Dampak Kebijakan Politik Dan Ekonomi Abad Orde Baru
Monday, March 30, 2020
Edit
Orde Baru ialah masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia yang menggantikan Orde Lama pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 sampai tahun 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela. Pendekatan keamanan yang diterapkan Orde Baru dalam menegakkan stabilisasi nasional secara umum memang berhasil membuat suasana kondusif bagi masyarakat Indonesia. Pembangunan ekonomi pun berjalan baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi alasannya ialah setiap jadwal pembangunan pemerintah terjadwal dengan baik.
Pada masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah ialah meningkatkan transmigrasi dari tempat yang padat penduduknya menyerupai Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif dari jadwal ini ialah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapat dukungan pemerintah.
Selain keberhasilan yang sanggup dicapai oleh Orde baru, di sisi lain kebijakan politik dan ekonomi pemerintah Orde Baru juga memberi beberapa dampak yang lain, baik di bidang ekonomi dan politik. Berikut ini dampak nyata dan negatif bidang ekonomi dan politik pada masa orde baru.
No. | Bidang | Dampak Positif | Dampak Negatif |
---|---|---|---|
1. | Politik |
|
|
2. | Ekonomi |
|
|
Selain masalah-masalah diatas, pemerintahan Orde Baru juga telah melaksanakan tindakan antidemokrasi dan diindikasikan telah melanggar HAM. Amnesty International contohnya dalam laporannya pada 10 Juli 1991 menyebut Indonesia sebagai pelanggar HAM. meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi secara mendasar pembangunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang terbesar devisa negara menyerupai di Riau, Kalimantan Timur dan Irian Barat/Papua. Faktor inilah yang selanjutnya menjadi salah satu penyebab terpuruknya perekenomian Indonesia menjelang simpulan tahun 1997.