Unsur Unsur Dalam Musik

Hampir setiap karya musik didalamnya mengandung unsur-unsur musik. Urutan pengelompokan unsur-unsur musik itu sanggup berbeda-beda sesuai dengan pandangan orang yang menyusunnya. Pada dasarnya unsur-unsur musik itu dikelompokkan pada dua kelompok besar, yaitu unsur-unsur pokok yang terdiri atas irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, serta unsur-unsur ekspresi yang terdiri atas tempo, dinamik, dan warna nada. Penjabaran unsur-unsur musik yang dibahas pada serpihan ini terdiri atas lima unsur musik yang esensial, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi. Sebagai pokok bahasan yang esensial, yang masing-masing unsur musik tersebut mempunyai subpokok bahasan (uraian) atau mempunyai elemen pokok yang sanggup disusun dalam sebuah karya musik.

A. Pola Irama
Pengembangan konsep musik pada anak salah satunya yaitu untuk berbagi konsep rasa irama. Rasa sanggup dilatih melalui membaca notasi irama. Irama merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak tampak dalam lagu, tetapi sanggup dirasakan setelah lagu dialunkan. Pola irama ialah bentuk susunan tertentu panjang pendek bunyi dan diam. Setiap bentuk lagu mempunyai pola-pola irama yang berbeda. Irama sebuah lagu terdiri dari beberapa pola irama. Pola irama sanggup sama atau berupa pengulangan atau sanggup pula berbeda sedikit bahkan bisa sangat berbeda.
  1. Pola irama yang sama disebut pola irama rata, yaitu bentuk pola irama yang susunan panjang pendek bunyinya terbagi rata/sama atas pulsanya.
  2. Pola irama tidak sama panjang disebut pola irama tidak rata, yaitu bentuk pola irama yang susunan panjang pendek bunyinya tidak terbagi rata/tidak sama pulsanya.
  3. Pola irama yang berulang-ulang disebut ostinato irama, yaitu bentuk pola irama yang dibunyikan atau terdengar berulang-ulang. Jika diulang lebih dari satu macam disebut ostinati.
  4. Pola sincope; terjadi apabila aksen berpengaruh dipindahkan dari pulsa yang seharusnya menerima tekanan ke pulsa yang seharusnya tidak menerima tekanan.
  5. Pola suku bangsa; merupakan ciri khas yang dikaitkan dengan irama musik yang digunakan oleh suatu suku, daerah, atau bangsa. Misalnya: irama melayu, india, latin, arab, samba, tanggo, dan sebagainya.
  6. Polirotmik; penggunaan bermacam pola irama secara serentak.
  7. Polimerik; penggunaan pola irama yang berbeda antara satu instrumen dengan instrumen lainnya.

Pola Ritmik
Pola ritmik yaitu salah satu elemen dari unsur irama. Mainkan pola ritmik berikut dengan bertepuk tangan secara berulang-ulang sehingga sanggup mencicipi perbedaannya dari setiap model.

Pulsa
Pulsa yaitu rangkaian denyutan yang tiba secara berulang dan teratur yang sanggup dirasakan dan dikhayati dalam musik. Pulsa sanggup pula terdengar, atau kelihatan (Jamalus, 1989). Ketukan yang sanggup didengar disebut ketukan (beat). Kecepatan jarak waktu bergeraknya pulsa ditentukan oleh satuan-satuan pulsa dan tempo yang digunakan. Tempo yaitu pernyataan cepat lambatnya lagu, instrumen, atau vokal (Atan Hamdju, 1989).

Birama
Birama yaitu suatu tanda untuk menawarkan jumlah ketukan dalam satu ruas birama. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang disebut garis birama. Dalam tangga nada diatonis, petak-petak yang dibatasi garis birama disebut ruas birama. Tiap birama dalam musik mempunyai tekanan bunyi yang teratur yang disebut arsis dan aksen. Arsis yaitu birama yang ringan. Aksen yaitu birama yang kuat. Birama terdiri atas beraneka macam, di antaranya birama 2/4, 3/4, 4/4, dan 6/8.
  1. Birama 2/4  artinya tiap birama terdiri atas dua ketukan. Birama Contoh lagu Nusantara yang berbirama 2/4 yaitu sebagai berikut. Hari Merdeka (lagu nasional) Cik Cik Periok dari Kalimantan Barat, dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan
  2. Birama 3/4, artinya tiap birama terdiri atas tiga ketukan. Contoh lagu Nusantara yang berbirama 3/4 yaitu sebagai berikut. Burung Tantina dari Maluku, Burung Kakatua dari Maluku, dan Tumpi Wahyu dari Kalimantan Tengah
  3. Birama 4/4, artinya tiap birama terdiri atas empat ketukan. Contoh lagu yang berbirama 4/4 yaitu sebagai berikut. Bungong Jeumpa dari Aceh Butet dari Tapanuli, dan Injit Injit Semut dari Sumatera Timur
  4. Birama 6/8, artinya tiap birama terdiri atas enam ketukan. Lagu yang memakai birama ini, contohnya Naik-Naik ke Puncak Gunung dari Maluku.

    Bentuk Nama Not Dan Tanda Diam Dalam Sistem Diatonis
     Hampir setiap karya musik didalamnya mengandung unsur Unsur Unsur dalam Musik

    B. Pola Melodi
    Melodi yaitu susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berututan serta berirama, dan mengungkapkan suatu gagasan. Melodi disebut juga untaian nada-nada tunggal yang dikenali sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh.

    Melodi gotong royong lebih gampang dikenal dari pada didefinisikan. Sebuah melodi mempunyai serpihan awal, pergerakan nada-nada, dan serpihan akhir. Melodi mempunyai arah, bentuk dan kesinambungan. Gerakan naik dan turun nada-nada melodi menjadikan kesan ketegangan dan penyelesaian. Melodi yang bergerak dalam interval-interval yang kecil dinamakan melodi melangkah, sedang yang bergerak dalam interval besar dinamakan melodi melompat. Di samping naik dan turun berupa langkah- langkah dan lompatan, melodi sanggup juga hanya berupa pengulangan nada-nada yang sama. Terdapat beberapa elemen dalam unsur melodi, antara lain: tangga nada, sistem nada, jenis nada, sifat nada, kunci nada, dan interval nada.
    1. Tangga Nada yaitu susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah satu nada dasar hingga dengan nada oktafnya. bisa oktaf lebih rendah atau lebih tinggi dari nada dasar sebuah tangga nada tersebut. Kaprikornus dalam suatu tangga nada, terdapat satu nada dasar selanjutnya diikuti oleh nada-nada, bisa nada lebih rendah atau lebih tinggi dengan pola interval tertentu, sehingga membentuk sebuah abjad khas dari tangga nada itu sendiri, contohnya tangga nada Mayor, yang mempunyai pola interval (1-1-1/2-1-1-1-1/2) jadi bila kita memainkan sebuah tangga nada dengan pola interval tersebut, maka akan terbentuklah sebuah susunan nada khas dari tangga nada mayor, yang tidak kita temui dalam tangga nada yang lain.
    2. Sistem nada yaitu susunan nada yang berurutan dengan jarak tertentu. Sistem nada lebih dikenal dengan sebutan tangga nada. Tangga nada ada beberapa macam, yang paling kita kenal yaitu tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis. Tangga nada diatonis yaitu tangga nada yang mempunyai susunan nada 7 buah nada, sedangkan tangga nada pentatonis yaitu tangga nada yang mempunyai 5 buah nada dalam susunan nadanya. 
    3. Jenis nada dibedakan menjadi 4 mirip berikut ini : Nada minor yaitu salah satu tangga nada diatonik yang tersusun dari 8 interval nada mempunyai jarak antar nada 1 dan 1/2, bila memainkan nada minor tidak ada perubahan dalam nada itu sendiri, tetapi  nada tersebut lebih rendah, maka dari itu nada - nada minor lebih cocok untuk lagi yang mengandung unsur sedih, perpisahan atau yang lain. Nada mayor juga sama dengan minor mayor salah satu nada diatonik yang tersusun dari 8 interval nada mempunyai jarak 1 dan 1/2, bila memainkan nada mayor juga tidak ada perubaha dalam nada itu sendiri, tetapi nada tersebut lebih tinggi dari minor. Nada - nada mayor lebih cocok untuk lagu yang ceria dan lain - lain. Nada Kromatik (krois / #) pada teknik krois, nada dasar C, D, E, F, A B, C terjadi kenaikan 1 atau 1/2 nada dari nada dasar, Nada Mol (b) pada teknik mol, nada dasar C, D, E, F, A B, C terjadi penurunan 1 atau 1/2 nada dari nada dasar.
    4. Nada mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Intensitas nada berarti keras atau lembutnya bunyi suatu nada. Hal ini tergantung pada lebarnya getaran dan sifatnya relatif. Nada yang terdengar keras di dalam ruangan belum tentu keras bila terdengar di stadion. Tinggi nada berkaitan dengan frekuensi atau banyaknya getaran tiap detik. Makin besar frekuensi, makin tinggi nadanya. Setiap nada mempunyai frekuensi tertentu. Bila banyaknya getaran atau besarnya frekuensi berkurang sedikit saja, nada akan terdengar sumbang. Jadi, pitch yang dibunyikan harus tepat. Panjang nada merupakan usang suatu nada dibunyikan. Panjang nada dihitung dengan satuan ketuk yang sifatnya relatif, bisa panjang bisa pendek. Dalam musik, waktu membisu atau nada tidak berbunyi pun mempunyai durasi semoga sanggup diatur kapan dan sebesar apa nada harus berbunyi. Warna nada yaitu jenis bunyi yang dihasilkan. Warna nada tergantung pada sumber bunyi, resonator (ruang gema), dan cara memainkan sumber bunyinya. Walaupun rebab dan angklung membunyikan nada yang tinggi dan panjang serta kuatnya sama, warna nadanya tetap berbeda.
    5. Kunci nada dasar atau bisa disebut sebagai key signature yaitu tanda sharp/kres (#) atau tanda flat/mol (b) yang dipasang berkelompok di dalam garis paranada (staff) untuk menandai nada dasar yang digunakan dalam sebuah karya musik atau lagu. Pada penulisan not angka akan ditemukan keterangan Do = C, Do = D, dan lain-lain, namun pada penulisan not balok, tidak terdapat keterangan mirip Do = C. Cara mengetahui nada dasar hanya dilakukan dengan penempatan key signature (# dan b) di awal lagu.
    6. Interval dalam istilah musik interval yaitu jarak antara nada satu ke nada yang lainnya. baik jarak nada ke atas atau jarak nada ke bawah. Interval mempunyai beberapa nama yaitu: Prim: yaitu interval nada dari nada satu ke nada yang sama. Misal: dari nada do ke do. Sekon: yaitu interval nada dari nada satu ke nada kedua di atas atau di bawahnya. Misal nada do ke re. Terts: yaitu interval nada dari nada satu ke nada ketiga: Misal nada do ke mi. Quart/Kuart: yaitu interval dari nada kesatu ke nada keempat di atasnya. Misal nada do ke fa, re ke sol, mi ke la, dsb.. Quin/Kuint: yaitu interval lima nada. Sekt: yaitu interval enam nada. Septim: yaitu interval tujuh nada. Oktaf: yaitu interval delapan nada, dalam musik diatonis oktav mengidentifikasikan pengulangan nada yang sama hanya dalam tingkatan yang lebih tinggi. Misal nada do rendah ke nada do tinggi, sol bawah ke sol tinggi, dsb.

