Berdialog Memakai Teks Anekdot
Tuesday, August 4, 2020
Edit
Hampir semua orang pernah melaksanakan obrolan dalam aktivitas sehari-hari. Bahkan berdasarkan dokter bayi yang masih berada dalam kandungan pun sanggup melaksanakan obrolan dengan ibunya. Dialog merupakan aktivitas berbicara, bertukar pikiran, dan gagasan. Dialog ialah percakapan antara 2 orang atau lebih, atau obrolan sanggup diartikan juga sebagai komunikasi yang mendalam yang memiliki tingkat dan kualitas yang tinggi yang mencangkup kemampuan untuk mendengarkan dan juga saling menyebarkan pandangan satu sama lain.
Dalam teks anekdot pun dikenal anekdot monolog dan anekdot dialog. Anekdot monolog merupakan wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif. Makara si pembicara hanya berbicara sendiri tanpa ada reaksi dari partisipan yang lain. Sedangkan anekdot obrolan merupakan wacana yang disampaikan oleh dua orang atau lebih. Makara komunikasi dalam anekdot obrolan bersifat tidak hanya searah saja.
Anekdot ialah dongeng singkat yang menarik sebab lucu dan mengesankan, biasanya anekdot berdasarkan insiden yang sebenarnya. Yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Bisa saja yang menjadi partisipan ialah siswa maupun guru yang berada di sebuah sekolah. Teks anekdot berisi insiden yang menciptakan jengkel atau konyol partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol ibarat itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari kontradiksi antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal.
Anekdot sanggup berasal dari aktivitas siswa selama di sekolah. Misalnya saja pada dikala berlangsung aktivitas berguru mengajar maupun pada aktivitas lain yang dilaksanakan oleh sekolah. Pada pola anekdot bertema lingkungan sekolah ibarat di bawah ini menceritakan aktivitas pengajian yang dilaksanakan di sebuah sekolah. Anekdot tersebut berupa obrolan antara beberapa orang yang ada dalam aktivitas tersebut. Contoh Anekdot dalam bertema lingkungan sekolah dalam bentuk Dialog antara lain ibarat di bawah ini.
Alas Kaki Harus DilepasAnekdot ialah dongeng singkat yang menarik sebab lucu dan mengesankan, biasanya anekdot berdasarkan insiden yang sebenarnya. Yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Bisa saja yang menjadi partisipan ialah siswa maupun guru yang berada di sebuah sekolah. Teks anekdot berisi insiden yang menciptakan jengkel atau konyol partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol ibarat itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari kontradiksi antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal.
Anekdot sanggup berasal dari aktivitas siswa selama di sekolah. Misalnya saja pada dikala berlangsung aktivitas berguru mengajar maupun pada aktivitas lain yang dilaksanakan oleh sekolah. Pada pola anekdot bertema lingkungan sekolah ibarat di bawah ini menceritakan aktivitas pengajian yang dilaksanakan di sebuah sekolah. Anekdot tersebut berupa obrolan antara beberapa orang yang ada dalam aktivitas tersebut. Contoh Anekdot dalam bertema lingkungan sekolah dalam bentuk Dialog antara lain ibarat di bawah ini.
Related:
Suatu hari, diceritakan disebuah sekolah yang sangat populer dengan prestasi dan kebersihan lingkungannya. Pada dikala akan diadakan pengajian di Masjid yang ada di sekolah tersebut sekolah mengundang Ustadz muda yang masih seumuran dengan bawah umur di sekolah tersebut. Karena tergesa-gesa masuk daerah wudlu rupanya beliau telat tiba untuk memperlihatkan ceramah pada program yang diadakan oleh sekolah tersebut. Penampilanya juga tidak memperlihatkan ia seorang ustadz beliau hanya mengenakan kemeja batik yang lengannya digulung. Karena terburu-buru ustadz tersebut lupa membuka bantalan kakinya, beliau nyelonong saja masuk, tiba-tiba....
Siswa | : | (Sambil melotot) Hai, kalau mau masuk buka sendalnya dong! |
Ustadz | : | (Menolek ke arah datangnya suara) Eeee, maaf saya tidak tahu.(buru-buru melepas sandalnya dan menaruhnya di luar daerah wudlu) |
Siswa | : | Kan di depan ada tulisannya "Alas kaki harap di lepas" |
Siswa tersebut kelihatan kesal, kalimatnya ketus. Lalu ia menyemprot bekas kaki ustadz tadi sambil terus ngedumel tidak karuan melampiaskan kekesalannya. Ustadz sudah memasuki ruang ceramah yang ada di masjid tersebut. Dia berceramah perihal iman dengan bahasa yang lezat didengar. Tak usang lalu Ustadz melihat siswa yang tadi ngedumel di daerah wudlu. Ustadz mengarahkan pandangannya ke arah siswa tersebut sambil tersenyum. | ||
Ustadz | : | Ibu dan ayah ialah kedua orang renta yang sangat besar jasanya kepada anaknya. Jasa mereka harum sepanjang jalan. Sepatutnya kita menghormati mereka dan bertutur yang baik dan sopan. Apakah kalian sudah melaksanakan hal tersebut? (menatap siswa) |
Seluruh siswa | : | Sudah Pak! |
Ustadz | : | Namun di samping itu seorang anak pun harus memperhatikan perilaku terhadap kedua orang tua. Karena jikalau kita berkata menyinggung hati dan melukai ibu dan atau ayah ialah perbuatan durhaka kepadanya. Durhaka kepada orang renta ialah termasuk dosa besar, namun jikalau kita meminta maaf kepada orang renta kita, dosa kita akan dihapuskan. |
Siswa tersebut kelihatan salah tingkah sebab tidak menyangka kalau orang yang barusan ia damprat di daerah wudlu ialah seorang ustadz yang memperlihatkan ceramah perihal bertutur kata yang baik terhadap kedua orang tua. Ustadz tersebut terus memperlihatkan ceramah hingga program selesai. Ketika program simpulan siswa tersebut segera menghampiri ustadz dan meminta maaf atas tindakan yang dilakukan. | ||
Siswa | : | Saya mau minta maaf atas insiden tadi, Pak!. Saya tidak mau menjadi anak durhaka. (mengulurkan tangan) |
Ustadz | : | Sama-sama nak, saya juga minta maaf sebab terburu-buru lupa melepas bantalan kaki! |
Siswa | : | Sama-sama Pak, terima kasih. |
Kebersihan lingkungan memang harus dijaga, namun dalam menjaga kebersihan lingkungan juga tidak meninggalkan kebiasaan baik untuk bertutur kata yang baik terhadap orang yang lebih tua. Manusia merupakan daerah kesalahan, tidak ada insan yang sempurna. |