Bernegosiasi Dengan Pengusaha
Tuesday, August 4, 2020
Edit
Negosiasi yakni bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Proses Negosiasi dilakukan antara lain dengan pihak yang mempunyai kegiatan (pihak pertama) memberikan maksud dengan kalimat santun, jelas, dan terinci. Kemudian, pihak kawan bicara menyanggah kawan bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud pihak pertama. Selanjutnya, pemilik kegiatan mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan kawan bicara disertai dengan alasan yang logis. Akhirnya terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi.
Negosiasi sanggup dikelompokkan menurut situasi menjadi perundingan formal dan nonformal. Negosiasi formal merupakan perundingan yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-ciri perundingan formal yakni adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum. Oleh alasannya yakni itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati sanggup diperkarakan ke ranah hukum. Contoh perundingan formal yakni perundingan antar dua perusahaan.
Negosiasi nonformal sanggup terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Misalnya perundingan antara ayah dan anak. Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hukum. Negosiasi juga sanggup terjadi sebagai balasan terhadap usulan kegiatan dari pihak pertama kepada pihak kedua. Sebagai contoh, sebuah organisasi sosial sebagai pihak pertama mengajukan usulan kegiatan wacana pemberdayaan perjuangan rumah tangga di wilayah kecamatan tertentu kepada pemerintah kabupaten sebagai pihak kedua. Agar usulan itu menguntungkan kedua belah pihak, wakil dari setiap pihak perlu bertemu untuk melaksanakan negosiasi.
Berikut teladan teks perundingan yang menggambarkan pemecahan konflik kepentingan antara dua belah pihak. Struktur teks pembukaan, isi, dan epilog menyerupai berikut ini
Negosiasi Penjual dan Satpol PP
Satpol PP | : | Selamat pagi, Bu! | Pembukaan |
Penjual | : | Selamat pagi. Ada apa Pak? | |
Satpol PP | : | Kami dari Satpol PP ingin berbicara dengan Anda. | |
Penjual | : | Silahkan, Pak! | |
Satpol PP | : | Ma'af, Bu. sebaiknya ibu jangan berdagang di tempat ini, kasihan para pengendara ingin lewat, disamping itu jalan ini pun memang sudah terlalu sempit. | Isi |
Penjual | : | Wah, pak kenapa bisabegitu? saya sudah berapa ahad jualan disini. | |
Satpol PP | : | Bukan begitu, Bu. Kami disini berusaha biar sarana umum sanggup dipakai untuk kepentingan umum. | |
Penjual | : | Maksudnya? | |
Satpol PP | : | Trotoar jalan dipakai untuk pejalan kaki, bukan untuk tempat berjualan. Tempat berjualan ya di pasar. | |
Penjual | : | Wah, pak. Kalau saya berjualan di pasar saya harus menyewa kios yang harganya sangat mahal. Bagaimana saya bisa memperoleh untung jikalau uang saya habis untuk membayar sewa kios. Tolong pikirkan nasib saya, pak. | |
Satpol PP | : | Itulah kita sebagai warga negara, ada kewajiban dan hak yang harus diperhatikan. Para pengguna jalan melaksanakan kewajibannya membayar pajak, dan mendapat haknya untuk sanggup menikmati layanan kemudahan umum menyerupai jalan ini. | |
Penjual | : | Maaf, pak. Saya berjualan di sini setiap harinya membayar kewajiban saya dengan membayar retribusi. Apa salah saya, pak? | |
Satpol PP | : | Kepada siapa anda membayar retribusi, bu? | |
Penjual | : | Saya membayar kepada bapak-bapak berseragam yang setiap hari menarik iuran kepada saya. | |
Satpol PP | : | Dalam peraturan tempat tidak ada retribusi dari penjual yang berdagang di trotoar, yang yakni retribusi untuk para pedagang yang berjualan di tempat-tempat yang diperbolehkan misalnya yakni pasar. | |
Penjual | : | Saya mohon akal bapak, ijinkanlah saya berjualan di sini. | |
Satpol PP | : | Maaf, bu. Peraturan dibentuk untuk dilaksanakan. Saya tidak bisa memenuhi seruan ibu. Silahkan bawa barang-barang dagangan ibu dari sini dan mulai ketika ini ibu dihentikan berjualan di trotoar lagi. | |
Penjual | : | Baiklah, pak. Saya akan bawa barang-barang jualan saya dan pergi dari sini. | |
Satpol PP | : | Terima kasih bu atas pengertian ibu. | Penutup |
Penjual | : | Saya juga mengucapkan terima kasih pak atas penjelasannya. | |
Satpol PP | : | Ya, terima kasih. Selamat pagi. | |
Penjual | : | Selamat pagi. (membereskan barang dagangannya) |
Berikut ini contoh teks perundingan dalam jual beli sebuah mobil. Struktur teks terditi dari orientasi^Permintaan^pemenuhan^penawaran^persetujuan^pembelian^penutup menyerupai di bawah ini.
Teks Negosiasi Penjual dan Pembeli
Related:
1. | Penjual | : | Selamat pagi, Pak! | Orientasi |
2. | Pak Mulyadi | : | Selamat pagi. | |
3. | Penjual | : | Silahkan duduk. Dengan Pak Mulyadi bukan ? | |
4. | Pak Mulyadi | : | Benar pak, saya yang menghubungi bapak tadi pagi. Dari foto yang ditampilkan di Koran tersebut, saya tertarik ingin melihat kendaraan beroda empat tersebut secara dekat, alasannya yakni menurut foto yang saya lihat, kelihatannya kendaraan beroda empat bapak masih dalam keadaan higienis dan baru. | Permintaaan |
5. | Penjual | : | Betul sekali, kendaraan beroda empat itu gres saya beli sekitar 2 tahun yang lalu, dan kondisinya sangat manis sekali, saya menjualnya alasannya yakni ingin mengganti kendaraan beroda empat yang baru. | |
6. | Pak Mulyadi | : | Bisa saya lihat kendaraan beroda empat itu sekarang, Pak? | |
7. | Penjual | : | Tentu, tentu Pak. Silahkan lewat Pak. (berjalan menuju garasi mobil). | Pemenuhan |
8. | Pak Mulyadi | : | Iya, Pak. Persis menyerupai foto yang terpajang dan warnanya juga masih mengkilat menyerupai baru. | |
9. | Penjual | : | Tentu saja Pak. Mobil ini selalu saya rawat, tak ada satu butir debu pun tidak akan saya biarkan menyentuh kendaraan beroda empat ini (tersenyum simpul) | |
10. | Pak Mulyadi | : | Berbicara mengenai barangkan sudah terang ini, Pak. Kalau boleh, harga berapa kendaraan beroda empat tersebut akan bapak lepas ? | Penawaran |
11. | Penjual | : | Harga kendaraan beroda empat dengan kondisi menyerupai itu, saya mematok harga Rp 225 juta, bisa nego Pak. | |
12. | Pak Mulyadi | : | Wah, cukup tinggi ya pak harganya. Bagaimana kalau 200 juta saja Pak? Sebenarnya saya hanya punya anggaran sekitar 200 juta, Pak. Itupun tidak cash hari ini. | |
13. | Penjual | : | Belum boleh Pak. Bagaimana kalau 220 juta Pak? Dengan kondisi kendaraan beroda empat yang menyerupai bapak lihat saya kira itu tidak terlalu tinggi. | |
14. | Pak Mulyadi | : | Wah, masih belum sreg harganya, Pak. Bagaimana kalau 210 juta? Saya kira itu harga yang pas untuk kendaraan beroda empat Anda. | |
15. | Penjual | : | Belum boleh, Pak. Naik sedikit lagi. | |
16. | Pak Mulyadi | : | Ok, saya berani bayar kendaraan beroda empat Anda 215 juta. | Persetujuan |
17. | Penjual | : | Ya, okelah Pak. Sepertinya harga yang menarik, sepakat pak, tetapi pembayarannya sesuai dengan seruan bapak tadi, | Pembelian |
18. | Pak Mulyadi | : | Pembayarannya yang 200 juta tunai hari ini, dan sisanya akan saya berikan jikalau kendaraan beroda empat telah saya terima ditempat saya, bagaimana, Pak? | |
19. | Penjual | : | Ya, terima kasih Pak Mulyadi. Senang bekerja sama dengan anda dan semoga transaksi ini dilakukan dengan tulus dan semoga kendaraan beroda empat ini menambah berkah bagi bapak. | Penutup |
20. | Pak Mulyadi | : | Sama-sama Pak. Saya pulang kini dan saya tunggu kedatangan kendaraan beroda empat ini di rumah, ini alamat rumah saya (memberikan kartu nama). | |
21. | Penjual | : | Selamat jalan Pak. Silahkan tunggu saja dalam waktu dua hari dari kini kendaraan beroda empat akan hingga di rumah bapak. |
3. Teks Negosiasi Antara Pengusaha dan Bank
Berikut ini teladan teks perundingan antara pengusaha dan pihak bank. Struktur teks terdiri dari orientasi^pengajuan^penawaran^persetujuan^penutup. menyerupai di bawah ini.
