Garis Waktu Perkembangan Ekonomi Indonesia
Sunday, November 22, 2020
Edit
Ekonomi merupakan hal yang tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap insan bertambah oleh lantaran itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Perekonomian Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang. Sebelum merdeka, Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa periode. Ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia, yaitu Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.
Pada masa penjajahan, Indonesia mengalami sistem perekonomian monopoli, dimana setiap acara perekonomian dijalankan sesuai dengan penguasa perdagangan Indonesia ketika itu. Pada masa pendudukan Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia mengalami situasi ekonomi yang sangat sulit. Berikut ini garis waktu perkembangan perekonomian Indonesia selengkapnya.
1. Masa Kerajaan- Kerajaan Islam
Pada masa Islam, acara perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi biasanya dilakukan. Berbagai bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang pribumi, tapi juga oleh pedagang asing/mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari arab, persia, China, bahkan dari Eropa. Beberapa perkembangan ekonomi di kerajaan-kerajaan Islam antara lain sebagai berikut :
2. Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Rasa Kebangsaan
Masa penjajahan perekonomian Indonesia dikuasai oleh VOC. Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama di Maluku. Dalam usahanya melakukan monopoli, VOC tetapkan beberapa peraturan, yaitu sebagai berikut :
Tahun 1830 terjadi kebangkrutan yang dialami oleh pemerintah penjajah tanggapan dari Perang Diponegoro tahun 1825 – 1930 dan juga Perang Paderi tahun 1821 – 1837 di Sumatera Barat. Jendral Van den Bosch selaku Gubernur ketika itu memperoleh izin untuk menerapkan Sistem Tanam Paksa atau yang disebut dengan Cultuur Stelsel yang mempunyai tujuan utama untuk menutupi defisit dari besarnya anggaran pemerintah serta untuk mengumpulkan kembali kas pemerintahan yang habis terpakai.
Jika dalam masa monopoli VOC para petani diwajibkan menjual hasil tertentu dari pertaniannya kepada VOC, maka di masa tanam paksa ini pemerintah sekaligus yang tetapkan harganya. Memang dari hasil sistem Tanam Paksa ini berhasil meningkatkan sejumlah komoditi pertanian hingga sanggup dieskpor ke Eropa, sehingga semakin tinggi penghasilan yang didapat oleh pemerintahan Belanda ketika itu namun upah yang diberikan kepada kaum petani tidak seimbang dibanding tenaga dan jerih payah yang mereka keluarkan di masa sistem tanam paksa tersebut.
Masa Pergerakan Nasional
Pada Masa Pergerakan Nasional yang diawali oleh berdirinya Budi Utomo dan beberapa organisasi lain yang perjuangannya menitik beratkan pada usaha politik dan ekonomi ibarat Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim. SDI merupakan organisasi ekonomi yang menurut pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Organisasi yang lain yaitu Partai Nasional Indonesia dan Indische Partij.
Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi tragedi kekurangan pangan, lantaran produksi materi masakan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor. Segala hal diatur oleh sentra guna mencapai kesejahteraan bersama yang diperlukan akan tercapai seusai memenangkan perang Pasifik.
3. Masa kemerdekaan hingga saat
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh:
Pada masa orde lama, sehabis kemerdekaan hingga tahun 1965, perekonomian Indonesia memasuki era yang sangat sulit, lantaran bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial, politik dan keamanan yang sangat dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang diperhatikan. Kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-perusahaan besar ketika itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang lebih banyak didominasi milik orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. Kondisi stabilitas sosial- politik dan keamanan yang kurang stabil menciptakan perusahaan-perusahaan tersebut stagnan.
Di awal Orde Baru, Suharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan berhasil untuk beberapa lama. Beliau berhasil mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menimbulkan kemacetan, ibarat : Rendahnya penerimaan Negara, Tinggi dan tidak efisiennya pengeluaran Negara, Terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.
Namun selain keberhasilan ibarat disebutkan di atas pemerintahan masa Orde Baru juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut : Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, terciptalah kelompok yang terpinggirkan, dan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang akrab dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Pada masa krisis ekonomi di masa reformasi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
Pada masa penjajahan, Indonesia mengalami sistem perekonomian monopoli, dimana setiap acara perekonomian dijalankan sesuai dengan penguasa perdagangan Indonesia ketika itu. Pada masa pendudukan Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia mengalami situasi ekonomi yang sangat sulit. Berikut ini garis waktu perkembangan perekonomian Indonesia selengkapnya.
1. Masa Kerajaan- Kerajaan Islam
Pada masa Islam, acara perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi biasanya dilakukan. Berbagai bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang pribumi, tapi juga oleh pedagang asing/mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari arab, persia, China, bahkan dari Eropa. Beberapa perkembangan ekonomi di kerajaan-kerajaan Islam antara lain sebagai berikut :
- Demak merupakan pelabuhan transito (penghubung) yang penting. Sebagai sentra perdagangan Demak mempunyai pelabuhan-pelabuhan penting, ibarat Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik.
- Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya. Dengan menguasai tempat pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, ibarat beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
- Kerajaan Banten yang letaknya di ujung barat Pulau Jawa dan di tepi Selat Sunda merupakan tempat yang strategis lantaran merupakan jalur lalu-lintas pelayaran dan perdagangan khususnya sehabis Malaka jatuh tahun 1511, menjadikan Banten sebagai pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari banyak sekali bangsa.
- Kepulauan maluku banyak menunjukkan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada masa ke 12 M undangan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku menimbulkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat.
- Kesultanan Makasar kehidupan perekonomiannya menurut pada ekonomi maritim: perdagangan dan pelayaran. Sulawesi Selatan sendiri merupakan tempat pertanian yang subur. Makassar bisa memenuhi semua kebutuhannya bahkan bisa mengekspor.
- Kesultanan Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini terlihat dari adanya mata uang sendiri. Mata uang Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang), dan dari tembaga atau kuningan.
2. Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Rasa Kebangsaan
Masa penjajahan perekonomian Indonesia dikuasai oleh VOC. Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama di Maluku. Dalam usahanya melakukan monopoli, VOC tetapkan beberapa peraturan, yaitu sebagai berikut :
- Rakyat Maluku dihentikan menjual rempah-rempah selain kepada VOC.
- Jumlah tumbuhan rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
- Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
Tahun 1830 terjadi kebangkrutan yang dialami oleh pemerintah penjajah tanggapan dari Perang Diponegoro tahun 1825 – 1930 dan juga Perang Paderi tahun 1821 – 1837 di Sumatera Barat. Jendral Van den Bosch selaku Gubernur ketika itu memperoleh izin untuk menerapkan Sistem Tanam Paksa atau yang disebut dengan Cultuur Stelsel yang mempunyai tujuan utama untuk menutupi defisit dari besarnya anggaran pemerintah serta untuk mengumpulkan kembali kas pemerintahan yang habis terpakai.
Jika dalam masa monopoli VOC para petani diwajibkan menjual hasil tertentu dari pertaniannya kepada VOC, maka di masa tanam paksa ini pemerintah sekaligus yang tetapkan harganya. Memang dari hasil sistem Tanam Paksa ini berhasil meningkatkan sejumlah komoditi pertanian hingga sanggup dieskpor ke Eropa, sehingga semakin tinggi penghasilan yang didapat oleh pemerintahan Belanda ketika itu namun upah yang diberikan kepada kaum petani tidak seimbang dibanding tenaga dan jerih payah yang mereka keluarkan di masa sistem tanam paksa tersebut.
Masa Pergerakan Nasional
Pada Masa Pergerakan Nasional yang diawali oleh berdirinya Budi Utomo dan beberapa organisasi lain yang perjuangannya menitik beratkan pada usaha politik dan ekonomi ibarat Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim. SDI merupakan organisasi ekonomi yang menurut pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Organisasi yang lain yaitu Partai Nasional Indonesia dan Indische Partij.
Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi tragedi kekurangan pangan, lantaran produksi materi masakan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor. Segala hal diatur oleh sentra guna mencapai kesejahteraan bersama yang diperlukan akan tercapai seusai memenangkan perang Pasifik.
3. Masa kemerdekaan hingga saat
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh:
- Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan lantaran beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mensugesti kenaikan tingkat harga.
- Adanya blokade ekonomi oleh Belanda semenjak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI.
- Kas negara kosong.
- Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Pada masa orde lama, sehabis kemerdekaan hingga tahun 1965, perekonomian Indonesia memasuki era yang sangat sulit, lantaran bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial, politik dan keamanan yang sangat dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang diperhatikan. Kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-perusahaan besar ketika itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang lebih banyak didominasi milik orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. Kondisi stabilitas sosial- politik dan keamanan yang kurang stabil menciptakan perusahaan-perusahaan tersebut stagnan.
Di awal Orde Baru, Suharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan berhasil untuk beberapa lama. Beliau berhasil mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menimbulkan kemacetan, ibarat : Rendahnya penerimaan Negara, Tinggi dan tidak efisiennya pengeluaran Negara, Terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.
Namun selain keberhasilan ibarat disebutkan di atas pemerintahan masa Orde Baru juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut : Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, terciptalah kelompok yang terpinggirkan, dan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang akrab dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Pada masa krisis ekonomi di masa reformasi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.