Profil Kerajaan Majapahit Di Jawa Timur
Thursday, March 26, 2020
Edit
Majapahit merupakan sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur yang pernah bangun dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.
A. Berdirinya Kerajaan Majapahit
Asal mula berdirinya Kerajaan Majapahit diawali adanya serangan dari Jayakatwang (Adipati Kediri) yang berhasil membunuh Kertanegara (Singasari). Kemudian Raden Wijaya (menantu Kertanegara) berhasil melarikan diri ke Madura untuk meminta dukungan kepada Aryawiraraja. Raden Wijaya diberikan hutan Tarik oleh Aryawiraraja sebagai tempat kekuasaanya lalu dijadikan desa gres yang diberi nama “Majapahit”.
Pasukan Mongolia pimpinan Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing datang di Jawa dengan tujuan menghukum Kertanegara alasannya tidak mau membayar upeti. Situasi ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berhubungan dengan tentara Mongolia menyerang Jayakatwang. Kemudian pihak Mongolia menang atas terbunuhnya Jayakatwang.
Ketika tentara Mongolia sedang berpesta merayakan kemenangannya, Raden Wijaya memanfaatkan untuk menyerang tentara Mongolia. Pada akhirnya, Raden Wijaya berhasil mengusir tentara Mongolia dari Jawa dan Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana pada tahun 1293.
B. Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya dikala berada dibawah kekuasaan Hayam Wuruk (1350-1389 M). Berdasarkan isi Kitab Negerakertagama, wilayah kekuasaan Majapahit hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang. Namun, terdapat satu tempat yang tidak tunduk pada kekuasaan Majapahit, yakni Kerajaan Sunda dengan penguasa Sri baduga Maharaja.
Ketika Hayam Wuruk ingin menyebabkan Diah Pitaloka (Putri Sri baduga Maharaja) sebagai permaisuri, Gajah Mada tidak menyetujuinya. Gajah Mada menginginkan putri Sri baduga Maharaja dipersembahkan kepada Majapahit sebagai upeti. Terjadilah salah paham yang melahirkan peperangan yang pada kesudahannya Sri Baduga gugur dan putri Sunda bunuh diri.
C. Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Runtuhnya Kerajaan Majapahit jawaban terjadi perang saudara antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana pada tahun tahun 1405-1406 M. Selain itu, adanya pergantian raja yang menjadi perdebatan pada tahun 1450-an dan terjadi pemberontakan besar-besaran pada tahun1468 M oleh seorang bangsawan.
Candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon yakni tahun berakhirnya Majapahit yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini yakni “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun yang bekerjsama digambarkan oleh candrasengkala tersebut yakni gugurnya Bhre Kertabumi raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana.
D. Raja Raja Majapahit
Nama Raja | Gelar | Tahun |
---|---|---|
Raden Wijaya | Kertarajasa Jayawardhana | 1293 - 1309 |
Kalagamet | Sri Jayanagara | 1309 - 1328 |
Sri Gitarja | Tribhuwana Wijayatunggadewi | 1328 - 1350 |
Hayam Wuruk | Sri Rajasanagara | 1350 - 1389 |
Wikramawardhana | - | 1389 - 1429 |
Suhita | Dyah Ayu Kencana Wungu | 1429 - 1447 |
Kertawijaya | Brawijaya I | 1447 - 1451 |
Rajasawardhana | Brawijaya II | 1451 - 1453 |
Purwawisesa atau Girishawardhana | Brawijaya III | 1456 - 1466 |
Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa | Brawijaya IV | 1466 - 1468 |
Bhre Kertabumi | Brawijaya V | 1468 - 1478 |
Girindrawardhana | Brawijaya VI | 1478 - 1498 |
Patih Udara | - | 1498 - 1518 |
E. Sastra Peninggalam Majapahit
Pada zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya sanggup dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.
Majapahit Awal | ||
---|---|---|
Nama Kitab | Pencipta | Isi |
Kitab Negara Kertagama | Empu Prapanca | Berisi perihal keadaan kota Majapahit, daerah-daerah jajahan dan perjalanan Hayam Wuruk mengelilingi daerah-daearah kekuasaannya. Selain itu, juga disebutkan adanya upacara Sradda untuk Gayatri, mengenai pemerintahan dan kehidupan keagamaan zaman Majapahait. |
Kitab Sotasoma | Empu Tantular | Berisi perihal riwayat Sotasoma, seorang anak raja yang menjadi pendeta Buddha. Di dalam Kitab ini terdapat ungkapan yang berbunyi; "Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa". |
Kitab Arjunawijaya | Tribhuwana Wijayatunggadewi | Berisi perihal raksasa yang berhasil dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu. |
Kitab Kunjarakarna | Anonim | Menceritakan perihal raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan diizinkan melihat neraka. |
Kitab Parthayajna | Anonim | Berisi perihal keadaan Pandawa sesudah kalah main dadu, yang kesudahannya mereka mengembara di hutan. |
Majapahit Akhir | ||
Kitab Pararaton | Anonim | Berisi sebagian besar dongeng mitos atau dongeng perihal raja-raja Singasari dan Majapahit. Selain itu, juga diceritakan perihal Jayanegara, pemberontakan Ranggalawe dan Sora, serta bencana Bubat. |
Kitab Sudayana | Anonim | Berisi perihal Peristiwa Bubat, pertempuran antara Pajajaran dan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada. Dalam pertempuran itu raja Sunda (Sri Baduga Maharaja) dengan para pembesarnya terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka sendiri lalu bunuh diri. Kitab ini ditulis dalam bentuk kidung. |
Kitab Sorandakan | Anonim | Ditulis dalam bentuk kidung, menceritakan perihal pemberontakan Sora terhadap Raja Jayanegara di Lumajang. |
Kitab Ranggalawe | Anonim | Ditulis dalam bentuk kidung dan menceritakan perihal pemberontakan Ranggalawe dari Tuban terhadap Jayanegara. |
Kitab Panjiwijayakrama | Anonim | Ditulis dalam bentuk kidung dan isinya riwayat Raden Wijaya hingga menjadi raja Majapahit. |
Kitab Usana Jawa | Anonim | Berisi tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar. |
Tantu Panggelaran | Anonim | Berisi perihal pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa. Runtuhan gunung Mahameru sepanjang pulau Jawa menjadi gunung-gunung di Jawa. |
Kitab Calon Arang | Anonim | Berisi perihal Calon Arang yang hidup pada masa pemerintahan Airlangga. Calon Arang membuatkan penyakit di seluruh negeri. Atas perintah Airlangga ia sanggup dibunuh oleh Empu Bharada. |
Kerajaan Majapahit mempunyai peninggalan berupa candi candi yaitu candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).