- Hanya sebesar 4 persen dari penduduk Papua yang menempuh akademi tinggi. Angka ini juga memperlihatkan masih rendahnya pendidikan penduduk Papua.
- Kondisi pendidikan di Papua umumnya masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia.
- Rata-rata usang sekolah yang dicapai oleh Penduduk Papua mencapai 7,3 tahun yang berarti masih di bawah rata-rata nasional.
- Angka Melek Huruf mencapai 78,24 % atau berada di bawah rata-rata nasional. Angka Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Papua, sedangkan Provinsi Papua Barat hampir menyamai rata-rata nasional. Angka Parisipasi Sekolah juga umumnya masih berada di bawah rata-rata nasional
No | Aspek | Penyebab Rendahnya Tingkat Pendidikan |
1. | Sosial |
|
2. | Budaya |
|
3. | Ekonomi |
|
4. | Geografis |
|
Tunjukkan ilham atau gagasan kau bagaimana caranya semoga negara kita sanggup meningkatkan partisipasi pendidikannya.
- Membangun sarana dan prasarana sekolah merata di semua kawasan sehingga tidak ada siswa yang tidak bersekolah alasannya ialah lokasinya yang jauh.
- Penggunaan anggaran pendidikan yang optimal dan efisien.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas guru pengajar
- Memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang bisa dan siswa yang berprestasi
- Perlu ditumbuhkan adanya kemauan dan kemampuan keluarga/warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui Komite Sekolah.