Menemukan Gagasan Beberapa Teks

Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti materi bacaan beraneka dan banyak ragamnya serta waktu yang dipakai cepat dan singkat. Membaca ekstensif merupakan salah satu cara membaca dengan tujuan biar sanggup menjangkau materi bacaan secara luas. Dengan demikian, akan diperoleh sebuah pemahaman yang cukup memadai mengenai sebuah topik atau permasalahan tertentu. Membaca ekstensif sanggup dipakai saat membaca beberapa teks yang mempunyai duduk kasus utama sama. Kita sanggup menarik kesimpulan mengenai teks yang mempunyai duduk kasus utama yang sama, meskipun pembahasan detailnya berbeda.

Supaya bisa menerapkan teknik membaca ekstensif secara baik dan benar memang dibutuhkan sebuah proses latihan yang konsisten (tetap). Selain itu, dibutuhkan pula kemauan berpengaruh untuk sanggup menjangkau bahan-bahan bacaan, baik yang berupa artikel maupun buku. Makin banyak materi yang tersedia, berarti makin baik pula sarana yang tersedia bagi kalian untuk berlatih mempraktikkan teknik membaca ekstensif.

Karena membaca ekstensif merupakan kegiatan membaca secara luas, maka implikasinya antara lain, pertama, bahan-bahan bacaan, baik jenis teks maupun ragamnya haruslah luas dan beraneka. Dengan demikian, siswa akan banyak mempunyai kekuasaan dalam melaksanakan pilihan terhadap materi bacaan tersebut. Pada membaca ekstensif pengertian atau pemahaman yang bertaraf relatif rendah sudah memadai. Karena dalam aktivitas membaca ekstensif tuntutan dan tujuannya pun memang hanya sekedar untuk memahami isi yang penting saja dari materi bacaan yang dibaca tersebut dengan memakai waktu secepat mungkin.

Teknik Membaca Ekstensif
  1. Teknik baca-pilih (selecting) ialah membaca materi bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap mengandung informasi dibutuhkan. Dalam hal ini, pembaca hanya menentukan dan membaca bagian-bagian bacaan yang dibutuhkan saja.
  2. Teknik baca-lompat (skipping) ialah membaca dengan melaksanakan lompatan-lompatan membaca. Maksudnya, bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak sesuai dengan keperluan atau sudah dipahami tidak dihiraukan.
  3. Teknik baca-layap (skimming) ialah membaca dengan cepat (sekilas) untuk memperoleh citra umum isi buku atau bacaan lainnya secara menyeluruh. Teknik ini dipakai untuk (1) mengenali topik bacaan; (2) mengetahui pendapat orang (opini); (3) mengetahui pecahan penting tanpa harus membaca seluruh bacaan.
  4. Teknik baca-tatap (scanning) ialah suatu teknik pembacaan sekilas cepat, tetapi teliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi khusus dari bacaan. Misalnya, untuk mencari nomor telepon, mencari makna kata dalam kamus, mencari keterangan perihal istilah dalam ensiklopedi, mencari aktivitas siaran televisi, dan mengetahui daftar perjalanan.

Cara Membaca Ekstensif Teknik Skimming
Anda sanggup membaca ekstensif dengan langkah-langkah berikut ini.
  1. Mengumpulkan materi bacaan sejenis dari aneka macam atau beberapa sumber. Anda sanggup mencari dari media massa cetak atau elektronik.
  2. Membaca sekilas judul bacaan tersebut.
  3. Membaca satu demi satu setiap bacaan (artikel atau berita) yang sudah Anda kumpulkan. Lakukan dengan cara skimming. Artinya, Anda tidak perlu membaca keseluruhan bacaan.
  4. Mencatat atau memberi tanda pada hal-hal pokok bacaan sambil membaca. Membaca skimming sanggup dilakukan dengan cara mata bergerak pada baris-baris pertama atau terakhir yang mengandung ilham pokok paragraf. Kemudian, gerakan mata melompat dan berhenti pada beberapa fakta, detail tertentu yang penting, dan menunjang ilham pokok.
  5. Meneliti secara sekilas petunjuk-petunjuk lain mengenai informasi yang dibicarakan dalam bacaan tersebut.

Bacalah kedua teks bacaan berikut ini!
ISPA di Indonesia
Seperti di negara berkembang lainnya, angka ajal bayi di Indonesia masih tinggi. Seperempat hingga sepertiga dari ajal usia balita disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pnemonia. Kejadian penyakit pnemonia di negara berkembang 10 s/d 15 kali lebih sering dibandingkan dengan di negara maju. Tingginya jumlah insiden pnemonia ini disebabkan antara lain oleh faktor risiko, menyerupai berat tubuh lahir rendah (BBLR), gizi buruk, dan polusi di dalam rumah.

Selain tingginya ajal yang disebabkan oleh ISPA, diketahui pula bahwa penyakit ISPA merupakan pecahan terbesar dari kunjungan pasien di puskesmas (50% — 60%) dan di pecahan rawat jalan dan rawat inap rumah sakit (15% — 30%). Di samping permasalahan ajal dan kesakitan, banyak biaya dikeluarkan untuk antibiotika yang diberikan pada pengobatan masalah batuk pilek biasa.

Berdasarkan uji coba pemberantasan, diketahui bahwa akhir ajal pnemonia sanggup diturunkan dengan pengobatan secara standar. Studi juga meyakinkan kita bahwa kader di masyarakat sanggup dilatih untuk mengenal pnemonia dan mengobati masalah pnemonia ini dengan antibiotik (bukan untuk masalah pnemonia berat).

Related:

    Pada masa implementasi (penerapan) awal, disusun rencana operasional program, petunjuk pelaksanaan serta pelatihan, baik bagi pengelola aktivitas tingkat provinsi dan kabupaten maupun bagi pelaksana aktivitas di puskesmas/pustu/masyarakat (kader). Adapun tujuan dari aktivitas tersebut ialah untuk menurunkan angka ajal dan penderita ISPA (terutama pnemonia pada usia balita).

    Strategi utama pemberantasan ialah pengobatan masalah secara standar. Di samping itu, aktivitas juga memperlihatkan pengutamaan pada pentingnya perjuangan pencegahan dengan cara imunisasi (campak dan pertusis) serta bekerja sama secara lintas aktivitas bagi pengurangan faktor risiko (berat tubuh lahir rendah dan gizi buruk).

    Ada beberapa tantangan bagi keberhasilan pelaksanaan program, di antaranya ialah (1) keterlibatan para dokter dan paramedis dalam mempraktikkan pengobatan secara standar terhadap setiap penderita ISPA; (2) penyuluhan kesehatan yang efektif kepada masyarakat terutama keluarga yang mempunyai anak balita untuk mengenal gejala penyakit pnemonia biar mereka sanggup mencari kontribusi atau pengobatan dengan segera; (3) pendidikan bagi dokter dan paramedis untuk tidak memperlihatkan antibiotik bagi penderita batuk pilek biasa; (4) perjuangan pencegahan spesifik terhadap penyakit campak dan pertusis dengan cara imunisasi; dan (5) kolaborasi lintas aktivitas untuk mengurangi faktor risiko lain menyerupai berat tubuh lahir rendah, gizi buruk, kekurangan vitamin A, serta polusi.

    Ada beberapa hal yang penting dalam bacaan tersebut, di antaranya berikut.
    1. Angka ajal bayi di Indonesia masih tinggi. Penyebab ajal bayi ialah penyakit ISPA terutama pneumonia. Tingginya insiden pneumonia disebabkan oleh faktor resiko menyerupai berat tubuh lahir rendah , gizi buruk, dan polusi dalam rumah.
    2. Penderita penyakit ISPA merupakan pengunjung terbesar Puskesmas dan rumah sakit.
    3. Kematian akhir pneumonia sanggup diturunkan dengan pengobatan standar dengan cara melatih kader masyarakat mengenal dan mengobati pneumonia dengan antibiotik.
    4. Pada penerapan awal disusun rencana program, petunjuk pelaksanaan dan training bagi pengelola dan pelaksana aktivitas dari tingkat provinsi hingga dengan masyarakat (kader).
    5. Program juga memperlihatkan pengutamaan pentingnya perjuangan pencegahan dengan cara imunisasi serta kerjasama secara lintas aktivitas pengurangan faktor resiko.
    6. Beberapa tantangan pelaksanaan aktivitas diantaranya ialah keterlibatan para dokter dan paramedis, penyuluhan kesehatan yang efektif, pendidikan para dokter dan paramedis, perjuangan pencegahan secara spesifik, dan kerjasama lintas program.

    Related Posts

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel