Jenis Jenis Teks Kelas Viii

Teks dalam bahasa Indonesia yakni satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran dan gagasan.Teks tidak harus berbentuk bahasa tulis,tetapi juga sanggup berbentuk bahasa lisan.Teks itu mempunyai dua unsur utama. Pertama yakni konteks situasi penggunaan bahasa mirip pesan,gagasan,ide yang akan disampaikan. Kedua yakni konteks situasi yang di dalamnya terdapat konteks sosial dan budaya masyarakat tutur bahasa yang menjadi kawasan teks tersebut diproduksi.Ada jenis-jenis teks di dalam bahasa Indonesia. Masing-masing teks sanggup dibedakan menurut strukturnya. Berikut ini yakni jenis teks yang diajarkan pada kelas vii dalam kurikulum 2013,

A. Teks Cerita Fabel
Secara etimologis fabel berasal dari bahasa Latin fabulat. Cerita fabel merupakan dongeng perihal kehidupan hewan yang berperilaku ibarat manusia. Fabel termasuk jenis dongeng fiksi, bukan kisah perihal kehidupan nyata. Cerita fabel sering juga disebut dongeng budpekerti alasannya yakni pesan yang ada di dalam dongeng fabel berkaitan dekat dengan moral. 

Struktur Teks Cerita Fabel
Struktur teks yang dimiliki teks dongeng fabel diantaranya yakni orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur teks sanggup lihat dibawah ini.
  1. Orientasi, yakni belahan awal dari sebuah dongeng fabel. Orientasi berisi pengenalan dari dongeng fabel, mirip pengenalan background, pengenalan tokoh, maupun latar kawasan dan waktu.
  2. Komplikasi, merupan titik puncak dari cerita, berisi puncak permasalahan yang dialami tokoh.
  3. Resolusi, berisi pemecahan problem yang dialami tokoh.
  4. Koda, merupakan belahan final dari cerita. Biasanya berisi pesan dan amanat yang ada pada dongeng fabel tersebut.
 Teks dalam bahasa Indonesia yakni satuan bahasa yang mengandung makna Jenis Jenis Teks Kelas VIII
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel
Kaidah kebahasaan atau yang biasa disebut juga sebagai unsur kebahasaan merupakan ciri dari bahasa yang dipakai dalam suatu teks mirip dongeng fabel.
  1. Kata Kerja. Kata kerja dalam dongeng fabel dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif. Kata Kerja Aktif Transitif, yakni kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat, contohnya memegang, mengangkat. Kata Kerja Aktif Intransitif, yakni kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat, contohnya diam.
  2. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang. Pada teks dongeng fabel sering sekali adanya penggunaan kata sandang si dan sang. Berikut merupakan penggunaan kata sandang si dan sang yang ada pada teks dongeng fabel. Contoh: Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu. Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan aksara kecil, bukan aksara kapital. 
  3. Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu. Dalam teks dongeng fabel biasanya dipakai kata keterangan kawasan dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan kawasan biasanya dipakai kata depan di dan keterangan waktu biasanya dipakai kata depan pada atau kata yang memperlihatkan informasi waktu. Contoh: Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.
  4. Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya. Kata kemudian dan kemudian mempunyai makna yang sama dan dipakai sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata kesudahannya biasanya dipakai untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks. Contoh: Setelah mendengar informasi kebakaran itu, Amir pergi ke luar, kemudian berlari, kemudian berteriak sambil menangis.

B. Teks Biografi
Teks biografi (biography) merupakan teks yang mengisahkan tokoh atau pelaku, peristiwa, dan problem yang dihadapinya. Teks biografi termasuk teks naratif yang tergolong pada teks makro. Sebagai teks makro, teks biografi mempunyai struktur teks yang tidak harus sama, bergantung pada bagaimana penulis memberikan citra perihal tokoh dan insiden yang dialaminya.

Struktur Teks Biografi
Struktur teks biografi terdiri dari orientasi, insiden dan masalah, serta reorientasi.
  1. Orientasi berisi citra awal perihal tokoh atau pelaku di dalam teks biografi. 
  2. Peristiwa atau insiden berisi klarifikasi yang berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi atau pernah dialami oleh tokoh, termasuk problem yang dihadapinya dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. 
  3. Hal yang menarik, mengesankan, mengagumkan, dan mengharukan yang dialami tokoh juga diuraikan dalam belahan peristiwa. 
  4. Sementara itu, reorientasi berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Reorientasi bersifat opsional, boleh ada, boleh juga tidak ada.

Unsur Kebahasaan Teks Biografi
Kata Hubung
Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
  1. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata hubung itu disebut konjungsi intrakalimat, mirip dan, tetapi, lalu, kemudian.
  2. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, kata hubung itu disebut konjungsi antarkalimat, contohnya akan tetapi, meskipun demikian, oleh alasannya yakni itu.

