Kehidupan Nelayan Pemburu Paus
Tuesday, February 11, 2020
Edit
Manusia, mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup insan berupa kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Setiap kali insan melaksanakan acara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selalu memperlihatkan imbas kepada lingkungannya, baik lingkungan alam, maupun lingkungan ekonomi, sosial, dan budaya.
Kehidupan Nelayan Pemburu Paus
Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu desa nelayan tradisional yang menyebabkan bahari sebagai ladang kehidupan mereka. Laut yaitu ibu yang memperlihatkan kehidupan semenjak zaman nenek moyang mereka. Dari hasil laut, masyarakat di desa ini telah berhasil mengirimkan belum dewasa mereka untuk bersekolah dan pada balasannya bekerja.
Masyarakat nelayan di desa Lamalera, mempunyai tradisi berburu paus yang telah diturunkan bertahun-tahun oleh nenek moyang mereka. Tidak sembarang paus yang mereka buru, hanya paus yang sudah bau tanah saja yang mereka buru. Jika mereka menemukan paus muda, masyarakat nelayan di desa ini akan mengembalikannya ke bahari lepas. Mereka pun bersepakat secara tabiat bahwa dalam setahun, dilarang lebih dari 15 paus yang mereka buru. Dengan demikian, mereka tetap menjaga semoga paus tidak punah.
Untuk berburu paus, para nelayan melaksanakan pemantauan dari bibir pantai dan dari atas bukit. Ada beberapa orang yang senantiasa berada di bukit itu untuk memantau, sambil melakukan
acara lainnya menyerupai memperbaiki jala, menganyam atap bahtera dari daun lontar, memasak, atau membaca buku.
Jika mereka melihat paus, mereka akan berteriak “baleo” yang berarti paus. Teriakan itu, menciptakan para nelayan yang berada di bibir pantai segera bersiap melaut. Mereka akan mengirimkan sebuah bahtera untuk mengamati jenis dan umur paus. Jika mereka melihat paus itu layak ditangkap, mereka akan akan memanggil perahu-perahu lain untuk mendekat.
Daging dan minyak paus yang berhasil ditangkap kemudian akan dibagi ke seluruh warga desa. Pembagian diutamakan bagi janda dan yatim piatu, gres kemudian kepada penangkap paus, pemilik perahu, kemudian kepada masyarakat lainnya. Daging dan ikan paus ini sanggup ditukar dengan jagung, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran dari masyarakat pegunungan. Kegiatan tukar barang ini dilakukan di Pasar Wulandoni, sekitar 3 km dari Lamalera.
Ayo Menulis
Bacaan di atas merupakan salah satu teks klarifikasi yang dimuat pada sebuah surat kabar. Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang paling banyak dipakai masyarakat. Surat kabar atau koran merupakan salah satu media cetak yang sanggup memperlihatkan banyak sekali macam informasi.
Untuk memahami sebuah teks klarifikasi pada bacaan di atas, kau perlu mengetahui pokok pikiran di setiap paragrafnya. Temukanlah pokok-pokok pikiran dalam setiap paragraf dengan melaksanakan acara berikut ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang ingin kau ketahui ihwal bencana yang terjadi di sekitarmu. Bertanya merupakan acara mencari jawaban ihwal sesuatu yang belum diketahui. Kita sanggup bertanya kepada siapa pun, termasuk kepada sobat sebaya. Kegiatan bertanya juga sanggup menjadi acara awal sebuah diskusi. Ikutilah tahapan acara berikut ini dengan saksama di dalam kelompok yang terdiri atas 4 – 5 orang.
Kehidupan Nelayan Pemburu Paus
Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu desa nelayan tradisional yang menyebabkan bahari sebagai ladang kehidupan mereka. Laut yaitu ibu yang memperlihatkan kehidupan semenjak zaman nenek moyang mereka. Dari hasil laut, masyarakat di desa ini telah berhasil mengirimkan belum dewasa mereka untuk bersekolah dan pada balasannya bekerja.
Masyarakat nelayan di desa Lamalera, mempunyai tradisi berburu paus yang telah diturunkan bertahun-tahun oleh nenek moyang mereka. Tidak sembarang paus yang mereka buru, hanya paus yang sudah bau tanah saja yang mereka buru. Jika mereka menemukan paus muda, masyarakat nelayan di desa ini akan mengembalikannya ke bahari lepas. Mereka pun bersepakat secara tabiat bahwa dalam setahun, dilarang lebih dari 15 paus yang mereka buru. Dengan demikian, mereka tetap menjaga semoga paus tidak punah.
