Kegiatan Lari Jarak Pendek
Monday, March 30, 2020
Edit
Jenderal Besar Sudirman merupakan pendekar yang merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya masih yang masih relatif muda yaitu ketika berumur 31 tahun sudah menjadi seorang jenderal. Walaupun menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin pola bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara.
Meskipun mendapat latihan jasmani yang sehebat-hebatnya, tidak akan berkhasiat kalau memiliki sifat menyerah. Kepandaian yang bagaimanapun tingginya, tidak ada gunanya kalau orang itu memiliki sifat menyerah. Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah memperlihatkan semangat kolaborasi dan cinta tanah air. Salah satu wujud syukur yaitu menghargai jasa para pendekar dengan melanjutkan usaha mereka dengan cara mengisi kemerdekaan dengan acara yang positif. Dengan berguru dari semangat Jenderal Sudirman dalam melindungi negara ini kita sanggup mengambil semangat tersebut untuk diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Start yaitu cara seorang pelari untuk mempersiapkan diri dalam gerak lari. Start terdiri atas tiga cara yaitu :
- Start panjang dilakukan dengan perilaku jongkok rileks, lutut kaki kanan melekat di tanah, kaki kiri berada di depan dengan posisi jinjit, kedua tangan melekat di atas garis start dengan membentuk abjad “V”, dan pandangan rileks ke depan dan konsentrasi pada isyarat berikutnya.
- Start menengah dilakukan dengan perilaku jongkok rileks, lutut kaki kanan melekat di tanah., kaki kiri berada di samping lutut kaki kanan dengan jarak kurang lebih satu kepal, kedua tangan melekat di atas garis start dengan membentuk abjad “V”, dan pandangan rileks ke depan dan konsentrasi pada isyarat berikutnya.
- Start pendek dilakukan dengan perilaku jongkok rileks, lutut kaki kanan melekat di tanah, kaki kiri berada di samping lutut kaki kanan dengan jarak kurang lebih satu kepal, kedua tangan melekat di atas garis start dengan membentuk abjad “V”.
Dalam melaksanakan start jongkok, ada tiga tahapan yang sesuai dengan aba-aba.
- Aba-aba “Bersedia”. Apabila mendengar isyarat “bersedia”, perilaku tubuh yang dilakukan yaitu sebagai berikut: seorang pelari melaksanakan start jongkok dengan menentukan salah satu jenis start yang sudah dipelajari di atas, yang dirasa cocok dan sesuai dengan yang mereka rasakan.
- Aba-aba “siap”. Apabila ada isyarat “siap” maka perilaku tubuh pelari yang dilakukan yaitu sebagai berikut: Lutut yang melekat di tanah diangkat, pinggul diangkat sedikit lebih tinggi dari pundak dan berat tubuh dibawa ke muka, jadi garis punggung menurun ke depan.ô€‚‡ Kaki belakang membentuk sudut 120 derajat, sedangkan kaki depan membentuk sudut 90 derajat. Lengan tetap lurus/siku jangan bengkok. Kepala tetap menunduk, leher rileks, pandangan ke bawah, jaga keseimbangan dan konsentrasi pada isyarat berikutnya.
- Aba-aba “Ya”. Apabila mendengar isyarat “ya” maka perilaku tubuh pelari yang dilakukan yaitu sebagai berikut: Menolak ke depan dengan kekuatan penuh atau gerakan meluncur. Badan tetap condong ke depan disertai dengan gerakan lengan yang diayunkan. Dilanjutkan dengan gerakan langkah kaki pendek-pendek, tetapi cepat semoga tidak jatuh ke depan.
C. Pembelajaran Teknik Memasuki Garis Finish.
Teknik memasuki garis finish ada 3 macam, antara lain:
- Lari terus tanpa perubahan apapun.
- Dada dicondongkan ke depan/membusungkan dada ke depan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah belakang.
- Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga pundak sebelah maju ke depan.
D. Bentuk-bentuk Pembelajaran Lari
Bentuk-bentuk pembelajaran teknik dasar lari jarak pendek antara lain sebagai berikut:
- Siswa melaksanakan jalan dan lari sehat mengelilingi sekolah dengan semangat gerilya Jenderal Sudirman. Guru membariskan siswa secara berkelompok. Siswa lari mengelilingi sekolah sesuai barisan kelompok yang sudah dibentuk oleh guru.
- Permainan Hitam – Hijau. Guru menciptakan siswa menjadi dua kelompok (A = Hitam dan B = Hijau) bangkit saling berhadapan dengan jarak 1 meter. Mereka masing-masing kelompok dengan posisi start bangkit dan sambil mendengarkan isyarat Hitam atau Hijau. Jika di sebut Hitam, maka kelompok A (Hitam) cepat balik arah terus lari cepat hingga batas yang sudah ditentukan. Kelompok B (Hijau) cepat mengejar dan menangkap A (Hitam). Kemudian kembali lagi ke daerah semula, siap melaksanakan perlombaan. Sebaliknya, kalau disebut Hijau maka kelompok Hijau balik arah terus lari hingga batas yang ditentukan, kelompok Hitam (A) mengejar dan menangkapnya. Begitulah perlombaan itu dilakukan.
- Lari 30 meter. Guru menciptakan lintasan lari dengan jarak 30 meter. Siswa melaksanakan lomba lari memakai start jongkok. Guru mengambil catatan waktu yang diraih siswa. Begitu seterusnya hingga semua siswa melaksanakan perlombaan.
Selain melalui acara fisik dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia para pendekar juga bersatu dan bekerja sama melalui cara diplomasi dengan tujuan untuk mendapat akreditasi kedaulatan kemerdekaan bangsa kita. Kita harus sanggup berguru dari pendahulu kita yang mengutamaan persatuan dan kesatuan dalam mencapai tujuan. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi kita sebagai generasi penerus bangsa.