Kegiatan Literasi 5 Persami Pertama Dea
Monday, February 10, 2020
Edit
Perkemahan merupakan salah satu macam acara kepramukaan yang dilaksanakan secara out door. berkemah juga melatih hidup bermasyarakat di alam terbuka dengan memakai kemah atau tenda sebagai tempat bernaung dari panas, dingin, hujan, dsb. Berikut ini teks wacana pengalaman Dea mengikuti Persami.
Persami Pertama Dea
Penulis: Niken Ari
“Huh, kenapa sih harus ikut Persami,” keluh Dea sore itu dikala diantar ayahnya menuju lapangan sepak bola bersahabat sekolahnya di tempat Cipayung, Jakarta Timur untuk mengikuti Persami. Persami atau perkemahan Sabtu Minggu yaitu bab dari acara ekstrakurikuler Pramuka di sekolah Dea.
“Pasti akan membosankan ya, Yah, satu malam tidak ada televisi,” Dea masih mengeluh.
“Ayah yakin, kau akan suka. Dahulu, waktu Ayah seusia kamu, Ayah juga sering ikut Persami,” kata Ayah. Dea hanya mengangguk. Ia mencium tangan ayahnya dan segera bergabung dengan sobat sekelasnya yang sudah berkumpul di lapangan sepak bola.
“Adik-adik, kalian akan dibagi berkelompok untuk mendirikan tenda. Satu kelompok satu tenda, terdiri dari lima orang,” ujar Kak Firman, abang pembina Pramuka.
Dea ditempatkan di kelompok 2 bersama Ayu, Isma, Lulu, dan Fina. Mereka segera membangun tenda dibantu Kak Sari, abang pembina yang lain. Setelah tenda selesai, mereka diberikan waktu membersihkan diri dan berkumpul lagi pukul 7 malam dalam program api unggun.
Biasanya, pukul 7 malam, ada kartun favorit Dea di TV. Dea pun kesal alasannya akan melewatkan satu episode.
Api unggun sudah menyala di tengah lapangan. Semua anggota Pramuka mengelilingi api unggun. Kelompok Pramuka dari kelas 6, kemudian membawakan dua lagu diiringi gitar. Setelah itu, kakak-kakak alumni tampil membawakan pantun berantai.
“Ayah mempunyai kendaraan beroda empat berwarna biru. Akhir-akhir ini kendaraan beroda empat kesayangan Ayah sering mogok. Maka Ayah membawa mobilnya ke...,” kata seorang abang alumni.
“...dokter hewan,” sambung abang alumni yang lain. Semua penonton pun tertawa.
Dea merasa sangat terhibur. Kekesalan Dea alasannya tidak bisa menonton kartun favoritnya pun hilang.
Pada tengah malam, Persami dilanjutkan dengan program jurit malam. Saat itu, malam bulan purnama. Peserta diwajibkan mencari jejak dengan cara memecahkan sandi-sandi Pramuka.
Dea bersama teman-teman kelompoknya menemukan sebuah papan petunjuk. Dibantu senter mereka membaca goresan pena di papan: “IRIK KOLEB NIGNIREB NOHOP UMETEK”. Mereka pun kebingungan.
Tib-tiba Ayu berkata, “Aku bisa memecahkannya! Ini yaitu sandi Pramuka Balik, yaitu karakter yang dibaca terbalik. Makara begini cara membacanya, "Ketemu Pohon Beringin Belok Kiri’. Itu petunjuknya.”
Benar saja, tak usang Dea dan teman-temannya menemukan pohon beringin yang dimaksud. Setelah itu, masih banyak sandi Pramuka yang harus mereka pecahkan. Sungguh mengasyikkan.
“Benar kata Ayah, Persami yaitu program yang sangat seru,” gumam Dea.
Salah satu acara berkemah yang menyenangkan yaitu bermain di sekitar api unggun. Dari zaman insan mengenal api, acara di sekitar api unggun merupakan acara yang sering dilakukan masyarakat untuk berkumpul, bahkan untuk mengusir binatang buas. Pada dikala api unggun dinyalakan, panas dari api akan dipancarkan ke sekelilingnya sampai sekitarnya terasa hangat. Panas sanggup dipindahkan dengan beberapa cara selain dipancarkan.
Gunakan tempat yang tersedia di bawah ini untuk menggambarkan sebuah tragedi perpindahan panas melalui konveksi, radiasi dan konduksi. Berilah catatan pada gambar untuk memperjelasnya. Gambarlah dengan memakai media kering dengan memakai alat dan materi yang ada di sekitarmu. Jelaskanlah gambarmu kepada sobat di dalam kelompokmu dengan percaya diri.
Perpindahan panas sanggup terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi (pancaran). Pada umumnya, perpindahan kalor pada zat padat akan berlangsung secara konduksi. Konduksi kalor sanggup terjadi jikalau ada perbedaan suhu. Konveksi hanya terjadi pada zat-zat yang sanggup mengalir, yaitu zat cair dan gas.
Persami Pertama Dea
Penulis: Niken Ari
“Huh, kenapa sih harus ikut Persami,” keluh Dea sore itu dikala diantar ayahnya menuju lapangan sepak bola bersahabat sekolahnya di tempat Cipayung, Jakarta Timur untuk mengikuti Persami. Persami atau perkemahan Sabtu Minggu yaitu bab dari acara ekstrakurikuler Pramuka di sekolah Dea.