    C. Harmoni
    Harmoni atau panduan nada ialah bunyi nyanyian atau permainan musik yang memakai dua nada atau lebih, yang berbeda tinggi nadanya dan kita dengar serentak. Dasar harmoni ini yaitu trinada atau akor. Akor merupakan salah satu elemen musik, sedangkan elemen lainnya mirip kaden dan interval. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.

    Trinada atau akor ialah bunyi campuran tiga nada yang terbentuk dari salah satu nada dengan nada terts dan kuinnya, atau dari salah satu nada dengan tertsnya dan berikutnya terts dari nada yang baru, sehingga dikatakan juga terts bersusun. Trinada atau akor diberi nomor dengan angka romawi sesuai dengan tingkat kedudukan nada dasarnya dalam tangga nada. Angka romawi besar membuktikan trinada/akor mayor, dan angka romawi kecil menawarkan trinada/akor minor.

    Akor sanggup dikelompokkan menjadi akor primer (Tonika, Sub Dominan dan Dominan), akor sekunder (Median, Super Tonik, dan Sub Median), akor janggal (septim, vorhalt). Akor sanggup berakhir di T, S, dan D pada final kalimat atau frase, gerak akor mengakiri lagu disebut kadens. Macam kadens antara lain; otentik, tak sempurna, sub dominan, plagal, dan sempurna.

    Salah satu fungsi dari penerapan akor yaitu untuk menyusun sebuah komposisi lagu yang menerapkan dan memadukan kelompok bunyi manusia. Wujud dari karya musik ini yaitu sanggup berbentuk paduan suara. Paduan bunyi merupakan nyanyian bersama yang memakai dua bunyi atau lebih. Misalnya, kelompok bunyi perempuan digabungkan dengan kelompok bunyi laki-laki (SATB/Sopran, Alto, Tenor, Bas)

    D. Bentuk dan Stuktur Lagu
    Bentuk dan struktur lagu ialah susunan serta relasi antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna. Dasar pembentukan lagu ini meliputi pengulangan suatu serpihan (repetisi), pengulangan dengan macam-macam perubahan (variasi, sekuen), atau penambahan serpihan gres yang berlainan atau berlawanan (kontras), dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahannya. Untuk memudahkan pengertian kita, struktur musik ini sanggup diperbandingkan dengan struktur bahasa yang sudah kita kenal. Elemen dari unsur bentuk dan struktur musik antara lain: wujud, motif, sekuen, repetisi, variasi, dan kontras.
    1. Motif yaitu suatu bentuk pola irama, melodi, atau campuran keduanya yang mempunyai arti. Motif biasanya terdiri dari dua birama yang kemudian dikembangakan menjadi frase. Motif berkhasiat memberi arah tertentu pada melodi yang memberi hidup pada suatu komposisi.
    2. Variasi yaitu bentuk pengulangan yang hampir sama sebab adanya perubahan. Perubahannya sanggup sedikit sanggup juga banyak.
    3. Sekuen yaitu pengulangan garis melodi yang sejajar, di atas atau di bawah melodi. Dengan kata lain yaitu pengulangan ke tingkat nada yang lebih tinggi (sekuens naik) atau lebih rendah (sekuens turun).
    4. Repetisi yaitu pengulangan kembali dengan bentuk sama atau dengan sedikit perubahan.
    5. Kontras terjadi apabila melodi yang dihubungkan dengan melodi gres yang berlawanan.
    Bentuk lagu terdiri dari 3 bentuk yaitu:
    1. Lagu bentuk I atau tunggal à A atau AA: Lagu ini intinya terdiri satu serpihan atau bila terpaksa terdiri dari dua bagian, maka serpihan ke dua merupakan perulangan atau repetisi saja yang mana bait dua tidak ada perubahan dan hanya mengulanga atau mengubah syairnya saja, bila ada perbedaan hanya kecil, contohnya pada final lagu.
    2. Lagu bentuk II atau biner àA B : AAB: Lagu bentuk ini terdiri dari dua bentuk, pada bait pertama berbeda dengan bentuk yang ke dua. Lagi ni sanggup berakhir pada bentuk ke dua (B), tanpa ada paksaan untuk kembali ke bait I (A).
    3. Lagu III atau ternair à AABA, AABABA, ABC: bisa ibarat bentuk biner tetapi tidak berhenti diakhir serpihan II (B), sehingga memaksa kembali ke bentuk I, atau bisa juga terdiri dari tiga bentuk yang biasanya termasuk lagu tingkat tinggi.
    Tanda ulang lagu terdiri dari :
    1. D.C =Da Capo = diulang dari permulaan (da capo = dari kepala)
    2. D.$. = Dal Segno = diulang dari tanda (segno = tanda)
    3. $  = Segno = tanda tempat mengulang.
    4. Al Fine = hingga final = tanda tempat berakhirnya lagu.
    5. D.C. al Fine = diulang dari permulaan hingga berakhir pada Fine.
    6. Intro = Introduction = pendahuluan sebuah lagu.
    7.  Coda = serpihan akhir/penutup lagu (coda=ekor)
    8. D.C. al segno e poi la coda = ulang  dari permulaan hingga tanda. $ kemudian dari tanda lompati, pribadi ke coda.

    E. Ekspresi
    Ekspresi dalam musik ialah ungkapan pikiran dan perasaan yang meliputi semua nuansa dari tempo, dinamik, dan warna nada. Unsur-unsur pokok musik, dalam pengelompokan frase (phrasing) yang diwujudkan oleh seniman musik atau penyanyi, disampaikan kepada pendengarnya. Elemen-elemen dari unsur ekspresi dalam musik dikatakan Jamalus (1992) terdiri dari berikut.

    1. Tempo
    Tempo atau tingkat kecepatan musik, sering disebut kecepatan gerak pulsa dalam lagu dengan gerak lambat, sedang, dan cepat. Ukuran kecepatan bisa diukur dengan alat berjulukan metronome dan alat berjulukan keyboard. Di dalam keyboard terdapat digital metronome yang bisa berfungsi sebagai pengukur kecepatan dalam birama, contohnya 3/4 atau 4/4. Beberapa tanda tempo untuk menyatakan cepat lambatnya lagu antara lain:
    • Tempo pernyataan lagu lambat: (1) larggissimo, lentissimo; sangat lambat, (2) adagio, lento, largo; lambat, (3) largietto, adagietto; kurang lambat.
    • Tempo sedang: (1) adantino; sedang lambat, (2) moderato; sedang, (3) adante; sedang.
    • Tempo cepat: (1) allegro; kurang cepat, (2) presto; cepat, (3) allegro vivace; cepat sekali.
    • Perubahan: (1) accelerando atau accel; makin cepat, (2) rillentando atau rall;bertambah lambat, (3) ritardando atau rit; berkurang cepatnya, (4) a tempo; kembali ke tanda tempo asal, (5) fermata; diperpanjang.
    Metronom Maelzel yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tempo, yaitu alat yang berbentuk piramida dengan petunjuk jarum yang sanggup bergerak bolak-balik di muka sebuah skala (Atan Hamdju, 1989:91). Metronom diketemukan oleh seorang Belanda De Wickel (1815) dalam bentuk yang sangat sederhana sekali dan disempurnakan oleh Johan Nepomuk Maelzel (Swiss, 1838). Metronom ditulis dengan M.M. di atas kiri lagu beserta tanda tempo.

