Menatap Era Depan Dengan Optimis, Ikhtiar, Dan Tawakal
Wednesday, September 18, 2019
Edit
Sifat optimis yakni sifat orang yang mempunyai harapan faktual dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Sedangkan kebalikan sifat optimis yakni pesimis. Orang yang mempunyai sifat pesimis
selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan. Ikhtiar yakni berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil perjuangan kita sesudah berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Orang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak faktual terhadap kepribadiannya.
A. Optimis
Sifat optimis yakni sifat orang yang mempunyai harapan faktual dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis yakni pesimis. Orang yang mempunyai sifat pesimis selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan. Perhatikan contoh-contoh berikut.
Aktivitas Siswa 2:
a. Mencermati contoh-contoh tersebut.
b. Menemukan solusi terhadap Joni, Hasim dan Nilna yang sedang mengalami masalah dengan sikap pesimis mereka
Sifat optimis termasuk sikap terpuji (akhlak karimah) yang harus dimiliki seorang muslim. Seorang muslim yang mempunyai sifat optimis akan selalu berpikiran faktual dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Nabi Muhammad saw. menunjukkan teladan kepada kita biar senantiasa mempunyai sikap optimis. Perhatikan hadis berikut ini:
Salah satu ciri orang yang optimis yakni ia mempunyai harapan yang baik pada ketika sebelum melaksanakan suatu pekerjaan. Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan bahagia serta Pada ketika melaksanakan suatu pekerjaan. orang yang optimis mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, sesudah final melaksanakan suatu pekerjaan.
B. Ikhtiar
Ikhtiar yakni berusaha bersungguh - sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Contoh-contoh ikhtiar yakni sebagai berikut.
Allah Swt. mengajarkan mengenai pentingnya ikhtiar, sabagaimana frman-Nya berikut ini:
C. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil perjuangan kita sesudah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Misalnya, ketika menghadapi ulangan kau sudah berguru dengan sungguh-sungguh dan menuntaskan soal-soal dengan cermat dan teliti. Setelah itu kau pasrah dan menyerahkan keputusan atas hasil perjuangan kau kepada Allah Swt.
Contoh lain contohnya seseorang telah bekerja mencari nafkah dengan sungguh-sungguh. Berapa pun balasannya ia pasrahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Ia meyakini bahwa Allah yakni Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.
Kepribadian tawakal ini merupakan salah satu adab terpuji. Seseoran yang mempunyai sikap tawakal berarti telah mempunyai modal awal yang baik. Seandainya hasil usahanya tidak memuaskan maka ia sanggup mendapatkan dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Sebaliknya, kalau hasil usahanya sangat memuaskan maka ia tidak merasa sombong dan arogan sebab hal itu semata-mata karunia dari Allah Swt.
Ingatlah bahwa insan hanya berkewajiban untuk berusaha, sedangkan keputusan sepenuhnya
di tangan Allah Swt. yang mempunyai sifat wajib Maha Berkehendak (Irādah) dan Maha Kuasa (Qudrah). Perhatikan "rman Allah Swt. berikut ini:
Seseorang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak faktual terhadap kepribadiannya. Dampak faktual ini terlihat tidak hanya ketika usahanya berhasil. Namun juga terlihat ketika usahanya tidak berhasil. Orang yang tawakal tetap menanggapinya dengan positif.
selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan. Ikhtiar yakni berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil perjuangan kita sesudah berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Orang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak faktual terhadap kepribadiannya.
A. Optimis
Sifat optimis yakni sifat orang yang mempunyai harapan faktual dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis yakni pesimis. Orang yang mempunyai sifat pesimis selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan. Perhatikan contoh-contoh berikut.
- Raisa dan Joni mengikuti lomba menggambar di tingkat kabupaten. Raisa yakin dalam lomba ini akan meraih hasil yang terbaik. Sebaliknya, Joni merasa bahwa dalam lomba kali ini ia mustahil sanggup menang.
- Doni dan Hasim sakit demam berdarah (DB). Mereka berdua dirawat di rumah sakit. Doni mempunyai semangat yang tinggi untuk sembuh, sedangkan Hasim takut kalau penyakitnya tidak sanggup disembuhkan.
- Di dalam satu kelas IX terdapat 30 Siswa. Sebanyak 29 Siswa menyongsong ujian dengan rasa percaya diri, namun Nilna merasa takut kalau nanti gagal dalam ujian.
Aktivitas Siswa 2:
a. Mencermati contoh-contoh tersebut.
b. Menemukan solusi terhadap Joni, Hasim dan Nilna yang sedang mengalami masalah dengan sikap pesimis mereka
Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita mempunyai sifat optimis sebab sifat itu memicu seseorang menjadi bersemangat dalam menuntaskan pekerjaan dan memberi kekuatan dalam menghadapi suatu masalah. Sebaliknya sifat pesimis menjadi penyebab seseorang menjadi terpuruk tidak bersemangat.
Sifat optimis termasuk sikap terpuji (akhlak karimah) yang harus dimiliki seorang muslim. Seorang muslim yang mempunyai sifat optimis akan selalu berpikiran faktual dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Nabi Muhammad saw. menunjukkan teladan kepada kita biar senantiasa mempunyai sikap optimis. Perhatikan hadis berikut ini:
Hadis | |
---|---|
Arti | “Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada rasa tiyarah (firasat jelek dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu yakni rasa optimis. Maka ditanyakanlah kepada beliau: Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?, Beliau bersabda: Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.” (H.R. Ahmad) |
Salah satu ciri orang yang optimis yakni ia mempunyai harapan yang baik pada ketika sebelum melaksanakan suatu pekerjaan. Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan bahagia serta Pada ketika melaksanakan suatu pekerjaan. orang yang optimis mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, sesudah final melaksanakan suatu pekerjaan.
B. Ikhtiar
Ikhtiar yakni berusaha bersungguh - sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Contoh-contoh ikhtiar yakni sebagai berikut.
- Orang yang ingin berilmu harus berusaha dengan rajin belajar.
- Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin bekerja.
- Orang yang ingin mempunyai tabungan harus berusaha hidup irit atau mengurangi pengeluaran.
- Orang yang ingin sehat harus berusaha dengan rajin menjaga kebersihan dan berolah raga.
- Orang yang sedang sakit dan ingin sembuh harus berobat.
Allah Swt. mengajarkan mengenai pentingnya ikhtiar, sabagaimana frman-Nya berikut ini:
Ayat | Arti |
---|---|
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ﴿ ٣٩ وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ﴿ ٤٠ ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ ﴿ ٤١ وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنْتَهَىٰ ﴿ ٤٢ | “Dan bahwa insan hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sebetulnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi akhir kepadanya dengan akhir yang paling sempurna, dan sebetulnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)”. (Q.S. an- Najm/53:39-42) |
C. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil perjuangan kita sesudah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Misalnya, ketika menghadapi ulangan kau sudah berguru dengan sungguh-sungguh dan menuntaskan soal-soal dengan cermat dan teliti. Setelah itu kau pasrah dan menyerahkan keputusan atas hasil perjuangan kau kepada Allah Swt.
Contoh lain contohnya seseorang telah bekerja mencari nafkah dengan sungguh-sungguh. Berapa pun balasannya ia pasrahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Ia meyakini bahwa Allah yakni Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.
Kepribadian tawakal ini merupakan salah satu adab terpuji. Seseoran yang mempunyai sikap tawakal berarti telah mempunyai modal awal yang baik. Seandainya hasil usahanya tidak memuaskan maka ia sanggup mendapatkan dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Sebaliknya, kalau hasil usahanya sangat memuaskan maka ia tidak merasa sombong dan arogan sebab hal itu semata-mata karunia dari Allah Swt.
Ingatlah bahwa insan hanya berkewajiban untuk berusaha, sedangkan keputusan sepenuhnya
di tangan Allah Swt. yang mempunyai sifat wajib Maha Berkehendak (Irādah) dan Maha Kuasa (Qudrah). Perhatikan "rman Allah Swt. berikut ini:
Ayat | Arti |
---|---|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ هَمَّ قَوْمٌ أَنْ يَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿ ١١ | “Wahai orang-orang yang beriman ! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu, ketika suatu kaum` bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya, kemudian Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal. (Q.S Al Maidah/5:11) |
Seseorang yang menyertakan tawakal dalam setiap tindakan dan usahanya akan berdampak faktual terhadap kepribadiannya. Dampak faktual ini terlihat tidak hanya ketika usahanya berhasil. Namun juga terlihat ketika usahanya tidak berhasil. Orang yang tawakal tetap menanggapinya dengan positif.
- Kalau usahanya sukses, orang yang tawakal meyakini bahwa kesuksesan itu merupakan karunia Allah Swt. yang harus disyukuri dan tidak perlu menjadi tinggi hati.
- Kalau perjuangan tidak sukses, orang yang tawakal tidak berputus asa dan tetap berusaha. Bahkan dia melaksanakan introspeksi diri mengapa usahanya tersebut belum berhasil. Apakah ada sesuatu yang kurang atau ada yang ia kerjakan dengan tidak sungguh-sungguh. Orang yang tawakal tetap meyakini bahwa kegagalan merupakan keberha-silan yang tertunda.