Prinsip-Prinsip Dasar Tari

Seni yakni alat komunikasi yang halus sebab simbolis yang terkandung dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak persyaratan untuk sanggup mengungkapkan misi yang akan di sampaikan. Tarian mempunyai prinsip-prinsip tertentu yang membedakannya dengan jenis karya seni yang lain. Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak sanggup dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.

Tari yakni gerak badan berirama yang dilakukan di daerah dan pada waktu tertentu untuk pergaulan atau mengungkapkan pikiran dan perasaan penari. Tari sebagai verbal jiwa insan melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah, media dasar seni tari yakni gerak. Namun tidak semua gerak badan dinamakan tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Terdapat beberapa prinsip dasar dari sebuah tarian yang penting untuk diketahui, yaitu:

1. Harmoni
Harmoni atau keselarasan, keselarasan antara gerak, lagu, dan gerak tarian antara penari yang satu dengan penari yang lain harus disusun menjadi sebuah rangkaian yang berkaitan, berkesinambungan dalam sebuah harmoni yang baik sehingga sanggup memberikan pesan yang dimaksud.

Harmoni juga merupakan paduan penggunaan warna busana tari yang sanggup memberi kesan sebuah abjad dengan warna yang ada. Contohnya kuning dengan hijau, merah dengan biru atau kuning. Namun contohnya untuk abjad lincah misalnya, tidak memadukan hitam dengan ungu tua.

2. Keutuhan
Kesatuan dalam karya seni tari yakni menciptakan satu bentuk yang mempunyai keterkaitan unsur satu dengan yang lain menurut sumber yang sama. Tari yakni pertunjukan yang bermaksud memberikan suatu pesan tanpa kata, hanya melalui mimik, gerak, lagu, dan tata busana. Oleh jadinya semua faktor yang harus ada didalam sebuah tarian harus terangkai dengan lengkap dan utuh.

Jika kita ambil unsur terpenting yang menjadi titik pertemuan yang mengaitkan satu unsur dengan usur lainnya sehingga berakhir pada sebuah tujuan yang sama, kesatuan dan keutuhan sebuah karya seni tari yakni : - Ide atau gagasan - Tema - Desain/motif gerak - Dinamika iringan tari - Dinamika rangkaian motif gerak - Desain rias - Desain busana.
  • Ide/Gagasan dalam mengawali sebuah kreativitas harus terperinci akar sumbernya sehingga dikala tema ditentukan akan dengan gampang ke arah mana desain gerak/motif gerak hingga menjadi referensi yang disusun menjadi sebuah bentuk yang mempunyai keterkaitan dengan tema tadi.
  • Gerak tari harus menjadikan kesan abjad tertentu supaya kreativitas pemilihan iringan tari terperinci menyusun dinamika dan suasana yang diinginkan karakternya.
  • Respons iringan tari akan menegaskan suasana yang diinginkan dalam setiap kepingan referensi gerak. Keterbacaan suasana ini bergantung kepada penyusunan dinamika rangkaian motif gerak.
  • Keseluruhan unsur tadi harus didukung penegasan wujud visual dengan desain rias dan busana sebuah tari.

3. Keseimbangan
Harus ada kesimbangan antara tugas dan pemain, lagu dan gerak, waktu dan usang pertunjukan. Sehingga pesan dari tarian sanggup tersampaikan dengan baik. Keseimbangan yang dimaksud yakni proporsional dalam mengolah dimensi ruang, waktu, tenaga yang ditentukan dengan jumlah dan ukuran. Proporsional dengan pemahaman bahwa bukan jumlah penari yang harus sama, tetapi kedudukannya seimbang dengan besarnya ruang atau arena pentas.

Begitu pula dengan desain referensi lantai kedudukan penari, durasi waktu penyajian seimbang dengan tema tarian, tidak bertele-tele ibarat mengungkapkan sesuatu yang terlalu berbelit-belit. Harus proporsional memakai tenaga sebab jikalau semua gerakan memakai tenaga yang kuat, akan menguras keringat penari dan melelahkan penonton.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel