Kesesuaian Fungsi Kekauatan Dan Keindahan Karya Roncean
Thursday, March 12, 2020
Edit
Meronce yakni menata dengan dukungan mengikat komponen tadi dengan utas atu tali. Dengan teknik ikatan seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih usang di bandingkan dengan benda yang ditata tanpa ikatan. Meronce haruslah dengan memperhatikan bentuk, warna, dan ukuran.
Sedangkan kata merangkai sama dengan menyusun, yaitu menata, menumpuk, menyejajarkan, menyusun benda-benda atau pernik tanpa ataupun memakai teknik ikatan. Misalnya : menyusun lauk di atas piring, berarti menata dan menyejajarkan lauk dan nasi, serta memperkirakan posisi sayur dan pendamping lainnnya.
Meronce sanggup dilakukan dengan ikatan atau simpul tali dan dengan ikatan gaya anyaman. Susunan tali yang mempunyai nada dan irama, lantaran simpul tolong-menolong sanggup dilakukan sekaligus 3 ikatan dalam satu ikatan. Contoh simpul tali sanggup kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu tali yang di rangkai dengan baik dengan memakai teknik simpulan mati ( yaitu tali simpul yang sulit diuraikan sehabis disimpulkan) maupun simpul hidup yang gampang dibuka.
Roncean dengan simpul disebut dengan macramé kata yang diambil dari bahasa jepang berati menalikan. Meronce dengan ikatan gaya anyam yakni teknik anyaman. yang sama dengan teknik macramé, namun tidak dimatikan.
A. Bahan Meronce
Ada bermacam-macam materi yang sanggup dibentuk benda hias dengan teknik meronce. Namun kesesuaian fungsi, kekuatan dan keindahan setiap materi berbeda-beda. Pada dasarnya materi roncean sanggup dibedakan menjadi dua macam yaitu materi yang diperoleh dari alam dan materi bahan buatan.
1. Bahan Alam
Ada bermacam-macam materi alam yang sanggup dibentuk hiasan dengan teknik meronce. Bahan-bahan yang berasal dari alam biasanya keras, contohnya biji-bijian, dan kulit kerang.
Bijia-bijian yang sanggup dipakai sebagai materi roncean sangat beragam. Biasanya biji-bijian tersebut mempunyai kulit keras dan berwarna mengkilap. Beberapa biji-bijian yang sanggup dipakai antara lain biji srikaya, biji kapuk, biji jarak, biji kepuh, biji jali, dan biji sawo.
Roncean dari biji-bijian sanggup dipakai sebagai perhiasan atau aksesoris lainnya, menyerupai payet dalam busana.Rancean dari kertas berwarna-warni sanggup dipakai sebagai hiasan pada jendela rumah. Roncean dari bunga melati sanggup dipakai untuk perlengkapan pada aksesoris pengantin atau dalam penyambutan tamu. Roncean dari cangkang kerang /siput sanggup dipakai untuk menciptakan tirai pintu atau jendela.
2. Bahan Buatan
Bahan buatan biasanya yakni materi hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan gampang didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan, menyerupai mote-mote atau manik - manik yang terbuat dari plastik, beling dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih abadi ketimbang materi alami dari biji-bijian.
Bentuk materi rangkaian bervariasi, mulai dari materi yang teratur yaitu: kubus, bulat, kerucut, maupun trapesium. Bentuk ini sanggup dibedakan menjadi dua yaitu bentuk materi beraturan dan bentuk materi tidak beraturan. Bentuk materi beraturan contohnya yakni kerucut, trapesium, lengkung tipis, lengkung tebal, dll. Bentuk materi tidak beraturan contohnya yakni bunga, buah, ranting pohon.
B. Aspek Tujuan dan Fungsi Pembuatan
Karya kerajinan menyerupai merangkai dan meronce mempunyai tujuan yang berbeda dengan melukis dan menggambar. Aspek ini yang menentukan bentuk akhir, misalnya: dikala akan menciptakan roncean gelang manik-manik, seorang anak yang kemudian membuatnya tidak diikatkan satu diantaranya sehingga menyerupai untaian bebas, maka tidak sanggup dikatakan sebagai roncean. Dilihat dari konsep umumnya merangkai dan meronce mempunyai tujuan:
a. Permainan
Merangkai maupun meronce sanggup berfungsi untuk alat bermain anak, benda-benda yang akan dirangkai tidak di tujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk melatih memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan.
