Aliran Dan Gaya Seni Lukis
Friday, July 24, 2020
Edit
Karya seni lahir dari jiwa seorang seniman melalui pengolahan media dengan bahan, alat, dan teknik tertentu. Seni lukis Indonesia gres berkembang di Indonesia mirip juga kesenian pada umumnya tidak sanggup sepenuhnya dipahami tanpa menempatkannya dalam keseluruhan kerangka masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Seni lukis merupakan cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya diwujudkan melalui karya dua dimensional dimana unsur-unsur pokoknya yaitu garis dan warna.(Soedarso, Sp (1990 : 11). Sedangkan melukis yaitu acara mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk menerima kesan tertentu dengan melibatkan ekspresi, emosi dan gagasan pencipta secara penuh.
Aliran gaya lukisan
Seni lukis merupakan pengembangan dari menggambar yang biasanya mempunyai keunikan atau ciri khas tersendiri. Ciri khas lukisan didasarkan pada tema, corak atau gaya, teknik serta materi dan bentuk karya tersebut Corak seni rupa di Indonesia terpengaruh dari Eropa melalui penjajahan yang terjadi di Nusantara. Perubahan corak seni rupa tradisional ke seni rupa modern yaitu corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaruan. Berdasarkan pengungkapannya pedoman dan gaya seni lukis sanggup dibedakan menjadi tiga yaitu representatif, deformatif, dan nonrepresentatif.
1. Representatif
Representatif yaitu perwujudan gaya seni rupa memakai keadaan aktual pada kehidupan masyarakat dan gaya alam. Beberapa gaya seni rupa yang termasuk sepresentatif yaitu sebagai berikut.
No. | Gaya Seni Rupa | Gambar |
---|---|---|
1. | Naturalisme yaitu pedoman seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu dengan alam aktual sehingga perbandingan perspektif, tekstur, ataupun warna serta gelap terperinci dibentuk dengan seteliti mungkin. Tokoh naturalisme antara lain Basuki Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi, Calude, Ruben Constabel, Gambir Anom. | |
2. | Realisme yaitu pedoman seni rupa yang memandang dunia tanpa ilusi, apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek, penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup. Tokoh pedoman realisme antara lain Trubus, Wardoyo Tarmizi, dan Dullah. | |
3. | Romantisme yaitu pedoman seni rupa yang lebih bersifat imajiner, pedoman ini melukiskan cerita-cerita yang romantis, kejadian yang dahsyat atau kejadian yang dramatis. Tokoh pedoman romantisme antara lain Raden Saleh, Fransisco Goya, dan Turner |
2. Deformatif
Deformatif yaitu perubahan bentuk dari aslinya sehingga menghasilkan bentuk gres namun tidak meninggalkan bentuk dasar aslinya. Beberapa pedoman seni lukis yang tergolong pedoman deformatif yaitu sebagai berikut.
No. | Gaya Seni Rupa | Gambar |
---|---|---|
1. | Ekspresionime yaitu pedoman seni rupa yang penggambaranya sesuai dengan keadaan jiwa sang perupa yang impulsif pada dikala melihat objek karyanya. Tokoh pedoman ekspresionime antara lain Vincent van Gogh dan Affandi | |
2. | Impesionisme yaitu pedoman seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan dikala bojek tersebut dilukis. Tokoh pedoman impresionisme antara lain Claude Monet, Georges Seurat, Paul Cezanne, Paul Gauguin, dan S. Sudjono | |
3. | Surialisme yaitu pedoman seni rupa yang kebanyakan mirip bentuk-bentuk yang seiring dalam mimpi, pelukis berusaha mengabaikan bentuk-bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah sedemikian rupa bab tertentu dari objek untuk menghasilkan kesan tertentu tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Tokoh pedoman ini yaitu Salvador Dali | |
4. | Kubisme yaitu pedoman seni rupa yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau bentuk dasarnya kubus. Tokoh pedoman kubisme antara lain Pablo Picasso, But Mochtar, Srihadi, Fajar Sidik, dan Mochtar Apin. |
3. Nonrepresentatif
Nonrepresentatif yaitu suatu bentuk yang sulit untuk dikenal. Bentuk dasar gaya nonrepresentatif sudah meninggalkan bentuk aslinya dan pada prinsipnya menekankan pada unsur-unsur formal;struktur; unsur rupa dan prinsip estetik. Gaya seni lukis nonrepresentatif berupa susunan garis, bentuk, bidang dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya ini memandang bahwa lisan jiwa sanggup dihubungkan dengan objek apapun. Gaya ini menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah dengan garis-garis tegas. Gaya ini dipelopori oleh Amry Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar, dan Sadali.