Mengasah Eksklusif Yang Unggul Dengan Jujur, Santun Dan Malu

Seseorang disebut jujur apabila berkata apa adanya dan sesuai kenyataan. Menurut Q.S Ali Imran/33 : 77 bahwa orang-orang yang ingkar kesepakatan dan melanggar sumpah akan menerima azab yang pedih dari Allah Swt. Dalam al-Ahzab/33:70 Allah Swt. memerintahkan orang-orang beriman untuk bertakwa dan berkata benar.

Santun ialah berkata lemah lembut dan bertingkah laris halus dan baik. Ucapannya lemah lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Santun meliputi dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Q.S. al-Baqarah/2:83 memerintahkan semoga bertutur kata yang baik kepada manusia.

Malu ialah menahan diri dari perbuatan jelek, serta merasa sangat tidak yummy hati jikalau melaksanakan perbuatan tercela. Malu merupakan benteng pertahanan seseorang dalam menghindari perbuatan maksiat dan merupakan faktor pendorong untuk melaksanakan kebaikan. Sumber sifat aib ialah keimanan dan ratifikasi akan keagungan Allah Swt.

A. Jujur
Jujur dilihat dari segi bahasa ialah mengakui, berkata, atau pun memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/ kenyataan. Dari segi bahasa, jujur sanggup disebut juga sebagai antonim atau pun lawan kata bohong yang artinya ialah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran. Seseorang disebut jujur apabila berkata apa adanya dan sesuai kenyataan.

Jika setiap orang mempunyai sifat jujur semacam ini maka kehidupan akan berjalan serasi dan menerima keberkahan dari Allah Swt. Jika kecurangan dan dusta merajalela maka akan terjadi kehancuran dan malapetaka.

Kalian ialah calon pemimpin bangsa di masa depan. Bangsa kita membutuhkan seorang pemimpin yang berakhlak mulia, adil, dan jujur. Seorang pemimpin harus menjadi pola bagi rakyatnya. Oleh lantaran itu kalian harus berlatih dan membiasakan bersikap jujur mulai sekarang. Perhatikan Q.S Ali Imran 3:77 berikut ini:

إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَٰئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿ ٧٧
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan kesepakatan Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh cuilan di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih”. (Q.S. Ali Imran/3:77)

Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang yang ingkar kesepakatan dan melanggar sumpah akan menerima azab yang pedih dari-Nya. Allah tidak akan menyapa dan memperhatikan mereka pada hari kiamat. Setiap kesepakatan harus dilaksanakan lantaran kesepakatan ialah hutang.

Allah Swt. memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertakwa dan berkata benar. Perhatikan Q.S. Al Ahzab 33: 70 berikut ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ﴿ ٧٠

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kau kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar”. (Al Ahzab/33:70)

Ternyata perilaku jujur mempunyai beberapa manfaat, berikut ini manfaat bersikap jujur.
  1. Jujur akan melahirkan ketenangan. Orang jujur akan damai dan percaya diri lantaran tidak ada ketakutan sedikit pun. Sebaliknya, seorang pembohong akan gelisah dan takut kebohongannya terbongkar.
  2. Orang jujur akan dicintai oleh manusia. Sudah menjadi watak dasar bahwa setiap insan menyukai kejujuran. Tanpa memandang suku, agama, dan ras, orang yang jujur niscaya disukai semua manusia.
  3. Jujur akan mendatangkan keberkahan dari Allah Swt. Setiap rejeki yang didapatkan dengan jujur, akan menerima berkah dari Allah Swt.

B. Santun
Santun ialah berkata lemah lembut serta bertingkah laris halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah-lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini sanggup disimpulkan bahwa santun meliputi dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Allah Swt. mengasihi perilaku santun sebagaimana tertuang dalam hadis berikut.
Seseorang disebut jujur apabila berkata apa adanya dan sesuai kenyataan Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun dan Malu
Artinya􀀛 “Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al Asyaj Al ‘Ashri: Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua perilaku yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” (H.R. Ibnu Majah)

Allah Swt. memerintahkan semoga bertutur kata yang baik kepada sesama manusia, sebagaimana rman Allah Swt. Q.S. al-Baqarah/2:83.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ ﴿ ٨٣
Artinya “Dan (ingatlah) dikala Kami mengambil kesepakatan dari Bani Israil, “Janganlah kau menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, bawah umur yatim, dan orangorang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kau berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kau (masih menjadi) pembangkang.” (Q.S. al-Baqarah/2:83)

Melalui ayat tersebut Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk bertutur kata yang baik kepada manusia. Banyak manfaat yang sanggup diperoleh dari perilaku santun, di antaranya:
  1. Mudah diterima oleh orang lain. Sikap santun akan menyebabkan seseorang disenangi orang lain, sehingga gampang diterima oleh orang lain.
  2. Menunjang kesuksesan. Banyak pengusaha sukses ditunjang oleh perilaku santun yang ditunjukkannya. Pembeli, pelanggan, karyawan dan rekan sejawat akan bahagia bergaul dengannya. Relasinya bertambah banyak, sehingga akan menambah kesuksesannya.
  3. Dicintai Allah Swt. dan Rasul-Nya. Allah Swt. mengasihi hamba-Nya yang mempunyai perilaku santun. Rasulullah saw. juga demikian, bahkan dia juga mempunyai perilaku lemah lembut dan santun yang luar biasa.

C. Malu
Malu ialah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan hina. Sifat aib itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga sanggup merupakan hasil latihan. Namun demikian, untuk menumbuhkan rasa aib perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan. Rasa aib merupakan cuilan dari keyakinan lantaran sanggup mendorong seseorang untuk melaksanakan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan. Mari kita perhatikan hadis berikut ini.
Seseorang disebut jujur apabila berkata apa adanya dan sesuai kenyataan Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun dan Malu
Artinya: Dari Abu Hurairah dari Nabi saw., dia bersabda: “Iman ialah pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh lebih, dan aib termasuk cabangnya iman.” (H.R. Muslim)

Hadis di atas menegaskan bahwa aib merupakan salah satu cabang iman. Seseorang aib untuk mencuri bila ia beriman, aib berdusta bila ia beriman. Seorang perempuan aib membuka atau mengatakan auratnya jikalau ia beriman. Jika sifat aib berkurang dan mulai luntur maka pertahanan diri dalam menghadapi godaan nafsu mulai menipis. Ada beberapa manfaat dari sifat malu, di antaranya:
  1. Mencegah dari perbuatan tercela. Seorang yang mempunyai sifat aib akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan tercela, alasannya ialah ia takut kepada Allah Swt.
  2. Mendorong berbuat kebaikan. Rasa aib kepada Allah Swt. akan mendorong seseorang berbuat kebaikan. Sebab ia tahu bahwa setiap perbuatan insan akan dibalas oleh Allah Swt. di alam abadi kelak.
  3. Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridai Allah Swt. Orang-orang yang mempunyai rasa aib akan senantiasa melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel