Menangkap Makna Teks Eksemplum

Teks eksemplum mempunyai tujuan semoga pembaca sanggup menilai abjad atau tabiat pelaku di dalam teks tersebut. Peristiwa yang terjadi dalam teks eksemplum dianggap sebagai insiden yang menjadi materi renungan. Agar sanggup memahami insiden dan interpretasi yang terjadi dalam teks eksemplum, pemahaman terhadap kosakata menjadi sangat penting. Pada bab ini Anda diminta untuk sanggup menangkap makna teks eksemplum melalui pemahaman makna kosakata dan kalimat yang terdapat dalam teks tersebut. Anda juga diminta untuk memahami hal yang disampaikan penulis pada setiap bab struktur teks eksemplum.

Dalam teks eksemplum, pengarang menceritakan dongeng (cerita dalam cerita) dan menutupnya dengan kata-kata hikmah/pelajaran yang perlu dipetik dari dongeng tersebut. Teks eksemplum mempunyai ciri: 1). Berstruktur: Orientasi, Insiden, dan Interpretasi. 2). Memuat dongeng fiksi yang diceritakan penulis dengan diakhiri pandangan penulis terhadap insiden dan insiden yang dialami pelaku dan diperlukan akan menjadi pesan moral. Pesan Moral yaitu pelajaran moral atau pesan yang di sanggup dari suatu insiden atau pengalaman tokoh dalam teks yang sanggup menunjukkan pelajaran hidup bagi kita. Pesan moral yang disampaikan oleh penulis dalam teks eksemplum sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berikut ini pola teks eksemplum.
 Teks eksemplum mempunyai tujuan semoga pembaca sanggup menilai abjad atau tabiat pelaku di d Menangkap Makna Teks Eksemplum
Penggembala Domba dan Serigala
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiAlkisah, di sebuah desa hiduplah seorang anak gembala. Ia selalu menggembalakan domba milik tuannya di hutan yang letaknya tidak jauh dari kampungnya. Hutan itu tampak gelap alasannya banyak pohon yang daun-daunnya sangat rimbun. Karena sudah usang tinggal di sana, ia pun mulai bosan. Untuk mengusir kebosanannya, penggembala selalu menghibur diri dengan bermain bersama anjingnya. Untuk mengusir sepi, ia pun sering memainkan serulingnya.
InsidenPada suatu hari dikala ia menggembalakan dombanya, ia teringat pada pesan tuannya semoga beliau berteriak meminta proteksi apabila melihat serigala mengintai dombanya. Orang kampung akan tiba membantu apabila mendengar teriakan itu. Di tengah sepinya hutan, timbullah pikiran iseng penggembala domba. Ia membayangkan suatu kelucuan dikala melihat orang kampung berlari ke arah hutan apabila beliau berteriak. Sekarang anak gembala itu mencobanya. Walaupun ia tidak melihat seekor serigala, ia berpura-pura lari ke arah kampung dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”. Seperti yang beliau duga, orang-orang kampung yang mendengar teriakannya itu cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut. Akan tetapi, mereka sangat terkejut alasannya tidak menemukan serigala dan melihat anak gembala yang berteriak itu tertawa terbahak-bahak. Anak gembala itu tertawa alasannya berhasil menipu orang-orang kampung. Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala! serigala!”, orang-orang kampung kembali berlari dan tiba untuk menolongnya. Mereka kembali terkejut alasannya hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak.

Pada suatu sore dikala matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar tiba dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak tersebut. Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, “Serigala! serigala!” Akan tetapi, orang-orang kampung hanya membisu walaupun mereka mendengar teriakan anak gembala. Mereka tidak tiba untuk membantu anak itu. “Dia tidak akan sanggup menipu kita lagi,” kata mereka. Serigala itu berhasil menerkam dan memakan domba yang digembalakan oleh penggembala, kemudian lari kembali masuk ke dalam hutan.
InterpretasiKebohongan yang dilakukan anak itu telah merugikan dirinya sendiri. Ia terpaksa kehilangan domba alasannya dimakan oleh serigala. Sendainya ia tidak membohongi orang kampung, tentu orang kampung akan tiba membantu sehingga dombanya tidak dimakan serigala. Mereka tidak membantu alasannya tidak percaya pada teriakan minta tolong anak itu lagi.
Diolah dari sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Anak-Penggembala-dan-Serigala

Teks “Penggembala Domba dan Serigala” di atas tidak akan sanggup dipahami, baik tujuan maupun pesan atau interprertasi yang ada di dalamnya apabila tidak sanggup menangkap makna teks tersebut. Untuk mengetahui dan menangkap makna kosakata dan kalimat yang terdapat di dalamnya sanggup dilakukan dengan cara memilih makna kata-kata dan menciptakan kalimat dengan kata-kata berikut
No.Kata-kata SulitDeskripsi Makna/DefinisiKalimat
1.gembala,
menggembala
penjaga atau pemiara binatang (ternak);Setiap hari sepulang sekolah, anak yangpintar itu menggembala sapi di sawah dekatrumahnya.
2.penggembalaorang yang menggembalakan (binatang ternak, binatang piaraan); tukang gembala;Di tengah perjalanan, mereka berjumpa dengan seorang penggembala yang sedang pulang bersama ratusan kambing penggembalaannya.
3.rimbunberdaun dan bercabang banyak: Pohon mangga paling banyak ditanam di komplek perumahan alasannya sanggup tumbuh dengan cepat, rimbun, buah sanggup dimakan
4.mengusirmenyuruh pergi dengan paksa; menyuruh (orang lain) meninggalkan tempat; menghalau:Mengusir nyamuk dari badan yaitu cara terbaik semoga tidak tergigit. 
5.mengintaimengamat-amati dari jarak jauh atau dari daerah tersembunyi (gerak-gerik orang yang dicurigai, musuh, dan sebagainya); Anies Baswedan mengingatkan ada orientasi lain yang lebih ganas yang sedang mengintai para siswa baru.
6.isengmerasa menganggur (tidak ada yang perlu segera dikerjakan); (berbuat atau mengerjakan sesuatu supaya jangan menganggur) sebagai perintang-rintang waktu; Dodo yaitu salah satu anak yang jahil dan iseng di sekolahnya.
7.terbahak-bahaknyaring dan keras atau keras-keras (tentang tertawa):Mereka heran alasannya melihat beberapa anak kecil yang sedang tertawa terbahak-bahak.
8.menipumengenakan tipu muslihat; mengakali; memperdayakanMenipu diri sendiri sanggup menciptakan kita kehilangan sesuatu yang benar-benar berharga bagi kita.
9.kampungkesatuan manajemen terkecil yang menempati wilayah tertentu, terletak di bawah kecamatan;desa; dusunKampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari imbas Hindu menuju imbas Islam di Jawa Barat.
10.menerkammenubruk (meloncat) untuk mencekam (menangkap); menerpa:Selagi insan mentaati hukum serta sopan santun didalam Rimba, percayalah bahwa harimau tidak akan menerkam anda.

Makna yang disampaikan penulis pada bab orientasi, insiden, dan interpretasi antara lain sebagai berikut.
  1. Orientasi : Dalam bekerja kita harus bersungguh-sungguh dan jangan cepat merasa bosan.
  2. Insiden : Kita dihentikan melaksanakan kebohongan alasannya sekali kita berbohong selanjutnya orang tidak akan percaya kepada kita lagi.
  3. Interpretasi : Kebohongan yang dilakukan anak itu telah merugikan dirinya sendiri. Mereka tidak membantu alasannya tidak percaya pada teriakan minta tolong anak itu lagi.

Pesan moral dari dongeng ini, berhati-hatilah didalam pergaulan hidup ini, ada peluang untuk berbuat yang tidak baik untuk mencapai harapan kita, salah satunya yaitu degan berbohong. Apabila kebohongan seorang pendusta terungkap, sulit rasanya bagi orang lain mempercayainya lagi. Sekalipun apa yang dikatakan pendusta itu yaitu sebuah kebenaran.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel