Unsur Kebahasaan Teks Biografi
Tuesday, August 25, 2020
Edit
Teks biografi termasuk teks naratif yang tergolong pada teks makro. Sebagai teks makro, teks biografi mempunyai struktur teks yang tidak harus sama, bergantung pada bagaimana penulis memberikan citra perihal tokoh dan insiden yang dialaminya. Untuk sanggup mengenali teks biografi, harus memahami isi teks yang menceritakan kehidupan tokoh di dalam biografi tersebut. Agar memudahkan memahami teks biografi, ada empat hal yang harus cermati, yaitu (1) judul biografi, (2) hal menarik dan mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh, (3) hal mengagumkan dan mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh, dan (4) hal yang sanggup dicontoh dari kehidupan tokoh.
Teks biografi (biography) merupakan teks yang mengisahkan tokoh atau pelaku, peristiwa, dan problem yang dihadapinya. Biografi merupakan riwayat hidup seseorang atau tokoh yang ditulis oleh orang lain. Dalam sebuah teks biografi terdapat beberapa unsur kebahasaan yang membangun teks tersebut. Unsur-unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks biografi antara lain kata hubung, referensi kata, waktu, acara dan tempat, dan kata kerja. Berikut ini beberapa unsur kebahasaan teks biografi.
A. Kata Hubung
Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
- Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata hubung itu disebut konjungsi intrakalimat, ibarat dan, tetapi, lalu, kemudian.
- Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, kata hubung itu disebut konjungsi antarkalimat, contohnya akan tetapi, meskipun demikian, oleh lantaran itu.
Pada teks biografi Ki Hajar Dewantara di kata hubung yang digunakan, antara lain, dan sebagai kata hubung intrakalimat, meskipun demikian dan akan tetapi sebagai kata hubung antarkalimat. Kata hubung kemudian sanggup berfungsi sebagai kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. Hal itu sanggup kau lihat pada teladan berikut.
- Ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 sesudah memperoleh Europeesche Akte.
- Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin akrab dengan rakyatnya
- Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda lantaran dianggap sanggup membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakkan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
- Ki Hajar Dewantara menamatkan SD di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).
No. | Kata Hubung | Kalimat | Makna Kata Hubung |
1. | dan | Ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 sesudah memperoleh Europeesche Akte | Hubungan penambahan |
2. | tetapi juga | Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan jagoan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai jagoan pergerakan nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. | Hubungan penambahan |
3. | kemudian | Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan aturan buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 sesudah memperoleh Europeesche Akte. | Hubungan kelanjutan |
4. | agar | Ketika berusia 40 tahun berdasarkan hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama yaitu agar ia sanggup bebas akrab dengan rakyatnya. | Hubungan tujuan |
5. | setelah | Ia tidak sanggup menamatkan pendidikan di sekolah tersebut lantaran sakit. Setelah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, ibarat Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. | Hubungan waktu |
6. | sehingga | Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi pembacanya. | Hubungan hasil |
7. | karena | Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap sanggup membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. | Hubungan sebab |
Jika dilihat berdasarkan perilakunya di dalam kalimat, kata hubung intrakalimat yang menjadi ciri teks biografi sanggup dikelompokkan menjadi (1) kata hubung koordinatif, (2) kata hubung korelatif, (3) kata hubung subordinatif.
- Kata hubung koordinatif dipakai untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, contohnya dan, serta, tetapi.
- Kata hubung korelatif dipakai untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang mempunyai status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, contohnya baik… maupun…, tidak hanya …, tetapi juga….
- Kata hubung subordinatif dipakai untuk menghubungan dua kata atau frasa yang tidak mempunyai status yang sama, contohnya setelah, agar, sehingga, karena.
No. | Kelompok Kata Hubung | Kata Hubung |
1. | Kata hubung koordinatif | dan |
2. | Kata hubung korelatif | tetapi juga |
3. | Kata hubung subordinatif | setelah, sehingga, karena, agar |
B. Merujuk Kata
Di dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia” terdapat pecahan kata atau kelompok kata yang merujuk pada kata atau kelompok kata kalimat sebelumnya. perhatikan teladan berikut.
- Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan usaha dan dedikasi pada kepentingan bangsa dan negaranya. Contoh kalimat di atas menunjukkan –nya pada kata negaranya, -nya merujuk pada Ki Hajar Dewantara.
- Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, ibarat Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga bisa membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
- Ki Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan aturan buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 sesudah memproleh Europeesche Akte.
- Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan tinggi yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui perguruan tinggi Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
- Sebagai jagoan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu sanggup menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
C. Kata Kerja
Related:
Pada teks biografi model terdapat kata kerja (verbal) yang menyatakan tindakan, misalnya, kata kerja menamatkan dan melanjutkan pada kalimat “Ki Hajar Dewantara menamatkan SD di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).”
No. | Kata Kerja Tindakan | Kalimat |
1. | membangkitkan | Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga bisa membangkitkan memangat anti kolonial bagi pembacanya. |
2. | menyosialisasikan | Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. |
3. | membangkitkan, menggerakkan | Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda lantaran dianggap sanggup membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. |
4. | melancarkan, merayakan | Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. |
5. | menjatuhkan | Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan aturan buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. |
6. | mendirikan | Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan tinggi yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). |
7. | meletakkan | Melalui perguruan tinggi Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. |
8. | menjatuhkan | Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan aturan buang (internering) ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. |
9. | melestarikan, mendirikan | Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangannya, penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. |
D. Waktu, Aktivitas, dan Tempat
Pada teks biografi di atas, ada kata-kata yang memberikan urutan waktu, aktivitas, dan tempat.
No. | Waktu | Peristiwa | Tempat |
1. | 2 Mei 1889 | lahir | Yogyakarta |
2. | tahun 1908 | aktif di organisasi | Indonesia |
3. | Setelah membentuk Komite Bumipoetra | hukum buang (internering) | Bangka |
4. | 25 Desember 1912 | mendirikan Indische Partijnesia | Indonesia |
5. | 28 November 1959 | ditetapkan sebagai jagoan pergerakan nasional | Indonesia |
6. | 28 April 1959 | meninggal dunia | Yoyakarta |