Kegiatan Literasi 1 Putri Alor
Tuesday, February 11, 2020
Edit
Pada suatu malam, sang putri bersedih hati. Dia menutup telinganya dari bunyi jangkrik dan kunang-kunang yang bersenda gurau. Putri menutup mata sehingga ia tak melihat bintang dan bulan yang bersinar. Di pesisir pantai Pulau Alor, NTT, ia hanya termangu dalam pejamnya.
Seorang nelayan yang melihat keadaan putri merasa khawatir. "Wahai Putri, apakah gerangan yang membuatmu muram malam ini?"
Putri membuka matanya pelan-pelan. Matanya berkaca-kaca. "Kau tahu apa hal yang paling menyedihkan di dunia ini? Seumur hidupku, Ibunda Ratu tak pernah memarahiku. Tapi, hari ini ia melakukannya kepadaku. Aku begitu sedih.”
"Apa yang menimbulkan sang Ratu murka kepadamu?" Putri menceritakan keluh kesahnya, "Tinggal di Alor ialah suatu kenikmatan bagiku. Air maritim yang jernih, pasir yang putih, biota maritim yang beragam, ditambah bukit dan pegunungan terjal yang menambah pesona, serta keramahan seluruh rakyatku. Kau pun tahu betapa bahagianya saya dikelilingi tanah sebelah Timur Flores ini. Tetapi, Ibunda Ratu yang sedang sakit malah memarahiku. Menurut Ibunda Ratu, saya terlampau senang bermain dan lupa kewajibanku sebagai Putri di tanah ini.”
Putri menghela napas sejenak. "Aku mengasihi Alor, itulah sebabnya saya gemar berkeliling. Ibunda Ratu berpikir, saya hanya sedang main-main, padahal saya memperhatikan setiap sudut kawasan ini dan memastikan tiada celah sedikit pun yang menjadikan pulau rusak."
Putri merapikan kain tenunan khas Alor, kawate, yang terjuntai di tubuhnya. Sambil mengusap air matanya, ia menyimak nasihat nelayan muda itu.
"Jika berkenan engkau mendengarkanku, kembalilah ke istana dan temui Sang Ratu. Katakan padanya bahwa penyu hijau masih meletakkan telur-telurnya di dalam pasir Alor yang putih dan memesona. Kabarkan perihal terumbu karang dan ikan maritim yang masih bernapas bebas dalam birunya Alor. Ceritakan pula mengenai bukit yang hijau dan pegunungan terjal nan indah. Sampaikan juga salamku untuk Ratu, ceritakan saya nelayan yang masih sanggup bertahan hidup di tanah ini. Kami juga akan menjaga kawasan ini sebagaimana engkau menjaganya dengan penuh sukacita."
Sang putri sangat senang akan nasihat itu, "Terima kasih nelayan muda.”
Putri pun bergegas kembali ke istana berbentuk limas dengan empat pilar berbingkai pohon asam. Putri tak sabar ingin menyatakan kepada Ibunda Ratu bahwa ia cinta tanah kelahiran dan ingin terus menjaga kelestarian lingkungannya.
Menarik sekali kisah di atas, bukan? Dapatkah kau menceritakan kembali isi kisah tersebut? Gunakan tabel berikut ini untuk membantumu menjelaskannya.
Salah satu tokoh dalam kisah di atas ialah Si Nelayan Muda yang tentu saja sering berinteraksi dengan maritim untuk mencari ikan. Kamu tentu ingat bahwa para nelayan memanfaatkan angin maritim dan angin darat untuk pergi melaut. Gambarkan bagaimana Si Nelayan Muda memanfaatkan angin darat dan angin maritim untuk bekerja di laut. Gambarlah pada kawasan yang tersedia di bawah ini. Berilah keterangan untuk memperjelas gambarmu!
Perpindahan kalor secara konveksi juga menimbulkan terjadinya angin darat dan angin laut. Angin darat terjadi lantaran udara di darat pada malam hari lebih cepat cuek daripada udara di laut, sehingga udara yang berada di atas maritim akan naik dan udara dari darat akan menggantikan posisi udara yang naik tadi. Angin maritim terjadi lantaran pada siang hari daratan lebih cepat panas dibandingkan di laut, sehingga udara di darat akan naik dan udara dari maritim akan mengalir ke darat menggantikan kawasan udara yang naik tadi. Keadaan ini dipakai para nelayan untuk pergi melaut pada malam hari dan kembali ke darat pada pagi atau siang hari.
Seorang nelayan yang melihat keadaan putri merasa khawatir. "Wahai Putri, apakah gerangan yang membuatmu muram malam ini?"
Putri membuka matanya pelan-pelan. Matanya berkaca-kaca. "Kau tahu apa hal yang paling menyedihkan di dunia ini? Seumur hidupku, Ibunda Ratu tak pernah memarahiku. Tapi, hari ini ia melakukannya kepadaku. Aku begitu sedih.”
"Apa yang menimbulkan sang Ratu murka kepadamu?" Putri menceritakan keluh kesahnya, "Tinggal di Alor ialah suatu kenikmatan bagiku. Air maritim yang jernih, pasir yang putih, biota maritim yang beragam, ditambah bukit dan pegunungan terjal yang menambah pesona, serta keramahan seluruh rakyatku. Kau pun tahu betapa bahagianya saya dikelilingi tanah sebelah Timur Flores ini. Tetapi, Ibunda Ratu yang sedang sakit malah memarahiku. Menurut Ibunda Ratu, saya terlampau senang bermain dan lupa kewajibanku sebagai Putri di tanah ini.”
Putri menghela napas sejenak. "Aku mengasihi Alor, itulah sebabnya saya gemar berkeliling. Ibunda Ratu berpikir, saya hanya sedang main-main, padahal saya memperhatikan setiap sudut kawasan ini dan memastikan tiada celah sedikit pun yang menjadikan pulau rusak."
Putri merapikan kain tenunan khas Alor, kawate, yang terjuntai di tubuhnya. Sambil mengusap air matanya, ia menyimak nasihat nelayan muda itu.
"Jika berkenan engkau mendengarkanku, kembalilah ke istana dan temui Sang Ratu. Katakan padanya bahwa penyu hijau masih meletakkan telur-telurnya di dalam pasir Alor yang putih dan memesona. Kabarkan perihal terumbu karang dan ikan maritim yang masih bernapas bebas dalam birunya Alor. Ceritakan pula mengenai bukit yang hijau dan pegunungan terjal nan indah. Sampaikan juga salamku untuk Ratu, ceritakan saya nelayan yang masih sanggup bertahan hidup di tanah ini. Kami juga akan menjaga kawasan ini sebagaimana engkau menjaganya dengan penuh sukacita."
Sang putri sangat senang akan nasihat itu, "Terima kasih nelayan muda.”
Putri pun bergegas kembali ke istana berbentuk limas dengan empat pilar berbingkai pohon asam. Putri tak sabar ingin menyatakan kepada Ibunda Ratu bahwa ia cinta tanah kelahiran dan ingin terus menjaga kelestarian lingkungannya.
Menarik sekali kisah di atas, bukan? Dapatkah kau menceritakan kembali isi kisah tersebut? Gunakan tabel berikut ini untuk membantumu menjelaskannya.
Ulasan Teks | |
---|---|
Judul Cerita | Putri Alor |
Pengarang | Tantri Novianti |
Tokoh Utama: | Sang Putri |
Di manakah kisah ini terjadi? | Pulau Alor NTT |
Apa yang terjadi dengan tokoh utama? | Bunda Ratu memarahi sang Putri |
Mengapa hal itu terjadi? | Sang putri dianggap terlampau senang bermain dan lupa kewajibannya sebagai Putri, |
Bagaimana duduk perkara dalam kisah ini diselesaikan? | Sang Putri kembali ke istana dan menyatakan kepada Ibunda Ratu bahwa ia cinta tanah kelahiran dan ingin terus menjaga kelestarian lingkungannya. |
Kapankah waktu terjadinya kisah ini? | Pada suatu malam |
Pesan apakah yang kau dapatkan dari kisah di atas Dengan mengetahui hak dan kewajiban dan melaksanakannya dengan tanggung jawab, tujuan bersama sanggup tercapai. |
Salah satu tokoh dalam kisah di atas ialah Si Nelayan Muda yang tentu saja sering berinteraksi dengan maritim untuk mencari ikan. Kamu tentu ingat bahwa para nelayan memanfaatkan angin maritim dan angin darat untuk pergi melaut. Gambarkan bagaimana Si Nelayan Muda memanfaatkan angin darat dan angin maritim untuk bekerja di laut. Gambarlah pada kawasan yang tersedia di bawah ini. Berilah keterangan untuk memperjelas gambarmu!
Perpindahan kalor secara konveksi juga menimbulkan terjadinya angin darat dan angin laut. Angin darat terjadi lantaran udara di darat pada malam hari lebih cepat cuek daripada udara di laut, sehingga udara yang berada di atas maritim akan naik dan udara dari darat akan menggantikan posisi udara yang naik tadi. Angin maritim terjadi lantaran pada siang hari daratan lebih cepat panas dibandingkan di laut, sehingga udara di darat akan naik dan udara dari maritim akan mengalir ke darat menggantikan kawasan udara yang naik tadi. Keadaan ini dipakai para nelayan untuk pergi melaut pada malam hari dan kembali ke darat pada pagi atau siang hari.