Merevisi Teks Dongeng Fabel
Tuesday, August 25, 2020
Edit
Merevisi teks kisah fabel merupakan kegiatan yang tidak sanggup dipisahkan dalam rangkaian acara menulis. Tujuannya ialah semoga goresan pena yang disusun terhindar dari banyak sekali kesalahan dan kekeliruan yang fatal. Kesalahan itu baik dari aspek struktur isi maupun bahasa yag kita gunakan. Sebagus apapun isi sebuah kisah tetapi banyak kesalahan, maka kisah itu tidak aka ada yang menyukai. Ada dua aspek yang perlu ditelaah dan direvisi dari sebuah teks kisah fabel semoga teks kisah fabel yang disusun terhindar dari kesalahan yaitu struktur isi dan fitur bahasa.
Berikut beberapa poin yang harus dilakukan ketika merevisi teks kisah fabel :memeriksa dan membetulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan huruf. Memriksa dan membetulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan kata depan. Setelah itu urutkan bagian-bagian teks menjadi urutan yang baik dan menjadi sebuah teks kisah fabel yang baik dan utuh. Untuk memulai merevisi teks fabel bacalah seluruh teks “Landak yang Kesepian”, kemudian temukan belahan teks yang masih salah.
1. Ejaan
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan abjad kecil, bukan abjad kapital. Kata yang mengikuti ditulis dengan abjad kecil bila bukan nama, panggilan, atau julukan. Betulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan abjad kapital berikut menurut teks “Landak yang Kesepian”.
- Di hutan belantara hiduplah seekor Landak. (Di hutan belantara hiduplah seekor landak)
- Si Landak tidak mau bermain dengan hewan lain sebab khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya. (Si landak tidak mau bermain dengan hewan lain sebab khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya.)
- Beberapa waktu kemudian si Landak mengajak Monyet, Kambing, Kancil, dan hewan lainnya untuk bermain bersama. (Beberapa waktu kemudian si landak mengajak monyet, kambing, kancil, dan hewan lainnya untuk bermain bersama.)
- Setelah mendengar tanggapan dari teman-temannya, Si Landak bertambah sedih. (Setelah mendengar tanggapan dari teman-temannya, si landak bertambah sedih.)
- Ketika Si Landak sedang melongo di pinggir sungai, seekor Kura-Kura menghampirinya. (Ketika si landak sedang melongo di pinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya.)
2. Kata Depan
Penulisan “di-” sebagai awalan atau imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Sedangkan, “di” sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Untuk menambah pemahaman ihwal penggunaan kata depan di dan awalan di- pada kata kerja, guru meminta siswa membetulkan penggunaan di sebagai kata depan dan di- sebagai awalan pada kalimat berikut ini.
- Hatinya murung sebab tidak memiliki sobat yang tidak sanggup di ajak berbicara dan bermain. (diajak)
- Aku akan berhati-hati semoga duri ditubuhku tidak menusuk kalian. (di tubuhku)
- Ketika si landak sedang melongo dipinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya. (di pinggir)
- Dia tidak terima melihat teman-temannya di tangkap serigala. (ditangkap)
- Kami takut tertusuk duri dibadanmu itu. (di badanmu)
3. Mengurutkan belahan teks
Related:
Struktur Teks | Kalimat |
Orientasi | Di hutan belantara hiduplah seekor landak. Namanya Landa. Jarang sekali beliau bermain dengan hewan lain. Si landak tidak mau bermain dengan hewan lain sebab khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya. Setiap hari Landak bermain sendiri. Mencari makan pun beliau hanya berani pada malam hari di ketika hewan lain tidur pulas. Hatinya murung sebab tidak memiliki sobat yang sanggup di ajak berbicara dan bermain. Beberapa waktu kemudian si Landa mengajak monyet, kambing, kancil, dan hewan lainnya untuk bermain bersama. Akan tetapi, mereka menolak permintaan itu. “Teman-teman, ayo main bersamaku?” ajak Landa. “Maaf, Landa, bukannya tidak mau bermain bersamamu, tetapi kami takut tertusuk duri di badanmu itu,” seru teman-temannya. Aku akan berhati-hati semoga duri di tubuhku tidak menusuk kalian.” “Tapi maaf, Landa, kami belum bisa,” seru teman-temannya. Setelah mendengar tanggapan dari teman-temannya, Si Landa bertambah sedih. Landa tetap berusaha sekuat tenaga semoga beliau sanggup diterima oleh teman-temannya. Landa berusaha menghibur diri. Dia bernyanyi-nyanyi kecil. Landa selalu berpikir ihwal nasibnya yang nahas itu. Dia berpikir bahwa ini ialah nasibnya. Setelah kejadian itu, Landa semakin tidak berani ke luar rumah. Dia hanya sanggup memandang dari balik jendela hewan lain yang sedang bermain. Landa semakin murung melihat hal itu. Ingin rasanya beliau bergabung dengan temantemannya, tetapi apa daya teman-temannya tidak mau bermain dengannya. |
Komplikasi | Ketika si landak sedang melongo di pinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya. “Hai, siapa namamu? Aku Kuku. Aku perhatikan dari tadi kau melongo saja.” Landa kaget mendengar si kura-kura. Dia bingung, ternyata masih ada yang mau menyapanya. Kuku mengulurkan tangannya ke Landa. Landa menjabat tangan Kuku dengan hati-hati. “Hai, namaku Landa,” jawab landa gembira. “Landa, saya tahu kok kau sedang memiliki masalah. Wajahmu terlihat murung,” kata Kuku. “Ah, tidak apa-apa, Kuku.” “Ceritalah kepadaku. Siapa tahu saya sanggup membantumu.” Karena Kuku ramah dan baik, karenanya Landa bercerita ihwal hal yang menimpanya. Setelah mendengar kisah itu Kuku merasa iba kepada Landa. Kuku berusaha menghibur Landa. Dia juga mengundang Landa ke pesta di rumahnya. Landa senang menerima undangan itu. Keesokan harinya Landa tiba ke rumah Kuku. Dengan senang dan bergembira beliau segera menuju ke rumah Kuku. Setelah hingga di rumah Kuku ternyata sudah banyak hewan lain yang hadir dalam pesta tersebut, termasuk monyet, kambing, dan kancil. Kuku mendapatkan kedatangan Landa dengan gembira. Dia mengenalkan Landa kepada teman-temannya. Sebagian dari tamu-tamu itu ada yang mau bersalaman dengan Landa dan sebagian lain menolaknya. “Mengapa kau tidak mau bersalaman denganku?” tanya Landa. “Maaf Landa, saya takut durimu menusuk tanganku,” jawab Kancil. |
Resolusi | Ketika mereka sedang asyik berpesta, tiba-tiba simpanse berteriak kencang,“Teman-teman, cepat bersembunyi, ada gerombolan serigala mengintai kita. Seketika itu juga, mereka kalang kabut. Tiba-tiba gerombolan serigala mengejar binatang-binatang yang ada di rumah Kuku. Kura-kura, monyet, kancil, dan kambing sudah tertangkap oleh serigala. Seketika itu juga Landa marah. Dia tidak terima melihat teman-temannya di tangkap serigala. Landa pribadi menggulung badannya menjadi bulat, ibarat bola duri. Kemudian beliau menggelindingkan ke arah gerombolan serigala. Dengan lincah Landa menabrakkan badannya ke gerombolan serigala itu. Serigala itu kesakitan dan gerombolan itu terpecah. |
Koda | Akhirnya, serigala itu lari meninggalkan Landak dan teman-temannya. “Hore, hidup Landa!” Terima kasih Landak, kami minta maaf atas perilaku kami selama ini,” kata simpanse sambil tersenyum tulus. Akhirnya, Landak tidak lagi kesepian. Kini, beliau memiliki banyak sobat yang menciptakan hidupnya lebih bahagia. |