Membuat Motif Jumputan Sederhana
Thursday, March 12, 2020
Edit
Indonesia mengenal seni ikat celup (tie dye) sebagai salah satu bentuk seni tradisional. Di Indonesia sendiri, kain jumputan dikenal dengan nama yang berbeda-beda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di tempat Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya kain Pelangi, di Kalimantan dikenal dengan istilah Sasirangan, dan di Sulawesi dikenal dengan nama kain Rotto
Jumputan yaitu salah satu teknik pembuatan motif di atas kain yang dilakukan dengan cara mengisi kain, melipat kain dan mengikat kain dengan cara tertentu. Kain yang telah diikat kemudian dicelupkan pada larutan zat warna sehingga diperoleh paduan warna yang menarik.
Kain dengan motif jumputan ini banyak ditemukan di tempat Surakarta dan D.I. Yogyakarta. Proses pembuatan kain ini sangat gampang dan hanya dengan mengikat kain dan melaksanakan pencelupan pada zat warna maka akan tercipta kain bermotif jumputan yang sanggup dibentuk selendang, angkin.
Sesuai perkembangannya pada ketika ini kain jumputan sudah banyak dibentuk pakaian menyerupai daster, kaos oblong, kebaya dan baju pesta yang mewah. Pada prinsipnya untuk menciptakan motif kain dengan teknik jumputan yaitu dengan memilih bab yang ingin diberi warna dan bab yang tidak ingin diberi warna.
Untuk bab yang tidak ingin diberi warna dengan cara menutupnya dengan plastik, sedangkan untuk bab yang ingin diberi warna dengan cara membiarkannya tidak terikat dan tertutup plastik. Untuk menghasilkan warna yang berbeda dibutuhkan proses pewarnaan beberapa kali.
Macam Teknik Jumputan
Dalam pembuatan teknik ikat jumputan, terdapat banyak sekali motif teknik ikat dasar. Berikut ini merupakan beberapa macam teknik jumputan dan cara mengikatnya :
A. Alat dan Bahan
Beberapa Alat dan Bahan yang dipakai dalam proses menciptakan motif hias jumputan sederhana antara lain sebagai berikut.
Kainjumputan disebut juga batik celup ikat alasannya yaitu proses pembuatannya dengan cara mengikat beberapa bab kain yang ingin diberi motif kemudian diberikan pewarna. Berikut ini langkah-langkah menciptakan motif jumputan.
Teknik jumputan mempunyai nilai keindahan tersendiri. Keunikan motif dan hasil pewarnaanya sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dari pengrajinnya. Sementara hasil motif dan warna yang nampak tergantung dari materi baku kain, teknik, kreasi, dan zat warna yang digunakan. Keunikan lainnya yaitu pengerjaan motif yang sama sanggup jadi mempunyai hasil selesai yang berbeda, atau sanggup dikatakan motifnya limited edition. Hal tersebut dikarenakan proses celup rintang yang dipakai sebagai proses pewarnaan memungkinkan untuk menghasilkan motif yang berbeda-beda, walaupun dalam satu motif yang sama.
Jumputan yaitu salah satu teknik pembuatan motif di atas kain yang dilakukan dengan cara mengisi kain, melipat kain dan mengikat kain dengan cara tertentu. Kain yang telah diikat kemudian dicelupkan pada larutan zat warna sehingga diperoleh paduan warna yang menarik.
Kain dengan motif jumputan ini banyak ditemukan di tempat Surakarta dan D.I. Yogyakarta. Proses pembuatan kain ini sangat gampang dan hanya dengan mengikat kain dan melaksanakan pencelupan pada zat warna maka akan tercipta kain bermotif jumputan yang sanggup dibentuk selendang, angkin.
Sesuai perkembangannya pada ketika ini kain jumputan sudah banyak dibentuk pakaian menyerupai daster, kaos oblong, kebaya dan baju pesta yang mewah. Pada prinsipnya untuk menciptakan motif kain dengan teknik jumputan yaitu dengan memilih bab yang ingin diberi warna dan bab yang tidak ingin diberi warna.
Untuk bab yang tidak ingin diberi warna dengan cara menutupnya dengan plastik, sedangkan untuk bab yang ingin diberi warna dengan cara membiarkannya tidak terikat dan tertutup plastik. Untuk menghasilkan warna yang berbeda dibutuhkan proses pewarnaan beberapa kali.
Macam Teknik Jumputan
Dalam pembuatan teknik ikat jumputan, terdapat banyak sekali motif teknik ikat dasar. Berikut ini merupakan beberapa macam teknik jumputan dan cara mengikatnya :
- Teknik Ikatan Tunggal. Motif yang terbentuk dari ikatan ini yaitu bentuk bulat bergerigi. Cara pembuatannya yaitu dengan cara menjumput dan mengikat bab dasar tersebut.
- Teknik Ikatan Silang. Motif yang dihasilkan yaitu menyerupai rujukan ledakan matahari.. Cara pembuatannya yaitu dengan memulai menciptakan ikatan tunggal. Ikatlah dasarnya, kemudian buatlah ikatan spiral menuju puncak.
- Teknik Ikatan Mawar Ganda. Teknik ini akan membentuk motif rujukan ikatan konsentris. Cara pembuatannya yaitu dengan cara menjumput kain menyerupai menciptakan ikatan tunggal. Peganglah dasarnya dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian tekan kain diantara kedua jari itu ke bawah, kemudian diikat.
- Teknik Ikatan Garis. Teknik pengerutan sanggup memperlihatkan motif rujukan marmer pada hasil akhirnya. Cara pembuatannya yaitu dengan mengerutkan kain secara tidak teratur dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegangi bekas kerutan tersebut. Ikat kain kuat-kuat semoga tidak terurai.
- Teknik Pengerutan (Marbling).Teknik pengerutan sanggup memperlihatkan motif rujukan marmer pada hasil akhirnya. Cara pembuatannya yaitu dengan mengerutkan kain secara tidak teratur dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegangi bekas kerutan tersebut. Ikat kain kuat-kuat semoga tidak terurai.
- Teknik Ikatan Ganda. Motif ini disebut juga motif chinesse pine, yang berbentuk rujukan bulat berulang yang sanggup dibentuk satu atau dua jalur pada masing-masing lingkaran. Cara pembuatannya yaitu dengan menciptakan kerutan pada sentra yang diinginkan, kemudian diikat secara sedikit demi sedikit sesuai jarak yang dikehendaki.
- Teknik Mengikat Benda. Motif lingkaran-lingkaran kecil ini sanggup memakai kerikil, logam atau mutiara. Dengan penggunaan materi pengisi bermacam bentuk atau ukuran akan menghasilkan motif yang tidak beraturan tetapi unik. Cara pembuatannya yaitu dengan meletakkan dan mengikat benda pada media yang diinginkan.
- Teknik Jelujur. Motif jelujur merupakan proses ikat yang lebih usang dan rumit. Cara membuatnya yaitu dengan menjelujur pada bab motif yang diinginkan kemudian dikerut dan diikat. Misalnya membentuk motif gelombang, obat nyamuk dll
A. Alat dan Bahan
Beberapa Alat dan Bahan yang dipakai dalam proses menciptakan motif hias jumputan sederhana antara lain sebagai berikut.
- Kain blacu
- Kompor dan Panci
- Batu kecil atau batu-batuan
- Benang
- Tali kur
- Pewarna Kain (wantek)
- Gunting
- Kayu untuk pengaduk
- Plastik
Kainjumputan disebut juga batik celup ikat alasannya yaitu proses pembuatannya dengan cara mengikat beberapa bab kain yang ingin diberi motif kemudian diberikan pewarna. Berikut ini langkah-langkah menciptakan motif jumputan.
- Buatlah motif pada kain blacu. Masukan watu kecil atau biji-bijian ke dalam rujukan yang telah dibuat. Pola yang telah batua atau biji-bijian kecil dilapisi plastik kemudian diikat dengan tali kur dan usahakan serapat mungkin sehingga air tidak sanggup masuk ke dalam ikatan.
- Masaklah air kira-kira 2 liter dalam panci hingga mendidih.
- Masukan wantek/zat pewarna kain ke dalam panci dan aduklah hingga rata.
- Kain blacu yang telah dipersiapkan dimasukan ke dalam air yang telah diberi zat pewarna. Kain diaduk-aduk dan dibolak-balik semoga warnanya rata. Kemudian angkatlah panci dari atas kompor.
- Angkatlah kain dan jemurlah, setealh agak kering ikatan-ikatan tali kur dibuka.
- Kain balacu kemudian dibilas dengan air higienis hingga airnya tidak berwarna lagi
- Langkah terakhir jemurlah kain hingga kering
Teknik jumputan mempunyai nilai keindahan tersendiri. Keunikan motif dan hasil pewarnaanya sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dari pengrajinnya. Sementara hasil motif dan warna yang nampak tergantung dari materi baku kain, teknik, kreasi, dan zat warna yang digunakan. Keunikan lainnya yaitu pengerjaan motif yang sama sanggup jadi mempunyai hasil selesai yang berbeda, atau sanggup dikatakan motifnya limited edition. Hal tersebut dikarenakan proses celup rintang yang dipakai sebagai proses pewarnaan memungkinkan untuk menghasilkan motif yang berbeda-beda, walaupun dalam satu motif yang sama.