Seorang guru sanggup meminta anak didiknya untuk membawa bekal kuliner secukupnya, anak diminta untuk menata makanannya didalam piring plastik yang sudah disiapkan oleh guru. Maka dengan meminta menata, sekaligus anak terlibat dalam bermain.
b. Kreasi dengan komposisi
Kemungkinan benda atau komponen lain sanggup diminta oleh guru kepada anak untuk menyusun ala kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan dari lingkungan sekitar, seperti: papan bekas, kotak sabun atau yang lain yang dibayanngkan sanggup menjadi bangunan megah. Anak sengaja hanya bermain imajinasi saja, sehingga tujuan bermain ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentangkonstruksi suatu bangunan. Secara garis besar manfaat penataan ini adalah;
Kegiatan bermain bagi anak tolong-menolong merupakan latihan untuk mengenal benda serta sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya melalui peniruan.
c. Gubahan atau inovasi
Merangkai dan meronce sanggup ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi usang menjadi fungsi baru. Seni merangkai ini lebih cendrung dikatakan sebagai seni bentuk dengan teknik merangkai dan meronce.
C. Aspek Keindahan
Aspek keindahan dari merangkai dan meronce terletak pada cara menyusun benda-benda sebagai komponen rangkaian sanggup menarik perhatian. Penataan ini memakai prinsip penyusunan menyerupai pada membentuk dan melukis, sebagai berikut.
Aspek keindahan sanggup diajarkan secara eksklusif dengan berlatih, untuk itu guru senantiasa bisa memotivasi dengan beberapa anjuran. Pemberian pola diharapkan untuk mengasah pengamatan serta rasa. Seorang guru dikala akan member pola perlu mengklasifikasi:
3. Aspek Kerajinan dan Ketekunan
Aspek kerajinan mencakup kemampuan mengamati bentuk menurut kegunaannya, menurut tujuan penelitian dan penciptaan. Aspek kerajinan menuntut ketelitian yaitu perjuangan member pelatihan, menyusun, menata rangkaian yang sesuai dengan rancangan susunannya tidak gampang rusak. Ketelitian yang di maksud yakni cermat dalam menentukan materi dan menentukan bentuk yang akan di susun secara konseptual, serta ketelitian dalam menuntaskan tugasnya:
Sedangkan kata merangkai sama dengan menyusun, yaitu menata, menumpuk, menyejajarkan, menyusun benda-benda atau pernik tanpa ataupun memakai teknik ikatan. Misalnya : menyusun lauk di atas piring, berarti menata dan menyejajarkan lauk dan nasi, serta memperkirakan posisi sayur dan pendamping lainnnya.
Meronce sanggup dilakukan dengan ikatan atau simpul tali dan dengan ikatan gaya anyaman. Susunan tali yang mempunyai nada dan irama, lantaran simpul tolong-menolong sanggup dilakukan sekaligus 3 ikatan dalam satu ikatan. Contoh simpul tali sanggup kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu tali yang di rangkai dengan baik dengan memakai teknik simpulan mati ( yaitu tali simpul yang sulit diuraikan sehabis disimpulkan) maupun simpul hidup yang gampang dibuka.
Roncean dengan simpul disebut dengan macramé kata yang diambil dari bahasa jepang berati menalikan. Meronce dengan ikatan gaya anyam yakni teknik anyaman. yang sama dengan teknik macramé, namun tidak dimatikan.
A. Bahan Meronce
Ada bermacam-macam materi yang sanggup dibentuk benda hias dengan teknik meronce. Namun kesesuaian fungsi, kekuatan dan keindahan setiap materi berbeda-beda. Pada dasarnya materi roncean sanggup dibedakan menjadi dua macam yaitu materi yang diperoleh dari alam dan materi bahan buatan.
1. Bahan Alam
Ada bermacam-macam materi alam yang sanggup dibentuk hiasan dengan teknik meronce. Bahan-bahan yang berasal dari alam biasanya keras, contohnya biji-bijian, dan kulit kerang.
Bijia-bijian yang sanggup dipakai sebagai materi roncean sangat beragam. Biasanya biji-bijian tersebut mempunyai kulit keras dan berwarna mengkilap. Beberapa biji-bijian yang sanggup dipakai antara lain biji srikaya, biji kapuk, biji jarak, biji kepuh, biji jali, dan biji sawo.
Roncean dari biji-bijian sanggup dipakai sebagai perhiasan atau aksesoris lainnya, menyerupai payet dalam busana.Rancean dari kertas berwarna-warni sanggup dipakai sebagai hiasan pada jendela rumah. Roncean dari bunga melati sanggup dipakai untuk perlengkapan pada aksesoris pengantin atau dalam penyambutan tamu. Roncean dari cangkang kerang /siput sanggup dipakai untuk menciptakan tirai pintu atau jendela.
2. Bahan Buatan
Bahan buatan biasanya yakni materi hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan gampang didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan, menyerupai mote-mote atau manik - manik yang terbuat dari plastik, beling dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih abadi ketimbang materi alami dari biji-bijian.
Bentuk materi rangkaian bervariasi, mulai dari materi yang teratur yaitu: kubus, bulat, kerucut, maupun trapesium. Bentuk ini sanggup dibedakan menjadi dua yaitu bentuk materi beraturan dan bentuk materi tidak beraturan. Bentuk materi beraturan contohnya yakni kerucut, trapesium, lengkung tipis, lengkung tebal, dll. Bentuk materi tidak beraturan contohnya yakni bunga, buah, ranting pohon.
B. Aspek Tujuan dan Fungsi Pembuatan
Karya kerajinan menyerupai merangkai dan meronce mempunyai tujuan yang berbeda dengan melukis dan menggambar. Aspek ini yang menentukan bentuk akhir, misalnya: dikala akan menciptakan roncean gelang manik-manik, seorang anak yang kemudian membuatnya tidak diikatkan satu diantaranya sehingga menyerupai untaian bebas, maka tidak sanggup dikatakan sebagai roncean. Dilihat dari konsep umumnya merangkai dan meronce mempunyai tujuan:
a. Permainan
Merangkai maupun meronce sanggup berfungsi untuk alat bermain anak, benda-benda yang akan dirangkai tidak di tujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk melatih memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan.
Seorang guru sanggup meminta anak didiknya untuk membawa bekal kuliner secukupnya, anak diminta untuk menata makanannya didalam piring plastik yang sudah disiapkan oleh guru. Maka dengan meminta menata, sekaligus anak terlibat dalam bermain.
b. Kreasi dengan komposisi
Kemungkinan benda atau komponen lain sanggup diminta oleh guru kepada anak untuk menyusun ala kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan dari lingkungan sekitar, seperti: papan bekas, kotak sabun atau yang lain yang dibayanngkan sanggup menjadi bangunan megah. Anak sengaja hanya bermain imajinasi saja, sehingga tujuan bermain ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentangkonstruksi suatu bangunan. Secara garis besar manfaat penataan ini adalah;
- Melatih imajinasi melalui bentuk dan konstruksi bentuk dan bahan.
- Melatih ketelitian melalui kecermatan merangkai serta menyusun benda-benda tersebut.
- Melatih keajegan atau irama melalui urutan, tingkatan, serta kedudukan masing-masing benda terhadap benda yang lain,
- Melatih rasa kebersamaan, jikalau merangkai secara bersama-sama,
- Ekspresi atau mengutarakan pendapat melalui pengandaian bentuk untuk menyatakan keinginannya terhadap benda yang diminta.
Kegiatan bermain bagi anak tolong-menolong merupakan latihan untuk mengenal benda serta sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya melalui peniruan.
c. Gubahan atau inovasi
Merangkai dan meronce sanggup ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi usang menjadi fungsi baru. Seni merangkai ini lebih cendrung dikatakan sebagai seni bentuk dengan teknik merangkai dan meronce.
C. Aspek Keindahan
Aspek keindahan dari merangkai dan meronce terletak pada cara menyusun benda-benda sebagai komponen rangkaian sanggup menarik perhatian. Penataan ini memakai prinsip penyusunan menyerupai pada membentuk dan melukis, sebagai berikut.
- Kesatuan, yaitu prinsip menyusun yang bertujuan supaya susunan tersebut menarik.
- Keseimbangan dengan memperhatikan masing-masing ukuran, bentuk serta pengikatnya, apakah berupa garis, warna pengikat serta yang lain.
- Irama yakni penyusun yang memperhatikan ukuran benda, besar kecil yang tersusun menyerupai irama music dengan rumus: 1) a-b-a-b-a-b dst atau 2) a-b-b-b-a yang sanggup disusun berirama yakni warna, contohnya dengan warna panas dan hirau taacuh atau gelap-terang.
Aspek keindahan sanggup diajarkan secara eksklusif dengan berlatih, untuk itu guru senantiasa bisa memotivasi dengan beberapa anjuran. Pemberian pola diharapkan untuk mengasah pengamatan serta rasa. Seorang guru dikala akan member pola perlu mengklasifikasi:
- apakah anak telah mempunyai konsep penataan
- jika sudah, guru melanjutkan dengan beberapa pertanyaan perihal konsep tersebut
- jika anak belum mempunyai konsep penciptaan,guru sanggup memancingnya dengan pertanyaan, perihal gagasan apa yang akan di tuangkan dalam rangkaian tersebut.
3. Aspek Kerajinan dan Ketekunan
Aspek kerajinan mencakup kemampuan mengamati bentuk menurut kegunaannya, menurut tujuan penelitian dan penciptaan. Aspek kerajinan menuntut ketelitian yaitu perjuangan member pelatihan, menyusun, menata rangkaian yang sesuai dengan rancangan susunannya tidak gampang rusak. Ketelitian yang di maksud yakni cermat dalam menentukan materi dan menentukan bentuk yang akan di susun secara konseptual, serta ketelitian dalam menuntaskan tugasnya:
- Tidak gampang rusak
- Warna dan bentuknya sesuai
- Sesuai dengan tujuan penciptaan, apakah untuk kebutuhan praktis, hiasan serta ekspresi.