    2. Dinamika
    Dinamik atau tingkat volume bunyi atau keras lunaknya suara/bunyi, Ada beberapa tanda dinamik yang umum digunakan dalam karya musik: contohnya tanda untuk tingkat volume bunyi keras forte dengan simbol (f), fortissimo dengan simbol (ff), dinamik lemah atau lunak dilambangkan dengan piano dengan simbol (p), pianissimo dengan simbol (pp), dan crescendo dengan simbol (<), decrescendo dengan simbol (>).

    Tanda dinamika sangat dibutuhkan semoga sebuah karya musik tidak menjadi monoton atau datar. Pemain musik atau penyanyi yang baik akan selalu mengikuti dinamika lagu yang diberikan. Terkadang, sang pemimpin orkes atau paduan bunyi harus menginterpretasikan sendiri lagu yang akan dibawakan, dan memberi tanda dinamika atas lagu itu semoga makna dari lagu itu lebih bisa ditangkap oleh penikmatnya.

    3. Timbre
    Timbre yaitu suatu sifat dari bunyi insan atau instrument sebab beda intensitas dan banyaknya harmonik dan sub harmonik  sehingga sanggup membedakan instrument yang satu dengan instrument yang lain. Timbre dalam seni musik sering juga disebut dengan warna suara.

    4. Frase
    Frase ialah serpihan dari kalimat musik mirip halnya serpihan kalimat dalam bahasa. Frase terbentuk dari beberapa not yang membentuk suatu pola irama tertentu dalam lagu. Frase berfungsi sebagai tempat mengambil nafas ( mencuri ) tanpa menghilangkan makna lagu.

    5. Karakter Suara
    Karakter suara, penggolongan suara, intensitas bunyi atau bunyi. Suara dihasilkan dari getaran pita bunyi dikala insan berbicara atau mengeluarkan suara. Kemampuan getaran bunyi tersebut berbeda-beda. Beberapa orang mungkin mempunyai kemampuan menggetarkan pita bunyi sehingga dihasilan nada bunyi rendah dan dalam.  Pembagian jenis suara/jenis vokal penting untuk diketahui. Pembagian jenis bunyi untuk perempuan yaitu : bunyi sopran untuk bunyi tinggi,  suara mezzo-sopran untuk bunyi sedang, dan bunyi alto untuk jenis bunyi rendah.  Sementara itu, pembagian jenis bunyi laki-laki yaitu : bunyi tenor untuk jenis bunyi tinggi,  suara bariton untuk jenis bunyi sedang, dan bunyi bass untuk jenis bunyi rendah. 

    6. Gaya
    Gaya (style) suara/bunyi, sebuah cara dalam melaksanakan penampilan/sikap. Istilah gaya musik mengacu pada cara penyajian model lagu. Beberapa bentuk gaya musik, antara lain staccato (cara memainkan/menyanyikan terputus-putus). Legato/legatura (cara menyanyikan/memainkan dengan menyambung, tidak hingga terputus), dan sforzando (bertekanan).

    7. Modulasi
    Modulasi, ialah proses pemindahan suatu tangga nada ke tangganada lain dalam sebuah lagu. Perpindahan ini ini tidak hanya terbatas pada satu nada saja, tetapi bisa ke semua nada yang lain. Hanya yang perlu di ketahui yaitu lintasan yang digunakan untuk pindah nada dasar semoga perpindahannya halus dan yummy di dengar.

    8. Transposisi
    Transposisi, ialah pemindahan tangga nada dalam memainkan menyanyikan, menuliskan sebuah lagu dari tangga nada aslinya tetapi lagunya tetap sama. Gunanya untuk menyesuaikan wilayah nada dengan wilayah bunyi penyanyi atau wilayah nada alat yang akan digunakannya.

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel