Komposisi Penduduk Indonesia
Sunday, August 30, 2020
Edit
Komposisi penduduk ialah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/ umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, daerah tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diharapkan dalam suatu negara alasannya ialah sanggup dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan budi dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari alasannya ialah aneka macam alasan, antara lain, alasannya ialah setiap penduduk niscaya mempunyai usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda pula.
Pemerintah sanggup merancang acara atau perencanaan yang sesuai dengan kemampuan penduduk. Pemerintah juga sanggup menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diadaptasi dengan kebutuhan penduduknya. Oleh alasannya ialah itu, dengan mengetahui komposisi penduduk, sanggup dibentuk pertimbangan yang logis, matang, dan bermakna sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan (bias) dalam pengambilan keputusan ataupun penenentuan budi dalam pelaksanaan pembangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan usia/umur sanggup dibentuk dalam bentuk usia tunggal, mirip 0, 1, 2, 3, 4, hingga 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk sanggup juga dibentuk berdasarkan interval usia tertentu, mirip 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut).
Selain itu komposisi penduduk juga sanggup dibentuk berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif).
Contoh pengunaan komposisi penduduk
- Komposisi penduduk berdasarkan usia ialah dalam perencanaan jadwal Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok usia maka sanggup diketahui berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan prasarananya, berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung acara tersebut.
- Contoh lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia, yaitu dalam perencanaan pembangunan nasional. Komposisi penduduk berdasarkan usia sanggup juga dipakai menghitung kebutuhan serta cadangan pangan nasional.
- Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif sanggup dipakai untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini sangat penting diketahui alasannya ialah sanggup memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya.
Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya ialah apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut sanggup menimbulkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia nonproduktif. Sebaliknya, kalau semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif.
Angka ketergantungan sanggup dicari dengan rumus berikut:
Angka ketergantungan sanggup dicari dengan rumus berikut:
Angka Ketergantungan = | a | x 100 |
b |
AK = Angka Ketergantungan (dependency ratio)
a = jumlah penduduk belum/tidak produktif (0-14 tahun dan >65 tahun)
b = jumlah penduduk produktif (15 – 64 tahun)
100 = dihitung perseratus penduduk
Contoh perhitungan:
Diketahui jumlah penduduk Desa Sukamakmur yang berusia kurang dari 15 tahun sebanyak 5400 jiwa dan penduduk berusia 15 – 64 tahun sebanyak 11.450 jiwa, sedangkan penduduk berusia di atas 65 tahun sebanyak 850 jiwa. Hitunglah angka beban ketergantungannya!
Diketahui: a = 5.400+850 = 6.250 jiwa, b = 11.450 jiwa
AK = | a | x 100 |
b |
AK = | 6.250 | x 100 = 54,49 |
11.450 |
AK = 54,49 artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 54,49 (dibulatkan 55 jiwa) yang tidak produktif.Bonus demografis ialah keadaan di mana komposisi penduduk kita sangat menguntungkan dari sisi pembangunan alasannya ialah jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedang penduduk usia muda semakin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak. Bonus demografis yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, khususnya pada periode 2010-2035 ialah berupa penduduk usia produktif yang jumlahnya cukup besar. Penduduk usia produktif jumlahnya mencapai sekitar 70% atau mencapai 160-180 juta jiwa pada 2020, sedang yang 30% nya ialah penduduk yang tidak produktif (usia kurang dari 15 tahun dan usia lebih dari 65 tahun).
Dari gambar di atas kita sanggup melihat bagaimana kondisi bonus demografis Indonesia. Perhatikan rentang tahun 2010-2020. Pada gambar tersebutkelompok umur di atas 65 tahun (Elderly) berjumlah di bawah 10%, kelompok belum dewasa umur 0-14 tahun di bawah 30 %. Dengan demikian maka kelompok tidak produktif sekitar 40%, berarti kelompok produktif sekitar 60%.
Atau secara sederhana setiap 100 penduduk, terdapat 60 orang yang mencari nafkah. Jika kelompok usia produktif ini mempunyai kompetensi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, maka akan menjadi potensi sumber daya insan yang sangat berarti bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi apabila kelompok ini tidak/kurang mempunyai kompetensi yang diharapkan untuk pembangunan, maka kelompok ini justru akan menjadi beban yang luar biasa berat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, alasannya ialah sanggup dipakai dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio). Perbandingan tersebut sanggup dipakai untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya insan sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya, berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan pembinaan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan penduduk.
Pada zaman dahulu, kaum laki-laki lebih mayoritas untuk berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Pada ketika itu, teknologi masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang mempunyai tenaga dan kemampuan fisik yang berpengaruh yang sanggup bertahan hidup. Akan tetapi, sesudah teknologi berkembang dengan cepat dan modern, sesuai pula dengan prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki juga sanggup dikerjakan oleh kaum perempuan.
Piramida Penduduk
Piramida penduduk ialah dua buah diagram batang pada satu sisi menawarkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menawarkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan penduduk perempuan di sebelah kanan.
Piramida penduduk mempunyai manfaat seperti; mengetahui perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, mengetahui pertumbuhan penduduk di suatu negara, mengetahui jumlah penduduk usia sekolah, dan mengetahui golongan penduduk produktif dan tidak produktif. Dengan demikian, piramida penduduk menjadi data penting untuk menjadi salah satu dasar pembuatan keputusan penting di suatu negara.
Data wacana komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin sanggup digambarkan dalam suatu grafik pada ketika tertentu yang disebut piramida penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan umur sanggup dibedakan menjadi kelompokkelompok, misalnya:
- Penduduk usia muda umur 0 – 20 tahun
- Penduduk usia cukup umur umur 21 – 55 tahun
- Penduduk usia renta umur > 55 tahun
Dengan membaca piramida penduduk suatu negara, kau sanggup memperoleh banyak data dan isu wacana kondisi penduduk tersebut. Misalnya berapa persen jumlah penduduk yang tidak produktif, berapa persen jumlah perempuan, dan sebagainya. Piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Piramida Penduduk Muda
Piramida penduduk muda menggambarkan kondisi penduduk yang sedang tumbuh dengan ditandai oleh tingkat kelahiran yang tinggi sehingga penduduk usia muda lebih besar daripada penduduk usia tua.
Piramida Penduduk muda mempunyai ciri-ciri :
- Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
- Kelompok usia renta jumlahnya sedikit
- Tingkat kelahiran bayi tinggi
- Pertumbuhan penduduk tinggi
Pada piramida penduduk tersebut, sebagian besar jumlah penduduk ada di usia di bawah 20 tahun. Piramida penduduk muda juga disebut piramida kerucut alasannya ialah bentuknya ibarat kerucut, di bawahnya lebih lebar dibandingkan kepingan puncaknya.
Piramida penduduk muda menawarkan angka ketergantungan yang tinggi. Penduduk usia produktif banyak menanggung beban usia muda dan tua. Suatu negara yang mempunyai piramida penduduk muda, diharapkan motivasi kerja yang tinggi bagi penduduk usia produktif biar sanggup menghidupi penduduk usia nonproduktif (usia muda dan tua).
Proporsi yang besar dari usia muda ini merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi, alasannya ialah penduduk golongan usia muda cenderung menurunkan tingkat penghasilan per kapita dan mereka merupakan konsumen dan bukan sebagai produsen dalam perekonomian.
Piramida penduduk cukup umur menggambarkan komposisi penduduk usia muda seimbang dengan komposisi penduduk usia renta dimana jumlah penduduknya dalam keadaan tetap atau seimbang. Oleh alasannya ialah itu bentuk piramida ini disebut juga piramida penduduk tetap (stasioner), ada juga yang menyebut istilah piramida granat alasannya ialah bentuknya ibarat granat.
Piramida Penduduk Stasioner mempunyai ciri-ciri :
- Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
- Tingkat kelahiran rendah
- Tingkat maut rendah
- Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
Suatu negara yang mempunyai komposisi penduduk mirip piramida penduduk cukup umur angka ketergantungannya rendah alasannya ialah usia produktif lebih banyak. Negara yang mempunyai piramida mirip ini tetap harus bekerja keras, biar pendapatan meningkat sehingga tingkat kemakmuran semakin tinggi.
Piramida penduduk renta menggambarkan komposisi penduduk usia renta lebih besar daripada penduduk usia muda atau dewasa. Piramida penduduk ini digambarkan mirip watu nisan sehingga piramida ini disebut piramida watu nisan.
Piramida Penduduk constructive mempunyai ciri-ciri :
- Sebagian besar penduduk berada kelompok usia cukup umur atau tua
- Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
- Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
- Pertumbuhan penduduk terus berkurang
Suatu negara yang mempunyai komposisi penduduk piramida penduduk tua, kondisinya hampir sama dengan negara yang mempunyai piramida penduduk muda. Keduanya sama-sama menggambarkan usia nonproduktif lebih banyak daripada usia produktif. Akibatnya angka ketergantungannya tinggi.