Berkunjung Ke Museum Tekstil

Museum Tekstil yaitu sebuah cagar budaya yang secara khusus mengumpulkan, mengawetkan, serta memamerkan karya-karya seni yang berkaitan dengan pertekstilan Indonesia. Museum Tekstil Jakarta dibangun pada awal kala ke-19. Gedung ini pada awalnya, yaitu tempat tinggal warga Prancis yang lalu menjadi Markas Besar Barisan Keamanan Rakyat pada era penjajahan. Museum Tekstil Jakarta didirikan pada tahun 1976 sebagai hasil dari upaya bersama, dipelopori oleh Gubernur Jakarta ketika itu, Ali Sadikin.

Gedung tersebut menjadi museum untuk pertama kali pada tanggal 28 Juni 1976 atas prakarsa Ibu Tien Soeharto. Museum Tekstil menyajikan 1914 koleksi yang terdiri dari 680 koleksi kain batik, 761 koleksi kain tenun, 313 koleksi campuran, 60 koleksi peralatan, dan 100 koleksi busana dan tekstil kontemporer. Museum Tekstil juga menampilkan koleksi tekstil modern karya perancang busana terkemuka. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk terus membuatkan pertekstilan Indonesia.

Pada tahun 1998 Pemerintah Daerah DKI Jakarta melaksanakan ekspansi areal Museum. Gedung II diresmikan penggunaannya pada tanggal 21 November 2000. Gedung  tersebut sebagai sarana penunjang kegiatan museum dengan menampung partisipasi masyarakat untuk turut membuatkan tekstil kontemporer yang berkembang di Indonesia, sehingga gedung ini diberi nama Galeri Tekstil Kontemporer.

Sebagai satu-satunya Museum Tekstil di Jakarta dan pertama di Indonesia yang mempunyai kiprah khusus melestarikan budaya tekstil Indonesia, Museum Tekstil melaksanakan banyak sekali kegiatan kegiatan yang digelar untuk umum. Beberapa kegiatan yang digelar oleh Museum Tekstil antara lain ekspo koleksi museum, seminar, diskusi dan workshop wacana tekstil, penyuluhun bagi para pelajar, penelitian koleksi ke banyak sekali kawasan maupun kepustakaan; perawatan koleksi museum, pelayanan konservasi tekstil dan aneka training batik, jumputan, warna alami, dan lain-lain.

Museum Tekstil Jakarta menyelenggarakan kegiatan latihan membatik untuk belum dewasa anak-anak. Anak-anak sanggup mempraktekkannya secara cara menciptakan batik dari mulai dari menggambar pola-pola atau motif batik, memakai canting dan cairan lilin malam untuk menulis corak batik di atas sehelai kain, dan sentuhan terakhir dengan memberi pewarna alami pada kain batik.

Anak-anak juga diajarkan wacana cara menciptakan pewarna alami dari banyak sekali jenis tumbuhan yang tumbuh di tanah air. Sebagian besar tumbuhan untuk pewarna alami ini telah ditanam di sebuah taman di belakang gedung utama Museum Tekstil Jakarta. Taman ini dimaksudkan untuk melestarikan dan sekaligus memperkenalkan pohon-pohon yang sanggup dipakai sebagai materi baku pewarna alami.

Misalnya kulit kayu tumbuhan mangga bunga merah (latin Mangiteras) untuk pewarna hijau. Kemudian kulit kayu Jalawe, kulit kayu Mahoni, kayu Secang sertaTegeran, dan lain-lain..

1. Dimanakah letak museum tekstil?
Museum tekstil terletak di Daerha Khusus Ibukota Jakarta.

2. Apa koleksi yang dimiliki oleh museum tekstil?
Museum Tekstil menyajikan 1914 koleksi yang terdiri dari 680 koleksi kain batik, 761 koleksi kain tenun, 313 koleksi campuran, 60 koleksi peralatan, dan 100 koleksi busana dan tekstil kontemporer.

3. Apa manfaat museum tekstil?
Manfaat Museum Tekstil yaitu mengumpulkan, mengawetkan, serta memamerkan karya-karya seni yang berkaitan dengan pertekstilan Indonesia.

Dari Museum Tekstil kita semakin mendapat banyak warta wacana jenis-jenis kain. Salah satu jenis kain yang populer dari Indonesia  adalah kain batik. Kain batik mempunyai banyak ragam motif. Berdasarkan bentuknya motif batik dibedakan menjadi motif batik geometris dan motif batik non geometris.
Museum Tekstil yaitu sebuah cagar budaya yang secara khusus mengumpulkan Berkunjung Ke Museum Tekstil
  • Motif batik geometris yaitu motif-motif batik yang hiasannya merupakan susunan geometris. Pola motif batik geometris merupakan bentuk yang berulang-ulang. Motif geometris mempunyai motif bentuk bangkit datar, menyerupai segiempat, persegi panjang, lingkaran, layang-layang dan bentuk lainnya. Beberapa motif batik yang termasuk motif geometris antara lain motif swastika, banji, pilin, meander, kawung tumpal dan ceplokan.
  • Motif batik non geometris yaitu motif batik yang susunan motifnya tidak teratur berdasarkan bidang geometris. Motif-motif batik yang tergolong non geometris tersusun dari ornamen-ornamen tumbuhan, Contoh motif batik non geometris yaitu motif meru, pohon hayat, candi,binatang, burung garuda, naga dalam susunan tidak teratur.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel