Keunikan Seni Tugas Teater Tradisional
Saturday, August 29, 2020
Edit
Teater tradisional tidak mengenal teknik-teknik pemeranan yang sama ibarat yang kita temui pada latihan pemeranan teater modern. Aktor dan pemain drama dalam teater tradisional secara alamiah tampil ibarat apa adanya atau dalam istilah teori dramaturgi disebut stock huruf atau tipe casting. Pemeran cenderung bermain tetap ibarat sosok keseharian. Misalnya, alasannya tubuhnya tinggi besar, ia akan berperan sebagai tokoh-tokoh ksatria atau tokoh Buto. Tokoh putri atau permaisuri dimainkan oleh pemain drama yang berparas cantik. Begitupun tokoh lucu, bodor, atau punakawan selalu dimainkan oleh pemain drama yang kesehariannya suka melucu.
Gaya permainan dalam teater tradisional semua laris dan obrolan untuk menjalin dongeng dilakukan dengan improvisasi. Para pemain beradaptasi dengan alur dongeng pada umumnya, di samping mahir bermain improvisasi juga harus berilmu menyanyi sebagai kelengkapan keahlian dalam bermain teater tradisional.
Pemeranan, kekuatan Improvisasi dan spontanias pemain dalam memainkan dongeng merupakan ciri khas dari teater tradisional Indonesia pada umumnya. Latihan pemeranan tradisional sanggup memanfaatkan seni budaya yang ada contohnya gerak-gerak tradisional untuk berlatih olah tubuh, lagu-lagu dolanan tradisional untuk berlatih olah suara, dan banyak membuat peristiwa-peristiwa kemudian dimainkan secara improvisasi baik perorangan maupun kelompok.
Keunikan Teater Tradisional
Keunikan keunikan yang terdapat pada teater tradisional nusantara mempunyai suatu keistimewaan dan ciri khas yang berbeda beda. Perbedaan perbedaan itulah yang menjadikan keanekaragaman jenis teater tradisional nusantara. Keunikan teater tradisional sanggup diidentifikasi adri bentuk, fungsi, dan sifatnya.
- Keragaman Bentuk. Hampir setiap tempat mempunyai teater tradisional yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Kemajemukan budaya suku bangsa menjadikan kemajemukan teater tradisional tersebut.
- Keragaman Fungsi. Ada beberapa teater tradisional Indonesia yang masih erat dengan upacara ritual. Namun, ada juga teater yang sudah meninggalkan fungsi ritualnya dan beralih fungsi menjadi teater hiburan. Selain itujuga ada teater tradisional yang memadukan banyak sekali insiden ertunjukkan. Misalnya, pertunjukan wayang kulit atau wayang golek dalam upacara janji nikah atau khitanan.
- Sifatnya Sederhana. Teater tradisional sifatnya sedehana, baik gagasan yang tertuang dalam karya teater merupakan pencerminan realita hidup keseharian masyarakat pemiliknya. Gagasan-gagasan tersebut diungkapkan memakai bahasa visual dan bahasa mulut yang sangat sederhana sehingga sanggup dicerna oleh penontonnya.
- Bersifat Spontan. Perilaku pemain teater tradisional di atas panggung bukan merupakan hasil proses latihan khusus secara terjadwal. Latihan mereka lakukan secara impulsif dari panggung ke panggung. Semakin banyak manggung maka akan semakin banyak latihan sehingga penguasaan permainan sanggup diraih dalam waktu yang cepat. Dialog diciptakansecara impulsif oleh pemain dengan mengacu pada tema-tema adegan dongeng yang dibawakan. Alur dongeng yang disajikan juga tidak ada dalam naskah.
Ludruk yaitu suatu kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Cerita yang dibawakan biasanya perihal kehidupan rakyat sehari-hari, dongeng perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
Keunikan Pertunjukan Ludruk
- Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, memakai bahasa khas Surabaya. Bahasa lugas yang dipakai pada ludruk, membuat gampang diserap oleh kalangan nonintelek.
- Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari Remo dan diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerankan "Pak Sakera", seorang pahlawan Madura. Biasanya, tokoh Sakera ini akan menawarkan wejangan pada ketika terjadi konflik sebagai bab cerita. Sehingga pesan-pesan ini diperlukan bisa menawarkan nilai tambah bagi pengetahuan penonton dan bukan hanya mendapat dongeng lawakan semata dari pementasan ludruk tersebut
- Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat memberikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan dongeng hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik.
Mamanda yaitu seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Mamanda lebih ibarat dengan Lenong dari segi korelasi yang terjalin antara pemain dengan penonton.
Keunikan Mamanda
- Interaksi antara pemain dan penonton membuat penonton menjadi aktif memberikan komentar-komentar lucu yang sehingga sanggup membuat suasana jadi lebih hidup.
- Cerita Mamanda yang monoton pada alur dongeng kerajaan. Tokoh-tokoh baku ibarat Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut (Putri).
Untuk menjadi pemain teater tradisional kita sanggup berlatih, ibarat melatih badan dengan bernyanyi, berikut ini latihan yang harus dilakukan para pemain teater tradisional yang bisa lakukan.
1. Olah Tubuh
Untuk mengolah badan para seniman teater tradisional biasanya mengolah badan dengan berlatih gerak-gerak dasar tarian tradisional. Karena pemain dituntut untuk bisa menari dalam pertunjukan teater tradisional. Seperti tarian wayang pada pemain drama teater-teater wayang orang, tari kuda lumping, tari ksatria ataupun gerak-gerak komikal yang lucu-lucu sanggup kita tiru dari gerak-gerak keseharian. Bisa kita teladan untuk memberi variasi pada latihan yang biasa dilakukan.
2. Olah Suara
Pengolahan suara, sangat penting bagi seorang pemeran, tujuannya antara lain untuk kekuatan suara, kejelasan suara, dan memberi aksentuasi pada dialog-dialog penting, irama serta dinamika dialog. Pengolahan bunyi dalam teater tradisional sangat penting terutama kekuatan bunyi pemain drama dituntut sekali alasannya biasanya teater tradisional berpentas di panggung arena terbuka, jadi cenderung para pemain drama tradisional bersuara keras. Beberapa latihan yang dilakukan yaitu dengan cara berlatih menyanyikan lagu-lagu tradisional, atau lagu-lagu dolanan (permainan) bawah umur secara bebas di alam terbuka.
3. Olah Rasa Karakteristik pementasan teater tradisional yaitu akrab, komunikatif, dan bahan dongeng selalu diusahakan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi di masyarakat. Hal ini menuntut para pemeran harus selalu mencari tahu kejadiankejadian yang terjadi di masyarakat. Baik itu dilema budaya, sosial, politik maupun masalah-masalah yang menjadi perbincangan di masyarakat.
Latihan yang biasa dilakukan yaitu latihan improvisasi dan spontanitas. Improvisasi yaitu latihan merespon suatu peristiwa, dari insiden yang kecil, sederhana menjadi insiden yang besar dan kompleks. Kalau spontanitas yaitu latihan dalam merespon insiden secara cepat dan tepat. Baik berupa obrolan maupun tingkah laku.