Kegiatan Literasi 6 Pelajaran Untuk Mira

Orang bau tanah yakni orang yang membesarkan dan mengasuh anak semenjak lahir hingga dewasa, bahkan hingga menjadi orang sukses. Ayah dan ibu telah membesarkan seorang anak hingga cukup umur dengan kasih sayang yang mereka curahkan. Semua itu yakni bab dari kewajiban yang harus dipenuhi orang bau tanah untuk anaknya.

Kewajiban anak untuk menghormati orang bau tanah juga harus dilakukan dengan benar. Misalnya, tidak berkata jelek kepada orang tua, mempertimbangkan cara menjaga perasaan mereka ibarat kita tahu cara menjaga perasaan orang lain dengan perbuatan yang baik dan tidak menyinggung orang tua. Berikut ini dongeng perihal kewajiban anak terhadap orang tuanya.

Pelajaran untuk Mira
Penulis: Dyah Laksmi Nur Jannah
Pagi itu, di sebuah rumah yang terletak di pinggiran Jakarta, Mira sedang duduk di ruang makan untuk sarapan. Ia makan dengan segan. Dengan verbal cemberut, diaduk-aduknya nasi dan tumis tahu di depannya. Huh, saya kan ingin makan ayam goreng tepung, bukan tumis tahu, gerutunya dalam hati.

“Kok, lauknya diaduk-aduk, Mir?” tegur Ibu. Tangan Ibu sibuk memasukkan kotak bekal ke dalam tas sekolah Mira, “Ayo, dimakan! Sebentar lagi waktunya berangkat, lho.”

“Mira tidak nafsu makan, Bu. Mira mau jajan di sekolah saja!” serunya.

Lalu, Mira berpamitan kepada ibunya dan beranjak keluar rumah. Ibu hanya menarik napas panjang sambil menggeleng-geleng. Memperhatikan kepergian Mira dengan sepedanya.

“Kenapa cemberut, Mir?” tanya Ratna, sahabat sebangkunya, saat Mira gres saja duduk di sebelahnya.

“Saya kesal kepada ibuku. Kemarin saya sudah bilang mau sarapan dengan ayam goreng. Tapi, tadi pagi, ibu malah masak tumis tahu,” terang Mira kesal.

Ratna hanya membisu mendengar keluhan Mira.

Saat istirahat tiba, Mira membuka kotak bekalnya. “Yah, tumis tahu lagi,” gumamnya kecewa. Ternyata, bukan cuma buat sarapan. Untuk bekal makan siang di sekolah pun, ibunya hanya menyiapkan tumis tahu.

Ratna menoleh dan menatap kotak bekal Mira, “Kelihatannya enak, Mir.”

“Kamu mau? Nih, makan saja,” Mira menyodorkan kotak bekalnya.

“Beneran ini buat saya?” tanya Ratna, “Kamu tidak lapar?”

Mira hanya menggeleng. Dipandanginya Ratna yang lahap menyantap bekalnya.

Sembari makan, Ratna pun bercerita. Dahulu, ibunya selalu memasak tumis tahu kesukaannya. Terkadang, bila ada uang lebih, barulah ibunya Ratna memasak ikan atau ayam.

“Sudah usang saya belum lagi makan tumis tahu seenak ini. Rasanya ibarat buatan ibuku,” ucap Ratna mengakhiri ceritanya.

Mendengar penuturan Ratna, Mira rahasia merasa iba. Ia tahu ibunya Ratna sudah meninggal sekitar satu tahun yang lalu.

“Karena ayah sibuk bekerja, saya yang memasak untuk ayah dan saya sendiri di rumah. Seringnya sih, saya menggoreng tempe atau tahu alasannya saya gres sanggup masak itu,” terang Ratna sambil kemudian menatap Mira. “Kamu beruntung, masih mempunyai ibu, Mira!”

Mira tercenung mendengar kata-kata Ratna itu. Ya, ia memang beruntung. Masih mempunyai ibu yang selalu merawatnya dan menyediakan semua keperluannya.

Seharusnya tadi saya menghargai jerih payah ibu yang telah memasak makanan untukku meskipun hanya tumis tahu, sesal Mira kemudian dalam hati.

Saat itu juga, Mira merasa ingin segera pulang dan hendak menemui ibunya. Mira ingin minta maaf atas sikapnya tadi pagi kepada ibu. Ia juga ingin berterima kasih kepada ibunya untuk semua kebaikan hati dia merawat dan menyayanginya selama ini.

Gunakan tabel berikut ini untuk membantumu menjelaskan isi dongeng di atas. Lalu, ceritakanlah isi dongeng di atas kepada teman-teman dalam kelompokmu!
Ulasan Teks
Judul CeritaPelajaran untuk Mira
PengarangDyah Laksmi Nur Jannah
Tokoh Utama:Mira
Tokoh LainIbu Mira dan Ratna
Di manakah dongeng ini terjadi?Di pinggiran Jakarta
Apa yang terjadi dengan tokoh utama? Mira enggan makan sarapan yang dimasak ibunya.
Mengapa hal itu terjadi? Mira kurang menghargai jerih payah ibu yang telah memasak makanan untuknya
Bagaimana duduk masalah dalam dongeng ini diselesaikan? Setelah mendengar dongeng Ratna, Mira menemui untuk meminta maaf  dan ingin berterima kasih kepada ibunya yang telah merawat dan menyayanginya selama ini.
Kapankah waktu terjadinya dongeng ini? Pagi hari dan Saat istirahat.
Pesan apakah yang kau dapatkan dari dongeng di atas?
Kita harus menghargai dan berterima kasih kepada ibu yang telah merawat dan menyayanginya selama ini.

Negeri kita kaya akan budaya dan karya seni, termasuk lagu kawasan dan karya seni tari. Pilihlah salah satu lagu kawasan dan tari yang berasal dari Betawi atau dari kawasan di Indonesia yang belum pernah kau kunjungi. Carilah isu perihal keduanya dari aneka macam sumber yang tersedia. Lalu gunakan tabel berikut ini untuk mengerjakannya sesuai pertanyaan yang tersedia
    1. Padhang Wulan
    Judul Lagu : Padhang Wulan
    AsalJawa Tengah
    Tangga NadaSlendro
    Arti syair laguYo 'pra kanca dolanan ing jaba
    (Ayo teman-teman bermain di luar)
    Padhang wulan padhange kaya rina
    (Terang bulan, terangnya ibarat siang)
    Rembulane e sing awe-awe
    (Rembulannya melambai-lambai)
    Ngelingake aja padha turu sore
    (Mengingatkan jangan tidur sore-sore)

    Yo 'pra kanca dolanan ing jaba
    (Ayo teman-teman bermain di luar)
    Rame-rame kene akeh kancane
    (Rame-rame banyak sahabat di sini)
    Langite pancen sumebyar rina
    (Langitnya memang terang sekali)
    Yo padha dolanan sinambi guyonan
    (Yuk bermain sambil bercanda)

    2. Gambang Suling
    Judul Lagu : Gambang Suling
    AsalJawa Tengah
    Tangga NadaSlendro
    Arti syair laguGambang suling ngumandang swarane
    (Gambang suling berkumandang swaranya)
    Tulat tulit kepenak unine
    (Tulat-tulit yummy bunyinya)
    Unnine mung nrenyuh ake
    (Bunyinya hanya mengharukan)
    Barengan lan kentrung ketipung suling
    (Bersama kentrung ketipung suling)
    Sigrak kendangane
    (Mantap suara kendangnya)

    3. Dhondhong Opo Salak
    Judul Lagu : Dhondhong Opo Salak
    AsalJawa Tengah
    Tangga NadaSlendro
    Arti syair laguDhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
    (Kedondong apa salak, duku kecil-kecil)
    Ngandhong apa mbecak, m'laku timik-timik
    (Naik Delman apa becak, jalan pelan sekali)
    Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
    (Kedondong apa salak, duku kecil-kecil)
    Ngandhong apa mbecak, m'laku timik-timik
    (Naik Delman apa becak, jalan pelan sekali)

    Atik ndherek Ibu tindak menyang pasar
    (Atik ikut ibu pergi ke pasar)
    Ora pareng rewel ora pareng nakal
    (Tidak boleh rewel dan nakal)
    Ibu mengko mesthi mundhut oleh-oleh
    (Ibu nanti niscaya membawa oleh-oleh)
    Kacang karo roti Atik dhiparingi
    (Kacang dan roti, Atik kebagian)

    Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
    (Kedondong apa salak, duku kecil-kecil)
    Gendhong apa pundhak aja githink-ithik
    (Digendong apa naik dipundak, jangan menggelitik)

    4. Gek Kepriye
    Judul Lagu : Gek Kepriye
    AsalJawa Tengah
    Tangga NadaSlendro
    Arti syair laguDuh kaya ngene rasane
    Duh begini rasanya
    Anake wong ora duwe
    Anak orang tak punya
    Ngalor ngidul tansah diece
    Kesana-kesini selalu dihina
    Karo kanca kancane
    Sama teman-teman

    Pye pye pye pye ya ben rasakna
    Bagaimana ya biar merasakan
    Pye pye pye pye rasakna dewe
    Bagaimana mencicipi sendiri
    Pye pye pye pye ya ben rasakna
    Bagaimana ya biar rasakan
    Pye pye pye pye rasakna dewe
    Bagaimana rasakan sendiri

    Besuk kapan saya bisa
    Besok saat saya bisa
    Urip kang luwih mulya
    Hidup yang lebih baik
    Melu nyunjung drajating bangsa
    Ikut menjunjung martabat bangsa
    Indonesia kang mulya
    Indonesia yang mulia

    Pye pye pye pye mbuh ra weruh
    Bagaimana? saya tidak tahu
    Pye pye pye pye mbuh ra ngerti
    Bagaimana? Aku  tidak mengerti
    Pye pye pye pye mbuh ra weruh
    Bagaimana? saya tidak tahu
    Pye pye pye pye mbuh ra ngerti
    Bagaimana? saya tidak mengerti

    5. Lir Ilir
    Judul Lagu : Lir Ilir
    AsalJawa Tengah
    Tangga NadaSlendro
    Arti syair laguLir ilir lir ilir
    (Bangunlah, bangunlah)
    Tandure wus sumilir
    (Tanaman sudah bersemi)
    Tak ijo royo royo
    (Demikian menghijau)
    Tak sengguh temanten anyar
    (Bagaikan pengantin baru)

    Bocah angon, bocah angon
    (Anak gembala, anak gembala)
    Penekna blimbing kuwi
    (Panjatlah (pohon) belimbing itu)
    Lunyu lunyu penekna
    (Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)
    Kanggo mbasuh dodotira
    (Untuk membasuh pakaianmu)

    Dodotira dodotira
    (Pakaianmu, pakaianmu )
    Kumintir bedah ing pinggir
    (Terkoyak-koyak di bab samping)

    Dondomana, jlumatana
    (Jahitlah, benahilah)
    Kanggo seba mengko sore
    (Untuk menghadap nanti sore)
    Mumpung padang rembulane
    (Mumpung bulan bersinar terang)
    Mumpung jembar kalangane
    (Mumpung banyak waktu luang)
    Yo surak'o surak hiyoo
    (Ayo bersoraklah dengan sorakan iya)

    Tarian
    1. Tari Saman
    Nama Tari : Tari Saman
    AsalNangroe Aceh Darussalam
    Pola LantaiGaris Horizontal
    Makna TariTari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

    2. Tari Legong
    Nama Tari : Tari Legong Keraton
    AsalBali
    Pola LantaiGaris Lurus dan Melngkung
    Makna TariTari Legong Keraton, mengambil dongeng Panji, mengisahkan perihal perjalanan prabu (adipati) Lasem yang ingin meminang putri dari kerajaan Daha (Kediri) yaitu putri Rangkesari yang sudah terikat jalinan dengan Raden Panji dari Kahuripan. Sang puteri menolak pinangan Prabu Lasem, alasannya ditolah balasannya melaksanakan perbuatan tidak terpuji dengan menculik sang puteri,

    3. Tari Serimpi
    Nama Tari : Tari Serimpi
    AsalYogyakarta
    Pola LantaiGaris Lurus
    Makna TariTema perang dalam tari Serimpi berdasarkan Raden Mas Wisnu Wardhana, merupakan penggambaran falsafah hidup ketimuran. Peperangan dalam tari Serimpi merupakan simbol pertarungan yang tak kunjung habis antara kebaikan dan kejahatan.

    4. Tari Topeng Betawi
    Nama Tari : Tari Topeng Betawi
    AsalDKI Jakarta
    Pola LantaiGaris Lurus
    Makna TariTari Topeng ini dipakai berdasarkan kepercayaan masyarakat Betawi pada zaman dulu bila topeng mempunyai kekuatan magis yang sanggup mnghilangkan rasa sedih dan menolak bala. Tari topeng ini biasanya ditampilkan pada program pesta-pesta penting ibarat pada program khitanan dan pernikahan.

    5. Tari Yapong
    Orang bau tanah yakni orang yang membesarkan dan mengasuh anak semenjak lahir hingga cukup umur Kegiatan Literasi 6 Pelajaran untuk Mira
    Nama Tari : Tari Yapong
    AsalDKI Jakarta
    Pola LantaiGaris Lurus dan Garis Lengkung
    Makna TariPada pertama kali kemunculannya, tari Yapong memang menjadi sebuah sendra tari atau campuran seni drama yang dibungkus dalam tarian dengan lakon yang diperankan yakni kisah usaha Pangeran Jayakarta. 

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel