Perencanaan Wirausaha Asinan Bogor

Perencanaan wirausaha ialah langkah awal untuk memulai usaha. Bila akan mengadakan kegiatan, biasanya dibentuk satu proposal, sebagai pengajuan planning kegiatan. Begitu pula dalam bisnis, harus dibentuk suatu perencanana dan dituangkan dalam bentuk sebuah proposal. Proposal perjuangan meliputi banyak sekali hal yang terkait dengan perjuangan atau bisnis tersebut, diantaranya jenis produk yang dipilih, kapasitas produksi, alat dan mesin, materi bakunya, proses produksi dan pengemasan, hitungan harga pokok produksi dan harga jual, asumsi keuntungan dan berapa usang modal akan kembali, serta perencanaan pemasaran.

Perencanaan Wirausaha berisi tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu usaha. Dalam mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha akan lebih baik dengan pembuatan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan perjuangan merupakan alat yang paling ampuh untuk menentukan prioritas,mengukur kemampuan, mengukur keberhasilan, dan kegagalan usaha. Perencanaan pendirian perjuangan akan memperlihatkan uraian perihal langkah-langkah apa saja yang harus diambil, semoga sesuai sasaran, baik berupa target, petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, stategi, taktik, jadwal biaya, dan kebijaksanaan. Perencanaan pendirian perjuangan yang dibentuk secara tertulis merupakan perangkat yang sempurna untuk mengendalikan perjuangan semoga fokus pelaksanaan usahanya tidak menyimpang.

Beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika akan mendirikan usaha, yaitu meliputi : (i) Nama perusahaan, (ii) Lokasi perusahaan, (iii) Jenis Usaha, (iv) Perijinan usaha, (v) Sumber Daya Manusia (SDM), (vi) Aspek Produksi, dan (vii) Aspek Pemasaran.

1. Pemilihan Jenis Usaha
Pada belahan ini harus diuraikan dengan terang alasan menentukan perjuangan yang ditetapkan. Di bawah ini akan diuraikan pola mengapa menentukan asinan sebagai pilihan.

Asinan merupakan salah satu produk masakan khas Bogor yang banyak digemari konsumen. Rasa asinan yang segar, memang relatif sangat disukai, begitu pula dengan harganya yang relatif terjangkau. Hal tersebut menjadi alasan mengapa produk ini sangat digemari oleh banyak kalangan.

Bahan baku asinan sangat gampang didapat dan sanggup pula diubahsuaikan dengan ketersediaan buah dan sayur yang ada di setiap daerah. Proses pengolahannya pun cukup sederhana, tidak memerlukan banyak investasi peralatan, hal ini menjadi pilihan menarik untuk memulai perjuangan ini.

Sejatinya, produk asinan ini bukan produk gres bagi masyarakat kita, namun dengan menambahkan sedikit penemuan dalam hal rasa dan kemasan, akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen menentukan produk ini. Saat ini hambatan dari asinan tersebut ialah keawetan dan kemasan yang kurang nyaman untuk dibawa dijadikan oleholeh. Pemilihan materi baku dan materi kemasan yang baik, tentu akan meningkatkan daya simpan (keawetan) dari produk ini serta fasilitas membawa sehingga cocok untuk oleh-oleh.

2. Nama Perusahaan
Dalam pengembangan perjuangan Asinan Bogor, perusahaan ini diberi nama CV. Pangan Sukses Makmur, dengan pendiri perusahaan terdiri atas tiga orang.

3. Lokasi Perusahaan
Lokasi perjuangan ditentukan di kawasan yang akrab dengan materi baku, tidak jauh dari lokasi rumah para pengelola, dan tidak terlalu jauh juga dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal sanggup memakai salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal.

4. Perijinan Usaha
Ijin perjuangan yang disiapkan, antara lain NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten dan Ijin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten, serta registrasi merek pada Departemen Kehakiman.

5. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM yang diharapkan untuk perjuangan Asinan Bogor ialah Tiga orang pendiri, yang memiliki kiprah masing-masing sebagai: (i) Penanggung jawab produksi, (ii) Penanggungjawab pemasaran, dan (iii) Penanggungjawab manajemen dan keuangan. Enam orang karyawan, yaitu 3 (tiga) orang untuk belahan produksi, 2 (dua) orang untuk belahan pemasaran dan 1 (satu) orang untuk belahan administrasi.

6. Aspek Produksi
Di belahan ini diuraikan semua aspek produksi secara detail meliputi peralatan yang diperlukan, materi baku, materi kemasan, materi perhiasan pangan dan teknologi proses pengolahannya. Di bawah akan dipaparkan pola aspek produksi perjuangan Asinan Bogor. Peralatan yang diharapkan untuk memproduksi asinan sebanyak 500 cup per hari.
No.Jenis AlatSpesifikasiJumlah (unit)
1. Cup Sealer 􀀃manual Manual, dengan diameter ukuran seal 􀀃82 dan 92 mm 1
2. Pisau Terbuat dari stainless steel 5
3. Talenan Terbuat dari teflon 5
4. Baskom Plastik Terbuat dari food grade 5
5. Panci Stainless Steel Terbuat dari SS 34 2
6. Kompor Dilengkapi dengan regulator bertekanan 1
7. Literan Ukuran 1000 ml 2
8. Timbangan Digital 1
9. pH Meter Hand pH meter 1
10. Refraktometer Hand Refraktometer 0-28 °Brix 1
11. Alat Lainnya Sendok, pinset dan alat bantu lainnya 1

Bahan baku, materi perhiasan pangan (BTP) dan kemasan yang dibutuhkan dalam pembuatan Asinan Bogor
No.BahanSpesifikasi
1. Bengkuang Segar dan tidak busuk
2. Pepaya Mengkal (matang 75%)
3. Kedongdong Tua dan tidak busuk
4. Nanas Mengkal dan masih keras
5. Bumbu-bumbu Dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak busuk
6. Kemasan mangkok Gunakan yang tahan suhu di atas pemanasan 85°C.
7. Tutup mangkok Gunakan yang tahan suhu di atas pemanasan 85°C.
8. Kardus Double Corroughted Caroon
9. Sendok Plastik dan food grade
10. Lakban Plastik

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi asinan 500 cup per hari
ProduksiPemasaran dan Administrasi
PriaWanitaPriaWanita
1221

Pada tahap ini harus dijelaskan dengan lengkap tahapan proses pengolahan untuk produk yang dipilih. Pada produk asinan, pengolahan asinan ialah sebagai berikut :
  1. Siapkan buah-buahan yang akan digunakan, menyerupai yang sudah dijelaskan sebelumnya perihal pengolahan dan pengemasan asinan
  2. Siapkan bumbu, cabai dihancurkan kemudian disaring, gula dilarutkan juga disaring, dimasukkan ke dalam panci stainless steel, dicampur dengan garam dan cuka
  3. Siapkan cup sealer machine, atur suhunya
  4. Siapkan kemasan cup mangkok dan tutupnya
  5. Lakukan pengisian, dengan hukum menyerupai pada sub belahan E perihal pengolahan dan pengemasan asinan
  6. Pasteurisasi, suhu 75-80°C selama 30 menit
  7. Pendinginan dengan air mengalir
  8. Pengemasan

7. Aspek Keuangan
Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500 mangkok asinan, masing-masing berisi 240 gram asinan (buah dan kuah). Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap, dan tidak tetap (variabel) untuk asinan disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi materi pembelajaran kalau akan menciptakan perencanaan kewirausahaan jenis produk lainnya.

a. Investasi Alat dan Mesin
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, menyerupai ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada proses produksi asinan, alat dan mesin yang dibutuhkan pada Tabel 4.
No.Jenis AlatJumlah (Unit)@(dalam ribu Rp)Σ (dalam ribu Rp)
1. Cup Sealer 􀀃manual 1 1.200 1.200
2. Pisau 5 20100
3. Talenan 5 1575
4. Baskom Plastik 5 25125
5. Panci Stainless Steel 2 300600
6. Kompor 1 600600
7. Literan 2 2040
8. Timbangan 1 200200
9. pH Meter 1 400400
10. Refraktometer1 1.5001.500
11. Alat Lainnya 1 200200
Jumlah (Rp)5.040
Biaya Penyusutan/bulan = total investasi/umur alat = (5.040/60 bulan)84

b. Biaya Tidak tetap (Variabel)
Biaya tidak tetap ialah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya tidak tetap, sanggup berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya materi baku, materi pembantu, dan materi kemasan. Pada proses produksi asinan, kebutuhan materi baku pada Tabel 5.
No.Bahan BakuJumlah@(ribu Rp)Harga (ribu Rp)
1. Bengkuang 30 kg 8,00 240,00
2. Pepaya 30 kg 3,0090,00
3. Kedongdong 18 kg 10,00180,00
4. Nenas 18 kg 5,0090,00
5. Bumbu-bumbu 70 lt 5,00350,00
6. Kemasan mangkok 525 0,30157,50
7. Tutup mangkok 525 0,0526,25
8. Kardus 22 2,0044,00
9. Sendok 525 0,0842,00
10. Lakban2 10,0020,00
Jumlah per satu kali produksi ((Rp)1.221, 75
Jumlah per bulan (Rp)24.435,00