“Pasti akan membosankan ya, Yah, satu malam tidak ada televisi,” Dea masih mengeluh.
“Ayah yakin, kau akan suka. Dahulu, waktu Ayah seusia kamu, Ayah juga sering ikut Persami,” kata Ayah. Dea hanya mengangguk. Ia mencium tangan ayahnya dan segera bergabung dengan sobat sekelasnya yang sudah berkumpul di lapangan sepak bola.
“Adik-adik, kalian akan dibagi berkelompok untuk mendirikan tenda. Satu kelompok satu tenda, terdiri dari lima orang,” ujar Kak Firman, abang pembina Pramuka.
Dea ditempatkan di kelompok 2 bersama Ayu, Isma, Lulu, dan Fina. Mereka segera membangun tenda dibantu Kak Sari, abang pembina yang lain. Setelah tenda selesai, mereka diberikan waktu membersihkan diri dan berkumpul lagi pukul 7 malam dalam program api unggun.
Biasanya, pukul 7 malam, ada kartun favorit Dea di TV. Dea pun kesal alasannya akan melewatkan satu episode.
Api unggun sudah menyala di tengah lapangan. Semua anggota Pramuka mengelilingi api unggun. Kelompok Pramuka dari kelas 6, kemudian membawakan dua lagu diiringi gitar. Setelah itu, kakak-kakak alumni tampil membawakan pantun berantai.
“Ayah mempunyai kendaraan beroda empat berwarna biru. Akhir-akhir ini kendaraan beroda empat kesayangan Ayah sering mogok. Maka Ayah membawa mobilnya ke...,” kata seorang abang alumni.
“...dokter hewan,” sambung abang alumni yang lain. Semua penonton pun tertawa.
Dea merasa sangat terhibur. Kekesalan Dea alasannya tidak bisa menonton kartun favoritnya pun hilang.
Pada tengah malam, Persami dilanjutkan dengan program jurit malam. Saat itu, malam bulan purnama. Peserta diwajibkan mencari jejak dengan cara memecahkan sandi-sandi Pramuka.
Dea bersama teman-teman kelompoknya menemukan sebuah papan petunjuk. Dibantu senter mereka membaca goresan pena di papan: “IRIK KOLEB NIGNIREB NOHOP UMETEK”. Mereka pun kebingungan.
Tib-tiba Ayu berkata, “Aku bisa memecahkannya! Ini yaitu sandi Pramuka Balik, yaitu karakter yang dibaca terbalik. Makara begini cara membacanya, "Ketemu Pohon Beringin Belok Kiri’. Itu petunjuknya.”
Benar saja, tak usang Dea dan teman-temannya menemukan pohon beringin yang dimaksud. Setelah itu, masih banyak sandi Pramuka yang harus mereka pecahkan. Sungguh mengasyikkan.
“Benar kata Ayah, Persami yaitu program yang sangat seru,” gumam Dea.
Ulasan Teks | |
---|---|
Judul Cerita | Persami Pertama Dea |
Pengarang | Niken Ari |
Tokoh Utama: | Dea |
Tokoh Lain | Ayah Dea, Kak Firman, Kak Sari, Ayu, Isma, Lulu, dan Fina |
Di manakah kisah ini terjadi? | Daerah Cipayung, Jakarta Timur |
Apa yang terjadi dengan tokoh utama? | Dea tidak bisa menonton kartun favoritnya. |
Mengapa hal itu terjadi? | Dea mengikuti acara persami di sekolahnya |
Bagaimana problem dalam kisah ini diselesaikan? | Ternyata Persami sangat mnghibur sehingga kekesalan Dea alasannya tidak bisa menonton kartun favoritnya pun hilang. |
Kapankah waktu terjadinya kisah ini? | Sore hari dan Malam hari |
Pesan apakah yang kau dapatkan dari kisah di ata? Kegiatan persami selain sanggup melatih kemampuan kepramukaan juga sanggup menjadi sarana hiburan |
Salah satu acara berkemah yang menyenangkan yaitu bermain di sekitar api unggun. Dari zaman insan mengenal api, acara di sekitar api unggun merupakan acara yang sering dilakukan masyarakat untuk berkumpul, bahkan untuk mengusir binatang buas. Pada dikala api unggun dinyalakan, panas dari api akan dipancarkan ke sekelilingnya sampai sekitarnya terasa hangat. Panas sanggup dipindahkan dengan beberapa cara selain dipancarkan.
Gunakan tempat yang tersedia di bawah ini untuk menggambarkan sebuah tragedi perpindahan panas melalui konveksi, radiasi dan konduksi. Berilah catatan pada gambar untuk memperjelasnya. Gambarlah dengan memakai media kering dengan memakai alat dan materi yang ada di sekitarmu. Jelaskanlah gambarmu kepada sobat di dalam kelompokmu dengan percaya diri.
Perpindahan panas sanggup terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi (pancaran). Pada umumnya, perpindahan kalor pada zat padat akan berlangsung secara konduksi. Konduksi kalor sanggup terjadi jikalau ada perbedaan suhu. Konveksi hanya terjadi pada zat-zat yang sanggup mengalir, yaitu zat cair dan gas.