Merujuk Kata
Di dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia”  terdapat belahan kata atau kelompok kata yang merujuk pada kata atau kelompok kata kalimat sebelumnya. perhatikan pola berikut. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan usaha dan dedikasi pada kepentingan bangsa dan negaranya. Contoh kalimat di atas memperlihatkan –nya pada kata negaranya, -nya merujuk pada Ki Hajar Dewantara.

Kata Kerja
Pada teks biografi model terdapat kata kerja (verbal) yang menyatakan tindakan, misalnya, kata kerja menamatkan dan melanjutkan pada kalimat “Ki Hajar Dewantara menamatkan SD di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).”

Waktu, Aktivitas, dan Tempat
Pada teks biografi di atas, ada kata-kata yang memperlihatkan urutan waktu, aktivitas, dan tempat..

C. Teks Prosedur
Teks mekanisme (procedure) merupakan teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah yang harus diikuti semoga suatu pekerjaan sanggup dilakukan.

Struktur Teks Prosedur
Struktur teks merupakan belahan atau cara teks tersebut dibangun. Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau struktur teks mekanisme disusun oleh belahan tujuan, belahan material, dan diikuti oleh belahan langkah-langkah. Untuk lebih jelasnya sanggup lihat dibawah.
  1. Bagian tujuan, berisi tujuan dari pembuatan teks mekanisme tersebut atau hasil final yang akan dicapai (dapat berupa judul).
  2. Bagian material, berisi informasi perihal alat atau materi yang dibutuhkan, namun tidak semua teks mekanisme terdapat belahan ini (umumnya terdapat dalam resep masakan).
  3. Bagian langkah-langkah, berisi cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Bagian ini biasanya tidak sanggup diubah urutannya.

D. Teks Diskusi
Teks diskusi yakni teks yang menawarkan dua pendapat (mendukung dan menentang) mengenai suatu hal. Teks diskusi biasanya dipakai apabila terdapat perbedaan pendapat dan permasalahan yang harus dipecahkan bersama. Di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, perbedaan pendapat yakni hal yang biasa. Untuk itu, kau harus menghargai perbedaan itu. Menghargai pendapat orang lain merupakan salah satu ciri karakter bangsa yang harus dijaga dan dipelihara.

Struktur Teks Diskusi
Struktur teks diskusi itu terdiri atas tiga belahan berikut : Isu (masalah), Argumen (pendapat), pendapat dibagi menjadi dua  yaitu pendapat yang mendukung, dan pendapat yang menentang. Bagian terakhir yakni simpulan/saran.
  1. Pada sketsa isu, penulis teks akan memperkenalkan isu yang akan dibahas. Isu atau problem di dalam teks diskusi berisi problem yang akan didiskusikan lebih lanjut. Jika ingin menulis sebuah teks diskusi, sebaiknya menentukan topik permasalahan yang kontroversial sehingga nanti kau mempunyai banyak argumen, baik argumen yang mendukung maupun argumen yang menentang. 
  2. Pendapat yang mendukung (supporting points) berisi pembagian terstruktur mengenai lebih lanjut perihal isu yang sedang dibahas. Pada belahan itu penulis memaparkan argumen yang mendukung. Argumen itu didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta rujukan yang bekerjasama dengan isu yang dibahas.
  3. Pendapat yang menentang (contrasting point) berisi argumen yang bertentangan dengan pendapat yang mendukung. Pada belahan itu penulis memaparkan argumen yang menentang. Argumen itu juga didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta rujukan yang bekerjasama dengan isu yang dibahas. 
  4. Pada belahan simpulan (conclusion), penulis menyimpulkan dan merekomendasikan posisi atau pendapat final penulis mengenai isu yang akan dibahas. Pada belahan itu, alangkah baiknya kalau mengambil jalan tengah mengenai problem yang sedang dibahas semoga simpulan yang kau ambil tidak lagi menimbulkan problem baru. 

Unsur Kebahasaan Teks Diskusi
1. Penggunaan Konjungsi Perlawanan
Konjungsi perlawanan memakai kata hubung : tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya. Di dalam teks ‘’Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke Sekolah?” konjungsi perlawanan sanggup dilihat pada pola berikut : Banyak sekolah, terutama di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, melarang siswanya membawa telepon seluler, tetapi banyak juga sekolah yang membolehkan siswanya membawa telepon seluler dengan aneka macam persyaratan.

2. Penggunaan Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal
Kohesi leksikal yakni kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal itu sanggup berbentuk, antara lain, dengan pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim. Dalam teks “Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke Sekolah?”, pola kohesi leksikal yakni sebagai berikut : Di samping itu, salah satu laba dari penggunaan telepon seluler di sekolah yakni telepon seluler sanggup dipakai sebagai alat bantu, terutama telepon seluler yang dilengkapi dengan beberapa aksesoris, mirip kalkulator, kamera, dan internet. Berdasarkan pola tersebut sanggup dikemukakan bahwa supaya padu, penulis mengulang kata telepon seluler beberapa kali. 

Kohesi gramatikal yakni kepaduan yang dicapai dengan memakai elemen dan hukum gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, sanggup terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan elipsis. Hal itu sanggup disimak pada pola berikut : Masyarakat yang oke bahwa siswa boleh membawa telepon seluler ke sekolah alasannya yakni hal itu sanggup memudahkan orang renta untuk sanggup menghubungi anaknya. Berdasarkan pola tersebut, -nya pada kata anaknya, merujuk pada orang tua.

3. Penggunaan Modalitas
Modalitas yakni kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata mirip harus, akan, ingin, mungkin. Hal itu sanggup dilihat pada pola berikut : Jika siswa tidak membawa telepon seluler dan orang renta perlu segera menghubungi, orang renta harus menghubungi kantor sekolah. Berdasarkan pola  tersebut kata-kata modalitas yang dipakai yakni harus.

E. Teks Ulasan
Teks ulasan yakni teks yang berisi tinjauan suatu karya baik berupa film, buku, benda dan lain sebagainya untuk mengetahui kualitas, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karya tersebut yang ditujukan untuk pembaca atau pendengar khalayak ramai.

Struktur Teks Ulasan
Untuk mengenal struktur teks ulasan, harus membaca berkali-kali lagi teks ulasan dengan cermat. Amati bagian-bagian per paragraf, nantinya disitulah akan menemukan struktur teks ulasan, yang terdiri atas orientasi (orientation), tafsiran (interpretative recount), penilaian (evaluation), dan rangkuman
  1. Bagian orientasi berisi citra umum karya sastra yang akan diulas, misalnya, berisi perihal citra umum sebuah karya atau benda yang akan diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut sanggup berupa nama, kegunaan, dan sebagainya.
  2. Tafsiran berisi pandangan sendiri mengenai karya atau benda yang diulas. Bagian ini dilakukan sehabis mengevaluasi karya atau barang tersebut. Pada belahan ini penulis biasanya membandingkan karya atau benda tersebut dengan karya atau benda yang mirip. Penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas.
  3. Pada belahan penilaian penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi. Bagian penilaian juga berisi citra perihal detail suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini sanggup berupa bagian, ciri-ciri, dan kualitas karya tersebut.
  4. Pada belahan rangkuman, penulis menawarkan ulasan final yang berisi simpulan karya tersebut

Unsur Kebahasaan Teks Ulasan
1. Kata Sifat Sikap
Kata sifat sikap  adalah kata yang berfungsi untuk mendeskripsikan pelaku dalam penampilan fisik atau kepribadiannya. Beberapa pola kata kerja sikap antara lain  terkejut, kasar, kesal, pemberani, dan keras kepala.

2. Kata Benda dan Kata Kerja
Kata benda yakni kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dengan demikian, kata mirip guru, kucing, meja, dan kebangsaan yakni kata benda. Ciri yang lain yakni kata benda tidak sanggup diingkarkan dengan kata tidak. Kata guru, kucing, meja, dan kebangsaan, tidak sanggup dikatakan dengan tidak guru, tidak kucing, tidak meja, dan tidak kebangsaan.

Kata kerja yakni kata yang mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat. Pada umumnya kata kerja tidak sanggup bergabung dengan kata-kata yang menyatakan kesangatan. Dengan demikian, tidak ada kata sangat pergi, agak belajar.

3. Metafora
Salah satu ciri teks ulasan yakni adanya kata metafora dalam teks tersebut. Metafora yakni pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang menurut persamaan atau perbandingan, misalnya, tulang punggung dalam kalimat cowok yakni tulang punggung negara. 

4. Kalimat Majemuk
Di dalam teks ulasan ditandai dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk), baik kalimat beragam setara maupun kalimat beragam bertingkat. Contoh kalimat beragam setara dan kalimat beragam bertingkat dalam teks ulasan Sang Pemimpi yakni sebagai berikut.
  1. Kalimat Majemuk Setara, pola : Ia juga mempunyai hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh.
  2. Kalimat Majemuk Bertingkat, pola : Pada belahan pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron yakni tiga cukup umur yang nakal.

5. Kata Rujukan
Teks ulasan ditandai dengan adanya kata rujukan yang merujuk pada partisipan tertentu. Hal itu sanggup kau simak dalam pola berikut : Pada belahan pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron yakni tiga cukup umur yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala Sekolah Menengan Atas Bukan Main itu. Berdasarkan pola tersebut sanggup diketahui bahwa mereka merujuk pada Ikal, Arai, dan Jimbron. Sementara itu, beliau merujuk pada Pak Mustar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel