Menganalisis Unsur-Unsur Syair
Monday, August 24, 2020
Edit
Syair ialah salah satu jenis puisi usang yang berasal dari Persia. Syair pada hakikatnya dibangun atas struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik berkaitan dengan unsur luar, contohnya diksi, pengimajian, majas, perulangan suara (rima), tipografi, jumlah baris per bait. Struktur batin berkaitan dengan unsur dalam/isi puisi, contohnya simbol, perasaan atau suasana, tema, nada, amanat. Perasaan berkaitan dengan rasa hati yang disampaikan penyair melalui syairnya, contohnya sedih, kecewa, benci, rindu, dan sebagainya. Sedangkan nada merupakan perilaku batin penyair yang hendak diekspresikan kepada pembaca, contohnya menasihati, mencemooh, penasaran.
Syair mulai berkembang di Indonesia semenjak berkembangnya Islam. Hal itu didukung bukti bahwa syair ialah karya sastra dari Arab. Syair disukai masyarakat Melayu waktu itu alasannya ialah termasuk bentuk puisi yang ringan. Bila dibandingkan dengan karya puisi dari Arab yang lainnya (rubai, khitah, masnawi, dan nazal), syair ialah karya yang paling populer. Dalam perkembangan perpuisian Indonesia, istilah syair justru meluas alasannya ialah dipakai untuk padanan kata puisi. Hal itu didukung dengan digunakannya kata penyair untuk menyebut para penulis puisi. Selain itu, sering pula kita mendengar orang berkata "Saya tak hafal syairnya" saat disuruh menyanyikan sebuah lagu. Di sini syair dipadankan sebagai lirik sebuah lagu.
Jenis-jenis Syair
Ciri-ciri Syair
Dari beberapa unsur syair yang ada yang termasuk struktur batin syair atau disebut unsur intrinsik mencakup tema, dan pesan atau amanat.
Syair Abdul Muluk
Syair Perang Mengkasar :
Struktur Fisik
Syair mulai berkembang di Indonesia semenjak berkembangnya Islam. Hal itu didukung bukti bahwa syair ialah karya sastra dari Arab. Syair disukai masyarakat Melayu waktu itu alasannya ialah termasuk bentuk puisi yang ringan. Bila dibandingkan dengan karya puisi dari Arab yang lainnya (rubai, khitah, masnawi, dan nazal), syair ialah karya yang paling populer. Dalam perkembangan perpuisian Indonesia, istilah syair justru meluas alasannya ialah dipakai untuk padanan kata puisi. Hal itu didukung dengan digunakannya kata penyair untuk menyebut para penulis puisi. Selain itu, sering pula kita mendengar orang berkata "Saya tak hafal syairnya" saat disuruh menyanyikan sebuah lagu. Di sini syair dipadankan sebagai lirik sebuah lagu.
Jenis-jenis Syair
- Syair Panji. Syair panji merupakan syair yang menceritakan ihwal keadaan yang terjadi di dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana.
- Syair Romantis. Syair romantis merupakan syair berisi ihwal cinta, syair ini biasanya ada pada kisah pelipur lara, hikayat, maupun kisah rakyat.
- Syair Kiasan. Syair kiasan merupakan salah satu syair yang berisi ihwal cinta ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Cinta tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap suatu insiden tertentu.
- Syair Sejarah. Syair sejarah merupakan syair yang dibentuk menurut insiden sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi ihwal peperangan.
- Syair Agama. Syair agama merupakan syair yang terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: syair sufi, syair ihwal fatwa Islam, syair riwayat kisah nabi, dan syair nasihat.
Ciri-ciri Syair
- Tiap-tiap syair terdiri dari atas 4 baris.
- Tiap-tiap baris terdiri atas 8 -14 suku kata.
- Biasanya setiap baris terdiri dari 4 kata.
- Syair bersajak sama, dengan rumus a-a-a-a
- Keempat baris baris syair merupakan satu rangkaian cerita, jadi tidak terdapat sampiran.
- Setiap bait syair sanggup berdiri sendiri.
Dari beberapa unsur syair yang ada yang termasuk struktur batin syair atau disebut unsur intrinsik mencakup tema, dan pesan atau amanat.
- Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan landasan utama dalam mengekspresikan gagasan atau pikiran melalu ikata-kata.
- Pesan atau amanat, yaitu tujuan yang hendak dimaksud penyair dalam membuat syairya. Pesan penyair sanggup ditelaah sehabis memahami tema, sada, dan suasana syair dengan membaca kesepuruhan syair. Amanat tersirat dibalik kata-kata yag disusun dan berada di balik tema yang diungkapkan.
Syair Abdul Muluk | Syair Perang Mengkasar |
---|---|
Berhentilah kisah raja Hindustan Tersebutlah pula suatu perkataan Abdul Hamid Syah paduka sultan Duduklah baginda bersuka-sukaan | Sudahkah kalah negeri Mengkasar Dengan kudrat Tuhan Madik al-Jabbar Patik karangkan di dalam fatar Kepada negeri yang lain supaya terkabar. |
Abdul Malik Putera baginda Besarlah sudah ningrat muda Cantik menjelis usulnya syahda Tiga belas tahun umurnya ada | Memohonkan ampun patik tuanku, Kehendak Allah telah berlalu Kepada syarak tidak berlaku Bugis Buton Ternate hantu |
Parasnya elok amat sempurna Petah menjelis bijak laksana Memberi hati bimbang gulana Kasih kepadanya mulia dan hina | Lima tahun lamanya perang, Sedikit pun tidak hatinya bimbang, Sukacita hati segala hulubalang Melihat musuh hendak berperang |
Akan rahmah puteri bangsawan Parasnya elok sukar dilawan Sedap anggun barang kelakuan Sepuluh tahun umurnya tuan | Mengkasar sedikit tidak gentar, Ia berperang dengan si kuffar, Jikala tidak rakyatnya lapar, Tambahi lagi Welanda kuffar |
Syair Abdul Muluk
- Isi Syair Abdul Muluk ialah bercerita ihwal seorang perempuan yang menyamar sebagai laki-laki untuk membebaskan suaminya dari Sultan Hindustan.
- Tema : "Syair Abdul Muluk" ialah kisah putra raja yang bijak.
- Pesan atau amanat hendaklah kita menjadi orang yang bijak dan baik kebijaksanaan semoga dicintai sesama.
Related:
- Syair Perang Mengkasar berisi ihwal perang antara orang-orang Makasar dengan belanda.
- Syair Perang Mengkasar bertema sejarah
- Amanat : Semangat usaha membela tanah air harus tetap dikobarkan
Struktur Fisik
No. | Ciri-Ciri Fisik Syair | Keterangan |
---|---|---|
1. | Jumlah kata pada setiap baris | 4-6 kata |
2. | Jumlah baris pada setiap bait | 4 baris |
3. | Pola persajakan | aaaa |
4. | Baris yang merupakan isi | baris 1, 2, 3 dan 4 |