Untuk berburu paus, para nelayan melaksanakan pemantauan dari bibir pantai dan dari atas bukit. Ada beberapa orang yang senantiasa berada di bukit itu untuk memantau, sambil melakukan
acara lainnya menyerupai memperbaiki jala, menganyam atap bahtera dari daun lontar, memasak, atau membaca buku.
Jika mereka melihat paus, mereka akan berteriak “baleo” yang berarti paus. Teriakan itu, menciptakan para nelayan yang berada di bibir pantai segera bersiap melaut. Mereka akan mengirimkan sebuah bahtera untuk mengamati jenis dan umur paus. Jika mereka melihat paus itu layak ditangkap, mereka akan akan memanggil perahu-perahu lain untuk mendekat.
Daging dan minyak paus yang berhasil ditangkap kemudian akan dibagi ke seluruh warga desa. Pembagian diutamakan bagi janda dan yatim piatu, gres kemudian kepada penangkap paus, pemilik perahu, kemudian kepada masyarakat lainnya. Daging dan ikan paus ini sanggup ditukar dengan jagung, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran dari masyarakat pegunungan. Kegiatan tukar barang ini dilakukan di Pasar Wulandoni, sekitar 3 km dari Lamalera.
Ayo Menulis
Bacaan di atas merupakan salah satu teks klarifikasi yang dimuat pada sebuah surat kabar. Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang paling banyak dipakai masyarakat. Surat kabar atau koran merupakan salah satu media cetak yang sanggup memperlihatkan banyak sekali macam informasi.
Untuk memahami sebuah teks klarifikasi pada bacaan di atas, kau perlu mengetahui pokok pikiran di setiap paragrafnya. Temukanlah pokok-pokok pikiran dalam setiap paragraf dengan melaksanakan acara berikut ini.
- Siapkan sejumlah kartu atau kartu pokok pikiran menyerupai tumpuan di bawah ini sesuai dengan jumlah paragraf pada bacaan di atas.
- Bacalah kembali bacaan tersebut dan temukan pokok pikiran di setiap paragrafnya.
- Tuliskanlah pokok pikiran tersebut pada kartu yang telah kau siapkan.
- Diskusikanlah pokok pikiran dengan teman-teman di dalam kelompokmu. Berikan komentar dan saran yang membangun untuk setiap pokok pikiran yang dibentuk temanmu.
- Kelompokan pokok pikiran yang sama pada setiap paragraf.
- Ambillah sebuah karton, kemudian tuliskan di bab paling atas judul bacaan.
- Buatlah garis-garis penghubung sesuai jumlah paragraf yang ada.
- Tempelkan semua pokok pikiran yang dibentuk sobat sekelompokmu sesuai paragrafnya.
- Buatlah sebuah paragraf untuk menciptakan kesimpulan terhadap bacaan tersebut.
- Presentasikanlah hasil analisis bacaanmu di depan kelas
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang ingin kau ketahui ihwal bencana yang terjadi di sekitarmu. Bertanya merupakan acara mencari jawaban ihwal sesuatu yang belum diketahui. Kita sanggup bertanya kepada siapa pun, termasuk kepada sobat sebaya. Kegiatan bertanya juga sanggup menjadi acara awal sebuah diskusi. Ikutilah tahapan acara berikut ini dengan saksama di dalam kelompok yang terdiri atas 4 – 5 orang.
- Buatlah dua pertanyaan menurut bacaan.
- Tuliskanlah pertanyaanmu di selembar kertas kecil. Tuliskan nama dan pertanyaanmu dengan terang dan memakai kalimat tanya yang benar.
- Gulunglah kertas pertanyaanmu kemudian masukkan ke dalam sebuah wadah.
- Secara bergiliran anggota kelompok mengambil gulungan kertas dari dalam wadah.
- Setelah semuanya mendapat sebuah gulungan kertas, bukalah lembar pertanyaan secara bersamaan.
- Lalu tuliskan jawabannya di bawah pertanyaan tersebut.
- Tempelkan kertas pertanyaan dan jawabannya di salah satu dinding kelas. Lakukan acara yang sama untuk pertanyaan kedua.
- Lihatlah kembali pertanyaan yang telah kau buat, dan jawaban dari teman-temanmu. Lakukanlah diskusi dengan sobat yang menjawab pertanyaanmu untuk mendapat keterangan yang lebih lengkap.