Membedakan Teks Eksemplum
Wednesday, July 29, 2020
Edit
Teks eksemplum termasuk teks dongeng yang mengisahkan tokoh atau pelaku. Kisah tersebut diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian dilanjutkan dengan kejadian dan kejadian yang dialami tokoh, kemudian ditutup dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh. Struktur teks eksemplum yang terdiri atas orientasi, insiden, dan i nterpretasi itu menjadi pembeda teks eksemplum dengan teks lain. Sebagai teks yang termasuk ke dalam teks berjenis sastra, teks eksemplum mempunyai persamaan dan perbedaan dengan jenis teks berjenis sastra lain, menyerupai teks fabel. Pada kepingan ini ditampilkan dua jenis teks yang salah satunya ialah teks eksemplum. Berdasarkan pemahamanmu terhadap teks eksemplum, kau tentu sanggup memilih teks yang berkategori teks eksemplum. Untuk itu, baca, cermati, dan pahamilah teks “Jerapah dan Kura-kura” serta teks “Mengejar Cita” berikut!
Untuk sanggup membedakan teks eksemplum dengan teks yang lain tentunya harus disajikan dua teks dari jenis yang berbeda pula. Pada goresan pena ini akan disajikan dua buah teks yang berbeda jenisnya yaitu teks eksemplum dan teks fabel. Teks “Jerapah dan Kura-kura” dan Teks “Mengejar Cita” merupakan dua jenis teks yang berbeda. Teks mengejar cita merupakan teks eksemplum, sedangkan jerapah dan kura-kura merupakan teks fabel. Namun kedua teks tersebut pada kepingan awalnya mempunyai struktur yang sama yaitu orientasi yang berisi wacana pengenalan tokoh. Namun pada kepingan selanjutnya kedua teks tersebut mempunyai struktur yang berbeda. Pada teks eksempum diakhiri dengan interpretasi, sedangkan teks fabel diakhiri dengan koda.
Teks Eksemplum Mengejar CitaStruktur Teks | Kalimat dalam Teks |
---|---|
Orientasi | Pagi itu Dani ingin sekali bersekolah, Akan tetapi, alasannya kondisi keuangan keluarganya yang tidak mencukupi, beliau terpaksa mengurungkan niatnya. Dani tidak bisa melanjutkan sekolah alasannya harus membantu ibunya yang sehari-hari mencari nafkah sebagai penjual nasi. Dani hanya bisa membantu ibunya berjualan nasi pecel. Sejak ayahnya meninggal, ekonomi keluarga Dani tidak stabil. Mereka berusaha keras mengumpulkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap mendapat rezeki lebih semoga Dani bisa bersekolah kembali. |
Insiden | Ketika Dani berangkat menjajakan koran, tanpa disangka beliau bertemu dengan temannya yang berjulukan Tina, anak seorang Kepala Sekolah. Perasaan iri Dani muncul ketika melihat Tina berpakaian seragam sekolah yang rapi, lengkap dengan sepatu dan tas. Akan tetapi, beliau sadar bahwa beliau mustahil menyerupai Tina. Seperti biasa, dengan semangat yang luar biasa, Dani benar-benar tak mencicipi lelah meskipun terik matahari siang itu begitu terasa di kulit. Dani masih tetap semangat dan termotivasi untuk mengumpulkan uang yang banyak semoga bisa melanjutkan sekolah dan mewujudkan citacitanya. Dani berharap hari ini beliau memperoleh hasil yang banyak dalam penjualan koran. Pada ketika Dani menyeberang jalan untuk mengejar orang yang ingin membeli korannya, tiba-tiba sebuah kendaraan beroda empat menyenggolnya. Dia terjatuh ke pinggir jalan dan koran dagangannya berantakan. Wanita yang mengendarai kendaraan beroda empat itu turun kemudian menghampiri Dani yang masih tergeletak. Wanita muda itu memarahi Dani yang masih belum sadar. Ketika Dani sadar, beliau mendengar perempuan itu memarahinya alasannya menyeberang jalan ketika lampu kemudian lintas masih hijau. Padahal, Dani berlari dan menyeberang jalan ketika lampu kemudian lintas sudah berwarna merah. Mobil dan motor sudah berhenti. Hanya Ibu itu saja yang masih menjalankan mobilnya. Banyak saksi yang melihat bahwa Dani tidak bersalah. |
Interpretasi | Dani tidak sanggup berbuat apa-apa. Dia hanya manatap korannya yang sudah berjatuhan dan tidak sanggup dijual lagi. Dani hanya bisa membisu ketika dikatakan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan itu. Dani hanya pasrah dan berharap hal itu tidak terjadi lagi padanya. Hikmah yang sanggup diambil ialah jangan menyalahkan orang yang sebenarnya tidak bersalah. Diolah dari sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/mengejar-cita.html |
Teks Fabel Jerapah dan Kura-Kura
Struktur Teks | Kalimat dalam Teks |
---|---|
Orientasi | Ada seekor jerapah yang gres beranjak cukup umur sedang makan di tengah padang rumput. Namanya Edo. Dia sangat tinggi dan jangkung. Karena lehernya paling panjang, ia menjadi sombong. Dia sering mengajak teman-teman (jerapah) untuk lomba makan daun-daun di pohon yang dahannya sangat tinggi. Berkali-kali beliau memenangi perlombaan makan daun dari puncak pohon. Hal itu membuatnya semakin sombong. Dia merasa anak binatang yang paling ahli di daerah padang rumput itu. Dia tidak menghormati para jerapah yang sudah tua, bahkan beliau sering mengejeknya dengan sebutan “leher bengkok”. |
Komplikasi | Pada suatu hari seekor jerapah bau tanah minta tolong pada Edo. “Nak, tolong ambilkan nenek daun yang segar di ranting ujung pohon itu. Nenek sangat ingin makan daun-daun yang masih muda, hijau, lunak, dan segar. Nenek tidak bisa menjangkau hingga ke ujung pohon itu, Tolong ya, Nak Edo.”, kata jerapah tua. Dengan sombongnya Edo menjawab, “Aduh, nenek jerapah, nenek sudah tua, jangan minta yang macam-macam. Makan saja daun yang bisa nenek jangkau sendiri. Salah sendiri tidak bisa ambil daun di pucuk pohon!”. Melihat kelakuan Edo menyerupai itu, nenek jerapah pun pergi dengan kecewa. Kesombongan Edo juga muncul ketika seekor anak burung terjatuh ketika sedang berguru terbang. Burung kecil itu tersangkut di dahan pohon paling ujung. Edo pun dengan sombong menolak permintaan teman-temannya untuk menolong si burung kecil itu. Dia pergi meninggalkan anak burung yang tersangkut itu. |
Resolusi | Pada hari selanjutnya, ketika Edo berjalan sendiri di padang rumput dengan leher tegak lurus ke atas dan kepala terangkat, beliau berhenti dan tanpa sadar menginjak gundukan yang ternyata ialah seekor kura-kura tua. Si kakek kura-kura berusaha keras mengangkat tubuhnya dan berjalan maju selangkah semoga Edo merasa jikalau kakinya menginjak seekor kura-kura. Ketika Edo mengetahui bahwa ada seekor kura-kura bau tanah yang terinjak kakinya, Edo malah tidak bereaksi untuk minta maaf. Dia bahkan marah-marah sambil berkata, “Dasar kura-kura tua, saya jadi mau terjatuh kerena menginjak kamu”. Bahkan, karena kesalnya, Edo menendang tempurung kakek kura-kura sehingga kura-kura itu terlempar beberapa jengkal. Kakek kura-kura itu tidak marah. Dengan suaranya yang lembut beliau berkata, “Anak muda, janganlah kau sombong. Kamu masih muda, tubuhmu masih kuat, sebaiknya sayangilah sesama makhluk hidup ciptaan-Nya. Suatu hari nanti, kau juga akan menjadi bau tanah dan niscaya akan banyak yang lebih ahli dan berpengaruh daripada kamu”. Edo tidak menghiraukan kata-kata kura-kura bau tanah itu. |
Koda | Tidak usang kemudian, awan mendung pun datang. Mendungnya begitu tebal. Edo tidak bergegas pergi meninggalkan padang rumput yang hendak diguyur hujan. Dia masih ingin menawarkan kesombongannya kepada kakek kura-kura dengan melenggang santai sambil membandingkan dirinya dengan si kura-kura yang pendek dan lambat berjalan itu. Saat itu hujan pun turun sangat deras, diikuti dengan petir yang saling bersahutan. Karena hujan deras dan tiupan angin kencang, Edo, si jerapah jangkung itu, ambruk dan terjatuh ke tanah. Sementara itu, kepala kakek kura-kura kondusif di dalam tempurungnya alasannya tidak kehujanan dan terhindar dari petir yang menyambar padang rumput. Si kakek kura-kura dengan langkah pelan mendekati Edo dan berkata, “Kamu tidak apa-apa, anak muda? Bangunlah, kenapa membisu dan terpana tersungkur di tanah?”. Edo menatap kura-kura bau tanah yang sudah dihinanya itu sambil menjawab, “Kakek kura-kura, saya takut. Maafkan saya alasannya sudah menginjak tubuhmu. Walaupun kakek kura-kura sudah tua, tapi tetap kuat. Tempurungmu bisa menopang berat badanku ini. Maafkan saya kakek kura-kura alasannya sudah menendangmu. Aku berjanji tidak akan menjadi anak yang sombong lagi. Aku akan menolong sesama makhluk ciptaan-Nya.” Kakek bau tanah tersenyum mendengar perkataan Edo. Dia sangat bahagia alasannya Edo, si jerapah jangkung, sudah menyadari bahwa sifat sombong itu tidak ada gunanya. Sumber : http://sharingdisini.com/2012/02/21/kisah-jerapah-yang-sombong/ |
Perbandingan Teks Eksemplum dan Teks Fabel
Related:
No. | Aspek | Teks Eksemplum | Teks Fabel |
---|---|---|---|
1. | Pengertian | Teks eksmplum ialah jenis teks rekaan yang berisi kejadian yang berdasarkan partisipannya tidak perlu terjadi. Secara pribadi, partisipan menginginkan kejadian itu sanggup diatasi, tatapi ia tidak sanggup berbuat apa-apa. | Fabel ialah dongeng yang menggambarkan tabiat dan kebijaksanaan insan yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan kebijaksanaan pekerti). Fabel berisi banyak pesan yang tersirat yang sanggup kita petik. |
2. | Struktur |
|
|
3. | Ciri-ciri Teks |
|
|
4. | Karakteristik |
|
|