Membandingkan Teks Diskusi Dengan Teks Eksposisi
Monday, August 24, 2020
Edit
Membandingkan teks merupakan aktivitas untuk mengetahui adanya persamaan atau perbedaan beberapa teks. Langkah yang sanggup dilakukan untuk membandingkan tersebut antara lain dengan emahami kaidah, karakteristik, dan struktur kedua teks tersebut. Kemudian memahami isi/makna kedua teks. Selanjutnya ialah mengidentifikasi adanya kaidah, karakteristik, dan struktur dalam setiap teks yang dibandingkan. Terakhir ialah enarik kesimpulan mengenai persamaan atau perbedaan yang telah ditemukan dari kedua teks yang telah dibandingkan.
Membandingkan teks diskusi dengan teks eksposisi dilakukan untuk menemukan perbedaan kedua teks tersebut. Teks atau wacana sanggup dibedakan menurut struktur dan fitur bahasanya. Struktur yang terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah wacana. Sedangkan fitur bahasa merupakan penggunaan atau pemanfaatan bahasa untuk membangun sebuah wacana atau teks. Teks diskusi dan teks eksposisi mempunyai beberapa perbedaan ibarat dijelaskan di bawah ini.
A. Struktur
A. Struktur
Berikut ini struktur teks diskusi dan teks eksposisi.
1. Teks Diskusi Teks diskusi merupakan suatu teks yang berisi perihal sebuah wacana dengan permasalahan tertentu. Wacana yang bermasalah ini ialah wacana yang mempunyai dua kubu antara pro (mendukung) dan kontra (menentang), antara pendukung informasi dan penentang isu. Struktur teks diskusi yang mencakup isu, argumen mendukung, argumen menolak, dan simpulan ibarat di bawah ini.
Struktur Teks | Kalimat |
Isu | Akhir-akhir ini tindakan kriminal yang dilakukan oleh pelajar di kota-kota besar sangat memperihatinkan. Mereka tidak hanya bersekolah, tetapi juga melaksanakan perusakan, perkelahian, dan bahkan pembajakan sebuah bus. Salah satu pejabat menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) setempat untuk menunjukkan hukuman kepada para pelajar badung yang telah melaksanakan tindak kriminal. Masyarakat pada umumnya oke bahwa pelajar yang melaksanakan tindakan kriminal perlu diberi sanksi. Bentuk hukuman apa yang diberikan? Sampai dikala ini masih terjadi perdebatan di kalangan masyarakat. |
Argumen Mendukung | Sebagian masyarakat mengusulkan ada tiga hukuman tegas yang direkomendasikannya. Pertama, pelajar-pelajar tersebut dipindahkan dari sekolah asalnya ke sekolah lain. Murid-murid yang badung biasanya berkelompok. Dengan demikan, pindahkan mereka ke sekolah lain, tetapi disebar, sampai benar-benar terpisah satu sama lain dan diperlukan tidak melaksanakan tindak kriminal lagi. Kedua, yakni hukuman tidak naik kelas kepada seluruh pelajar yang terbukti telah melaksanakan tindakan-tindakan yang merugikan serta membahayakan keselamatan orang lain. Sanksi ketiga, apabila kedua eksekusi itu ternyata tidak berhasil mengubah perilaku, siswa bermasalah tersebut dikeluarkan dari sekolahnya dikala ini dan dikembalikan kepada orang renta masing-masing. Meski begitu, pejabat itu sempat mengritik guru-guru di sekolah yang masih belum bisa mendidik siswa-siswinya untuk menjauhi perilaku-perilaku negatif. |
Argumen Menolak | Sementara itu, sebagian masyarakat tidak oke jikalau siswa yang badung dikeluarkan dari sekolah. Alasannya, siswa itu masih perlu pembinaan. Pihak sekolah harus membina anak sekolah yang badung tersebut. Apa gunanya sekolah jikalau tidak bisa membina dan membimbing siswanya. Supaya tidak terjadi perkelahian, misalnya, sekolah perlu mengadakan aktivitas yang menciptakan siswanya betah di sekolah. Perlu diketahui bahwa pelajar, terutama, Sekolah Menengah Pertama merupakan peralihan dari anak ke remaja. Secara psikologis, mereka butuh perhatian. Kegiatan yang menciptakan siswa betah di sekolah, antara lain, olah raga, musik, tari, menulis, dan pramuka. Setiap hari, murid-murid selalu berinteraksi dengan para guru. Jadi, sudah seharusnya guru mengawasi, memantau, serta membimbing siswa untuk tidak melaksanakan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain. |
Simpulan | Pada prinsipnya, hukuman bagi pelajar yang badung boleh saja dilakukan. Meskipun demikian, hukuman itu harus mendidik siswa untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Jika hukuman itu tidak tepat, bukan mustahil siswa itu akan semakin nakal. |
2. Teks Eksposisi
Teks eksposisi ialah salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat. Struktur teks eksposis yang tesis, argumentasi, dan penegasan ibarat di bawah ini.
Struktur Teks | Paragraf |
Tesis | Akhir-akhir ini tindakan kriminal yang dilakukan oleh pelajar di kota-kota besar sangat memperihatinkan. Mereka tidak hanya bersekolah, tetapi juga melaksanakan perusakan, perkelahian, dan bahkan pembajakan sebuah bus. Salah satu pejabat menginstruksikan kepada kepala dinas pendidikan (Disdik) setempat untuk menunjukkan hukuman kepada para pelajar badung yang telah melaksanakan tindak kriminal. Masyarakat pada umumnya oke bahwa pelajar yang melaksanakan tindakan kriminal perlu diberi sanksi. Bentuk hukuman apa yang diberikan? Sampai dikala ini masih terjadi perdebatan di kalangan masyarakat. |
Argumentasi | Sebagian masyarakat mengusulkan ada tiga hukuman tegas yang direkomendasikannya. Pertama, pelajar-pelajar tersebut dipindahkan dari sekolah asalnya ke sekolah lain. Murid-murid yang badung biasanya berkelompok. Dengan demikian, pindahkan mereka ke sekolah lain, tetapi disebar, sampai benar-benar terpisah satu sama lain dan diperlukan tidak melaksanakan tindak kriminal lagi. Kedua, yakni hukuman tidak naik kelas kepada seluruh pelajar yang terbukti telah melaksanakan tindakan-tindakan yang merugikan serta membahayakan keselamatan orang lain. Saksi ketiga, jikalau kedua eksekusi itu ternyata tidak berhasil mengubah perilakunya, siswa yang bermasalah tersebut dikeluarkan dari sekolahnya dikala ini dan dikembalikan kepada orang renta masing-masing. Meski begitu, pejabat itu sempat mengkritik guru-guru di sekolah yang masih belum bisa mendidik siswa-siswinya untuk menjauhi perilaku-perilaku negatif. Setiap hari, murid-murid selalu berinteraksi dengan para guru dan siswa lainnya. Jadi, sudah seharusnya guru mengawasi, memantau serta membimbing siswa untuk tidak melaksanakan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain. Kalau ada satu atau dua siswa yang nakal, baik secara pribadi maupun tidak pribadi akan memengaruhi siswa yang lain. |
Penegasan | Pada prinsipnya, hukuman bagi pelajar yang badung perlu dilakukan. Meskipun demikian, hukuman itu harus mendidik siswa untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Jika hukuman itu tidak tepat, bukan mustahil siswa itu akan semakin nakal. |
2. Fitur Bahasa
Fitur bahasa ialah aspek, kualitas, atau ciri khas yang menonjol sehingga menjadi daya tarik sesuatu teks. Dari segi fitur bahasa kedua teks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Teks Diskusi
Penggunaan kata modalitas. Salah satu ciri unsur kebahasaan di dalam teks diskusi ialah adanya kata modalitas. Modalitas ialah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata ibarat harus, akan, ingin, mungkin.
Related:
Penggunaan Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal. Kohesi leksikal ialah kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal itu sanggup berbentuk, antara lain, dengan pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim. Kohesi gramatikal ialah kepaduan yang dicapai dengan memakai elemen dan hukum gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, sanggup terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan elipsis.
Penggunaan modalitas. Salah satu ciri unsur kebahasaan di dalam teks eksposisi ialah adanya kata modalitas. Modalitas ialah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata ibarat harus, akan, ingin, mungkin.
Penggunaan kata kerja aksi. Kata kerja agresi ialah kata kerja untuk menyatakan bahwa subyek sedang melaksanakan suatu agresi atau pekerjaan.
Penggunaan transisi/konektif. Konjungsi (transisi) ialah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain. Misalnya, dan, atau, oleh alasannya ialah itu, kemudian.