c. Biaya Tetap
Biaya tetap ialah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya. Pada produk asinan biaya tetap yang dibutuhkan tersaji pada Tabel 6.
No.ItemJumlah (dalam ribu Rp)
1. Tenaga kerja tetap (6 orang x Rp 750.000) 4.500,00
2. Listrik/air 1.500,00
3. Gas 1.200,00
4. Penyusutan alat 84,00
5. Biaya lainnya 100,00
Total biaya per bulan 7.384,00
Total biaya per hari 369,20

d. Total Biaya
Total biaya ialah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap. Pada proses produksi asinan, total biaya yang dibutuhkan adalah
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp 1.221.750 + Rp 369.200
= Rp 1.569.950

Related:

    e. Harga Pokok Produksi (HPP)
    Harga Pokok Produksi (HPP) ialah harga pokok dari suatu produk, dimana kalau dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk sanggup menentukan harga jual, dimana harga jual ialah HPP ditambah margin keuntungan yang akan diambil. Untuk produk asinan ini HPP nya ialah :
    Total Biaya / Jumlah produksi
    Rp 1. 569.950,- / 500 = Rp. 3140,-

    f. Harga Jual
    Harga jual ialah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapat produk tersebut. Harga jual sanggup ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu lebih murah, alasannya ialah jalan masuk distribusi (agen, toko, counter, dll) tentu juga harus mendapat keuntungan.

    Pada produk asinan dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP nya yaitu Rp 3.140,- dan produk pesaing dengan volume yang relatif sama dijual berkisar Rp 6.000,- hingga Rp 8.000,-, maka ditetapkan harga jual dari pabrik ialah Rp 5.000,- (pada Tabel 7), dengan impian di tingkat konsumen harganya ialah Rp 6.000,- hingga Rp 7.000,-
    No.SatuanHarga satuan (dalam ribu Rp)
    1. Mangkok 240 gram 5
    2. Karton isi 12 mangkok 60

    g. Penerimaan Kotor
    Penerimaan kotor ialah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi asinan ini, jumlah penerimaan kotor pada Tabel 8.
    Jenis KemasanJumlah (cup)Satuan (Rp)Total (Rp)
    Mangkok 240 g 500 5.000 2.500.000
    Total (Pp)2.500.000

    h. Pendapatan Bersih (Laba)
    Pendapatan higienis ialah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sesudah dipotong total biaya. Pada produksi asinan ini, jumlah penerimaan higienis ialah : Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor–Total biaya
    = Rp 2.500.000 – Rp 1.569.950
    = Rp 930.050

    Kaprikornus asumsi pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 mangkok asinan, akan mendapat laba/keuntungan sebesar Rp 930.050,- (sembilan ratus ribu lima puluh rupiah).
     Perencanaan wirausaha ialah langkah awal untuk memulai perjuangan Perencanaan Wirausaha Asinan Bogor
    8. Aspek Pemasaran
    Ada banyak cara untuk memasarkan produk asinan ini, tentu diubahsuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat.
    1. Tahap pertama dimulai dengan yang kecil, kenalkan asinan kepada sahabat sahabat dekat, sahabat sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau sahabat bermain. Berilah sedikit tes produk semoga mereka bisa merasakan asinan buah buatan kau supaya mereka tertarik membeli.
    2. Bila asinan mulai sanggup diterima dan banyak penggemar, mulailah merambah pasar gres dengan menitipkannya di warung, di toko, atau di kantin sekolah
    3. Manfaatkanlah teknologi internet dan social network menyerupai Facebook dan twitter sebagai sarana penjualan yang lain, perbanyaklah sahabat dan follower, untuk memperluas pemasaran. Dapat juga dengan menciptakan blog gratis atau website yang berbayar dengan harga yang relatif terjangkau.
    4. Gunakan penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang menjalaninya. Sebagai pola sanggup memanfaatkan munculnya fenomena “pasar kaget” di hampir setiap kota di Indonesia, juga ketika ada momen “Car free day”, atau pada kesempatan lainnya

    Related Posts

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel