Membedah Struktur Teks Cerpen “Juru Masak”
Wednesday, August 5, 2020
Edit
Cerita pendek yaitu dongeng singkat berbentuk prosa yang jumlah katanya sekitar 2 hingga 20 halaman. Jika halamannya sudah lebih dari seratus halaman berarti bukanlah cerpen melainkan novel atau dongeng panjang. Struktur teks dongeng pendek ibarat sebuah rumah/ bangunan yang disusun atas banyak sekali unsur (fondasi, dinding, atap, genting, jendela, pintu, dan sebagainya), cerpen sebagai sebuah teks juga dibangun atas beberapa strukturnya. Struktur yang ada dalam teks cerpen yaitu abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda. Struktur tersebut yang saling melengkapi dan saling berafiliasi akan mendukung kekuatan cerita.
Bagian aneh merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks dongeng pendek bersifat opsional, artinya sebuah teks cerpen sanggup saja tidak melalui tahapan abstrak. Pada cerpen “Juru Masak” digambarkan begitu pentingnya kehadiran Makaji, sang juru masak, dalam sebuah perhelatan.
Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan latar dongeng berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya insiden dalam cerpen. Latar dipakai pengarang untuk menghidupkan dongeng dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
Tahapan komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap insiden itu hanya dihubungkan secara lantaran akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya insiden yang lain. Pada tahapan struktur belahan komplikasi akan terdapat abjad atau tabiat pelaku dongeng yang oleh pembaca ditafsirkan mempunyai kualitas moral dan kecenderungan tertentu dan hal itu diekspresikan dalam ucapan dan tindakan tokoh. Dalam komplikasi itulah banyak sekali kerumitan bermunculan.
Kerumitan tersebut sanggup saja terdiri lebih dari satu konfik. Berbagai konflik ini pada hasilnya akan mengarah pada klimaks, yaitu ketika sebuah konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi. Klimaks ini merupakan keadaan yang mempertemukan banyak sekali konflik dan memilih bagaimana konflik tersebut diselesaikan dalam sebuah cerita. Untuk mencapai sebuah selesaian atau leraian, dibutuhkan evaluasi. Pada tahapan penilaian ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
Struktur cerpen berikutnya, yaitu resolusi. Pada belahan resolusi, pengarang akan mengungkapkan solusi dari banyak sekali konflik yang dialami tokoh. Resolusi berkaitan dengan koda. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang sanggup dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.
No. | Struktur Teks | Fungsi Struktur Teks |
1. | Abstrak | Pada tahapan ini, pengarang memperlihatkan ringkasan atau inti dongeng yang akan dikembangkannya menjadi rangkaian insiden yang dialami tokoh imajinasinya. Damhuri Muhammad menggambarkan seorang juru masak berjulukan Makaji yang sangat populer di kampungnya. Tanpa campur tangan dalam meracik bumbu masakan, sebuah perhelatan akan dinilai tidak sukses lantaran tidak berhasil menyuguhkan para tamunya masakan lezat. Begitulah pentingnya kehadiran Makaji dalam dunia masak-memasak di kampong itu, sehingga tidak ada yang sanggup menggantikannya. |
2. | Orientasi | Pada tahapan orientasi, pengarang menceritakan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana yang terjadi dalam sebuah insiden dalam cerpen. Latar dipakai penulis untuk menghidupkan sebuah dongeng dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar ini mengekspresikan watak, baik secara psikis maupun fisik. Beberapa tahun lalu, pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang digelar dengan menyembelih tiga belas ekor kambing dan berlangsung selama tiga hari, tidak berjalan mulus, bahkan hampir saja batal......... .....Di usia senja, ia masih tangguh menahan kantuk, tangannya tetap gesit meracik bumbu, masih besar lengan berkuasa ia berjaga semalam suntuk. |
3. | Komplikasi | Tahapan ini berisi urutan kejadian, dan setiap kejadian-kejadian itu hanya dihubungkan secara lantaran akibat. Peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya insiden yang lain. Pada cerpen juru masak, Damhuri Muhammad menceritakan Azrial pergi merantau lantaran ia dihina oleh keluarga Ronggogeni. Maka dari itu ia merantau untuk merintis kariernya dan menjadi orang sukses. |
4. | Evaluasi | Pada tahapan ini, konflik yang biasanya muncul pada setiap insiden yang terdapat dalam komplikasi sanggup diarahkan/diatur menuju ke tahapan selanjutnya. Sehingga komplikasi tersebut sanggup terlihat tahap-tahap penyelesaiannya dari konflik yang muncul tersebut. Dalam cerpen “Juru Masak” ketika Azrial ingin melupakan Renggogeni, ia kemudian hengkang dari kampung dengan membawa luka hati. |
5. | Resolusi | Pada tahapan ini, resolusi membuktikan perihal sebuah solusi dari konflik yang terjadi.Damhuri Muhammad menggambarkan seorang yang berjulukan Azrial. Azrial yaitu seorang anak juru masak yang bekerja sebagai tukang basuh piring di rumah makan Jakarta. Namun, lantaran kerja keras dan kegigihannya, kini Azrial menjadi orang Lareh Panjang yang sukses dengan mempunyai enam rumah makan dan dua puluh empat anak buah. |
6. | Koda | Pada tahapan terakhir ini, koda berfungsi untuk membuktikan final dari dongeng sebuah cerpen. Pada cerpen karangan Damhuru Muhammad ini, Azrial kini telah sukses, dan ia berkeinginan mengajak ayahnya (Makaji) untuk tinggal bersamanya di Jakarta dan menghabiskan masa tuanya disana dengan Azrial. |
Struktur rangkaian insiden dalam dongeng pendek sering disebut dengan alur atau plot. Rangkaian insiden ini disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan belahan dalam keseluruhan cerita. Alur merupakan perpaduan antara unsur-unsur yang membangun dongeng sehingga merupakan kerangka utama cerita. Alur merupakan suatu jalur kawasan lewatnya rentetan insiden yang merupakan rangkaian teladan tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat di dalamnya.
Related:
Berdasarkan urutan waktu, plot sanggup dibedakan dalam dua kategori yaitu kronologis dan tak kronologis. Plot kronologis disebut sebagai plot lurus, maju atau sanggup dinamakan progresif, sedang yang kedua yaitu sorot balik, mundur, flasback, atau juga disebut sebagai regresi. Plot pada cerpen dikatakan progresif kalau pristiwa-pristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, pristiwa yang pertama diikuti oleh pristiwa-pristiwa yang kemudian. Selanjutnya sebuah novel dikatakan regresi kalau urutan insiden tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhri, gres kemudian tahap awal dongeng dikisahkan.
Menurut Nurgiyantoro (1988), terdapat dua teknik penyampaian cerita, yaitu alur progresif atau alur lurus, yang mengisahkan rangkaian insiden secara kronologis, dan alur regresif (flashback) atau sorot balik, yang urutan insiden ceritanya tidak kronologis atau tidak berurutan. Damhuri Muhammad menyajikan rangkaian insiden dalam cerpen “Juru Masak” tersebut dengan alur progresif