1. | Pengusaha | : | "Selamat siang ”. | Orientasi | |||||
2. | Pihak Bank | : | ”Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu? ” | ||||||
3. | Pengusaha | : | ”Ya, saya ingin bertemu dengan kepala bab kredit.” | ||||||
4. | Pihak Bank | : | "Kebetulan, saya yakni kepala bab kredit bank ini. Silahkan duduk!" | Pengajuan | |||||
5. | Pengusaha | : | ”Terima kasih. Begini pak. Saya akan membuatkan perjuangan saya dalam bidang ekspor mebeler, jadi saya akan mengajukan kredit | ||||||
6. | Pihak Bank | : | ”Berapa jumlah uang yang Anda butuhkan untuk membuatkan perjuangan Anda tersebut ? | ||||||
7. | Pengusaha | : | Saya membutuhkan dana sebesar 300 juta rupiah. bisakah saya mendapat santunan dari bank ini?” | Penawaran | |||||
8. | Pihak Bank | : | ”Maaf, Pak. Jumlah santunan yang bapak usikan terlalu besar sehingga kami belum bisa memperlihatkan pinjaman. Bagaimana jikalau sebesar 200 juta saja Pak?” | ||||||
9. | Pengusaha | : | ”Apa tidak bisa lebih dari itu Pak ? Saya kan sudah usang menjadi nasabah di bank ini dan saya juga membutuhkan suntikan dana yang besar untuk perjuangan saya, pak. Jika dana yang saya dapatkan hanya sebesar itu belum sanggup memenuhi sebagian kebutuhan dana kami. | ||||||
10. | Pihak Bank | : | ”Kami sangat menghargai kesetiaan Anda pada bank ini. Tetapi belum bisa memperlihatkan santunan sebesar itu untuk jenis perjuangan yang bapak lakukan. Baiklah untuk bapak saya berikan 250 juta. Bagaimana Pak? ” | ||||||
11. | Pengusaha | : | ”Tolong usahakan lebih dari itu Pak. Usaha saya membutuhkan dana sebesar akan saya gunakan untuk membuatkan perjuangan ekspor mebeler ke beberapa negara.” | ||||||
12. | Pihak Bank | : | ”Baiklah Pak. Kami hanya bisa memperlihatkan santunan sebesar 250 juta saja. Itu merupakan batas maksimal kami memperlihatkan penjaman untuk jenis perjuangan yang bapak lakukan. Bagaimana, Pak?” | ||||||
13. | Pengusaha | : | "Baiklah. Akan saya ambil santunan tersebut dan saya minta kalau bisa, uang dicairkan secepatnya pak.” | Persetujuan | |||||
14. | Pihak Bank | : | ”Jika proses administrasinya sudah selesai. Uang tersebut bisa dicairkan besok. Silahkan besok bapak tiba saja ke sini menemui saya.” | ||||||
15. | Pengusaha | : | "Ok, besok saya akan tiba lagi ke sini? ” | ||||||
16. | Pihak Bank | : | ”Kami akan berusaha memperlihatkan pelayanan yang terbaik untuk bapak.” | ||||||
17. | Pengusaha | : | ”Baiklah kalau begitu terima kasih atas kerjasamanya, saya permisi dahulu Pak. Selamat siang!" | Penutup | |||||
18. | Pihak Bank | : | ”Sama-sama Pak. Selamat siang.”(bersalaman) | ||||||
19. | Pengusaha | : | ”Permisi.” (keluar dari bank) |