Menganalisis Teks Dongeng Fiksi Dalam Novel
Wednesday, July 29, 2020
Edit
Pada dasarnya, teks dongeng fiksi tidak berbeda dengan teks sejarah, filsafat, atau sosiologi. Semuanya mengangkat materi yang sama, yaitu insan dan kemanusiaan. Hal yang membedakannya ialah bagaimana materi yang sama itu diolah, disajikan, dan diberi pemfokusan lewat sudut pandang masingmasing. Secara hakiki, yang membedakan teks dongeng fiksi dengan nonfiksi ialah adanya dominasi imajinasi. Dalam teks dongeng fiksi, dominasi imajinasi sangat penting. Oleh lantaran itu, dalam teks dongeng fiksi semua fakta cenderung diperlakukan fiksi. Itu pula sebabnya evaluasi terhadap teks dongeng fiksi tidak berkaitan dengan benar-salah, tetapi berkaitan dengan kesanggupan menyajikan keindahan estetik.
Dalam menganalisis teks dongeng fiksi, bisa menguraikan aneka macam unsur yang membangun teks tersebut. Pada kiprah ini, yang menjadi teks model ialah novel Laskar Pelangi. Untuk menganalisis sebuah teks dongeng fiksi, bisa dimulai dengan mencari tahu tema ceritanya, alasannya ialah tema merupakan inspirasi dasar sebuah cerita. Dari inspirasi dasar itulah kemudian dibangun oleh pengarang rangkaian kejadian dengan memanfaatkan unsur intrinsik lainnya, mirip tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sebagainya. Salah satu cara untuk mengetahui tema sebuah dongeng kalian sanggup menguraikan kejadian yang dibangun pengarang.
Tema
Setelah mencari dan membaca aneka macam informasi dari banyak sumber wacana novel Laskar Pelangi, tema yang ada dalam novel tersebut ialah bertemakan wacana usaha belum dewasa yang ingin menggapai keinginan dengan aneka macam cara untuk bisa mencapai keinginan yang diimpikan meskipun banyak rintangan, cobaan, dan permasalahan yang harus dihadapi oleh sang tokoh supaya mencapai keinginan yang diimpikan.
Amanat Berbagai amanat telah disampaikan oleh pengarang melalui dongeng yang disuguhkannya dalam novel Laskar Pelangi. Berikut akan diberikan beberapa kutipan yang bisa dimanfaatkan untuk menggali amanat yang disampaikan oleh pengarang. Bacalah kutipan berikut secara cermat. Kemudian temukan amanat apa yang disampaikan pengarang melalui beberapa kutipan tersebut.
- Mendobrak kemiskinan melalui pendidikan menjadi keinginan tokoh yang dibangun pengarang dalam novelnya. Pendidikan itu sangat penting, alasannya ialah akan menaikkan derajat seseorang, meskipun dengan segala keterbatasan. Hal ini sanggup terlihat dari kutipan nomor 3) Ayahnya telah melepaskan belut licin itu, dan anaknya gres saja meloncati nasib, merebut pendidikan (Laskar Pelangi, 2007:10), dan nomor 4) Agaknya selama bebuyutan keluarga laki-laki cemara angin itu tak bisa terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini dia menginginkan perubahan dan ia tetapkan anak laki-laki tertuanya, Lintang, tak akan menjadi mirip dirinya. Lintang akan duduk di samping laki-laki kecil berambut ikal yaitu aku, dan ia akan sekolah di sini kemudian pulang pergi setiap hari naik sepeda (Laskar Pelangi, 2007:11).
- Jangan gampang mengalah oleh keadaan (jangan putus asa). Keadaan boleh saja serba kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadi alasan untuk tidak berusaha. Justru jadikanlah kekurangan itu sebagai motivasi untuk bisa menutupinya. Hal ini sanggup terlihat dari kutipan nomor 1) Tahun kemudian SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis sanggup memenuhi sasaran sepuluh. Kutipan nomor 2) “Terimalah Harun, Pak, lantaran SLB hanya ada di Pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana.
- Hidup ini sanggup kita lalui dengan senang apabila kita semangat dalam menjalankan kewajiban kita, dan sabar dalam menghadapi cobaan. Hal ini sanggup terlihat dari kutipan nomor nomor 6) Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah menggunakan sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Kutipan nomor 7) Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang embusan angin pagi.
Penokohan
Berikut akan diberikan penokohan yang terdapat dalam novel. Tugas selanjutnya ialah menyebutkan nama tokoh yang dimaksud, serta temukanlah bukti pendukungnya dari novel Laskar Pelangi tersebut. Kalian juga sanggup menambahkan penokohan dari sebelas tokoh anggota Laskar Pelangi jikalau kalian menemukannya, tentu saja beserta bukti kutipannya.
No. | Penokohan | Nama Tokoh | Kutipan Pendukung |
---|---|---|---|
1. | Anak lelaki yang memperlihatkan minat besar untuk bersekolah-karena harus menempuh jarak 80 kilometer setiap hari biar bisa bersekolah. Ia ialah seorang anak yang genius dan menjadi sobat sebangku Ikal Ia mempunyai citacita menjadi hebat matematika. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin dan harus menanggung 14 jiwa anggota keluarganya. | Lintang |
|
2. | Anak lelaki bertubuh kurus dan berminat besar pada seni. | Mahar |
|
3. | Anak lelaki keturunan Tionghoa yang menganggap Mahar ialah guru baginya. | A Kiong |
|
4. | Anak lelaki ini digambarkan sebagai tokoh “aku” dalam cerita. Ia berminat pada sastra dan selalu menerima peringkat kedua sehabis Lintang. | Ikal |
|
5. | Sang ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi yang menderita rabun jauh. | Kucai |
|
6. | Seorang anak wanita tomboi yang berasal dari keluarga kaya, serta peserta terakhir Laskar Pelangi. | Flo |
|
7. | Anak lelaki ganteng yang pandai dan baik hati. Ia sangat menyayangi ibunya. | Trapani |
|
8. | Anak lelaki yang memiliki keterbelakangan mental. | Harun |
|
9. | Satu-satunya tokoh wanita dalam kelompok ini-sebelum Flo bergabung. Ia ialah gadis yang keras kepala. Ia digambarkan sebagai gadis yang pandai dan ramah. | Sahara |
|
10. | Tokoh lain yang digambarkan sebagai anak nelayan yang ceria. | Syahdan |
|
11. | Ia selalu menjaga citranya sebagai lelaki jantan. | Borek |
|
Sudut Pandang
Sudut pandang penceritaan bisa melalui orang pertama (seperti aku, saya, atau kami) serta orang ketiga (seperti ia atau dia). Sudut pandang orang pertama memamparkan kisah menurut apa yang dilihat, dirasakan, dan dipikirkan oleh tokoh “aku”, “saya”, atau “kami”. Sudut pandang pertama bisa mengungkapkan isi hati dan pikiran si tokoh semaksimal mungkin. Akan tetapi, dengan menggunakan sudut pandang orang pertama ini, tidak bisa melukiskan apa yang ada dalam hati atau pikiran huruf lain. Sementara itu, penceritaan yang menggunakan sudut pandang orang ketiga bisa menggunakan kata ganti “ia” atau “dia”. Pada sudut pandang ini, pencerita bisa melihat semua tindakan tokoh yang dirujuknya, tetapi ia tidak bisa membaca isi pikiran setiap karakter. Ia hanya bisa melukiskan segala hal sebatas apa yang ditangkap indra. Sudut pandang orang ketiga bisa juga dipakai pencerita untuk menggambarkan satu huruf tertentu dengan menuturkan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dipikirkan, atau diinginkan oleh tokoh “ia” yang digambarkannya.
Sudut pandang penceritaan dalam novel Laskar Pelangi antara lain sebagai berikut.
No. | Sudut Pandang | Kutipan dari Novel Laskar Pelangi |
---|---|---|
1. | Sudut pandang orang pertama |
|
2. | Sudut pandang orang ketiga |
|
Permasalahan yang kalian temukan dalam novel Laskar Pelangi antara lain.
- Permasalahan pertama yang ditemukan ialah hampir ditutupnya SD Muhammadiyah lantaran kekurangan murid.
- Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah menggunakan sandal. Kami bahkan tak punya seragam.
- Permasalahan pertama yang ditemukan ialah hampir ditutupnya SD Muhammadiyah lantaran kekurangan murid. Kemudian, keadaan ini terselamatkan oleh kedatangan Harun yang menjadi murid kesepuluh di SD itu.
- Selama enam tahun di SD Muhammadiyah, dia sendiri yang mengajar semua mata pelajara-mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, hingga Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga.
Lengkapilah struktur teks novel Laskar Pelangi yang terdapat dalam kolom berikut.
Related:
No. | Struktur | Kalimat |
1. | Abstrak | Pagi itu, waktu saya masih kecil, saya duduk di dingklik panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium bau tanah yang rindang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orang bau tanah dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di dingklik panjang lain di depan kami. Hari itu ada hari yang agak penting: hari pertama masuk SD (Laskar Pelangi, 2007:1). |
2. | Orientasi | Tahun kemudian SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis sanggup memenuhi sasaran sepuluh. Maka belakang layar dia telah mempersiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah di depan para orang bau tanah murid pada kesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa mereka hanya memerlukan satu siswa lagi untuk memenuhi sasaran itu menyebabkan pidato ini akan menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. (Laskar Pelangi, 2007:5-7) ................ Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun bersorak. Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan meyandang tasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan lantaran bercampur dengan bedak tepung beras. (Laskar Pelangi, 2007:7-8) |
3. | Komplikasi | Mendengar keputusan itu Lintang merontak-ronta ingin segera masuk kelas. Ayahnya berusaha keras menenangnenangkannya, tapi ia memberontak, menepis pegangan ayahnya, melonjak, dan menghambur ke dalam kelas mencari dingklik kosongnya sendiri. Di dingklik itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girang tak alang kepalang, tak mau turun lagi. Ayahnya telah melepaskan belut yang licin itu, dan anaknya gres saja meloncati nasib, merebut pendidikan.(Laskar Pelangi, 2007:10) ...................... Umumnya Bu Mus mengelompokkan daerah duduk kami menurut kemiripan. Aku dan Lintang sebangku lantaran kami sama-sama berambut ikal. Trapani duduk dengan Mahar lantaran mereka berdua paling tampan. Penampilan mereka mirip para pelantun irama semenanjung idola orang Melayu pedalaman. Trapani tak tertarik dengan kelas, ia mencuricuri pandang ke jendela, melirik kepala ibunya yang muncul sekali-sekali di antara kepala orang bau tanah lainnya. Tapi Borek dan Kucai didudukkan berdua bukan lantaran mereka mirip, tapi lantaran sama-sama susah diatur. Baru beberapa dikala di kelas, Borek sudah mencoreng muka Kucai dengan penghapus papan tulis. Tingkah ini diikuti Sahara yang sengaja menumpahkan air minum A Kiong sehingga anak Hokian itu menangis sejadi-jadinya mirip orang ketakutan dipeluk setan. N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah, gadis kecil berkerudung itu, memang keras kepala luar biasa. Kejadian ini menandai perseteruan mereka yang akan berlangsung akut bertahun-tahun. Tangisan A Kiong nyaris merusak program perkenalan yang menyenangkan pagi ini. (Laskar Pelangi, 2007:13-14) |
4. | Evaluasi | Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah menggunakan sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal, maka guru kami akan memperlihatkan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar lingkaran mirip kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada goresan pena besar APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat absurd yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. (Laskar Pelangi, 2007:17-18) |
5. | Resolusi | Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang embusan angin pagi. Kami terpesona pada setiap pilihan kata dan gerak lakunya yang memikat. Ada semacam dampak yang lembut dan baik terpancar darinya. Ia mengesankan sebagai laki-laki yang kenyang akan pahit getir usaha dan kesusahan hidup, berpengetahuan seluas samudra, bijak, berani mengambil risiko, dan menikmati daya tarik dalam mencari-cari bagaimana cara menjelaskan sesuatu biar setiap orang mengerti. (Laskar Pelangi, 2007:23) 14) Ketika mengajukan pertanyaan dia berlari-lari kecil mendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandangan matanya yang teduh seolah kami ialah belum dewasa Melayu yang paling berharga. Lalu membisikkan sesuatu di indera pendengaran kami, menyitir dengan lancar ayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami, berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, kemudian diam, membisu berpikir mirip kekasih merindu, indah sekali. (Laskar Pelangi, 2007:23-24) |
6. | Koda | Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yang sederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenaga seumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kami untuk mencar ilmu dan membuat kami tercengang dengan petuahnya wacana keberanian pantang mengalah melawan kesulitan apa pun. Pak Harfan memberi kami pelajaran pertama wacana keteguhan pendirian, wacana kerukunan, wacana keinginan berpengaruh untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian senang dalam keterbatasan jikalau dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu dia memberikan sebuah prinsip yang belakang layar menyelinap jauh ke dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya. (Laskar Pelangi, 2007:23-24) |
Idiom
Dalam novel Laskar Pelangi ini terdapat banyak idiom, yaitu konstruksi yang maknanya tidak sama dengan adonan makna unsurnya. Menurut Gorys Keraf, idiom merupakan teladan struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa umum dan biasanya berbentuk frasa. Sedangkan artinya tidak sanggup diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna kata yang membentuknya.
Dalam novel Laskar Pelangi ini terdapat banyak idiom, yaitu konstruksi yang maknanya tidak sama dengan adonan makna unsurnya. Menurut Gorys Keraf, idiom merupakan teladan struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa umum dan biasanya berbentuk frasa. Sedangkan artinya tidak sanggup diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna kata yang membentuknya.
Berikut ini terdapat beberapa idiom yang dikutip dari novel Laskar Pelangi (LP) beserta maknanya. Hanya saja idiom (yang dicetak miring) dan maknanya tersebut dipasangkan secara acak pada kolom
di bawah ini.No. | Kutipan Idiom | Makna Idiom |
---|---|---|
1. | Senyum Bu Mus ialah senyum getir yang dipaksakan lantaran tampak terperinci dia sedang cemas (LP, 2007:2). | ‘senyum yang lahir dari rasa hati yang kecewa’ |
2. | Ia juga diperhatikan ibunya layaknya anak emas. Mungkin lantaran ia satusatunya laki-laki di antara lima saudara wanita lainnya (LP, 2007:74). | ‘orang yang paling disayangi’ |
3. | Sebagian yang lain diam terpaku, mulutnya ternganga, ia diselubungi kabut dengan tatapan mata yang kosong dan jauh (LP, 2007:104). | ‘tidak bisa berkata apa-apa’ |
4. | Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting lantaran Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingatkan bahwa jikalau SD Muhammadiyah hanya menerima murid gres kurang dari sepuluh orang, maka sekolah paling bau tanah di Belitong ini harus ditutup (LP, 2007:4). | ‘keadaan yang menegangkan atau berbahaya’ |
5. | Yang berhasil dibawa pulang hanya badan yang remuk redam.... (LP, 2007:264). | ‘hancur sama sekali’ |
6. | Ketika dia angkat bicara, tak dinyana, meluncurlah mutiara-mutiara nan puitis sebagai prolog penerimaan selamat tiba penuh atmosfer sukacita di sekolahnya yang sederhana (LP, 2007, 21—22). | ‘mulai bicara’ |
7. | Intonasinya lembut membelai-belai kalbu dan Mahar memaku hati kami dalam rasa pukau menyaksikannya menyanyi sambil menitikkan air mata (LP, 2007:137). | ‘menciptakan rasa yang mendalam dalam hati’ |
8. | Tak mengapa tujuan tak tercapai asal tak jatuh nama dalam debat kusir (LP, 2007:264). | ‘debat yang tidak disertai alasan yang masuk akal’ |
9. | Kami menanti liku demi liku dongeng dalam detikdetik menegangkan dengan dada berkobar-kobar ingin membela usaha para penegak Islam (LP, 2007:23). | ‘semangat yang menyala-nyala dengan hebatnya’ |
10. | Sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu. Maka, tak ada yang berani bikin gara-gara dengannya lantaran ia tak pernah segan mencakar (LP, 2007:75). | ‘tidak mau mengikuti pesan yang tersirat orang lain’ |