Mengenal Jenis Lampu
Saturday, August 29, 2020
Edit
Perkembangan lampu bermula pada puluhan kala yang kemudian dari suatu inovasi insan yang membutuhkan penerangan (cahaya buatan) untuk malam hari dengan cara menggosok-gosokan kerikil hingga mengeluarkan api, kemudian api dipakai aben benda-benda yang gampang menyala hingga membentuk sekumpulan cahaya. Perkembangan selanjutnya yaitu inovasi materi bakar minyak dan gas yang sanggup dipakai sebagai materi untuk menyalakan lampu obor, lampu minyak maupun lampu gas.
Bahan bakar untuk lampu non elktrik ialah minyak zaitun, minyak kacang, minyak wijen, minyak paus, dan minyak-minyak lainnya. Bahan bakar tersebut dipakai hingga selesai kala ke 18. Pada tahun 1859, pengeboran minyak petroleum mulai sering dilakukan. Alhasil lampu kerosin menjadi popular. Lampu menyerupai ini pertama kali dipakai di Jerman. Lampu berbahan bakar kerikil bara dan gas mulai marak digunakan.
Thomas Edison dan Joseph Swan pada dikala bersamaan mereka berhasil membuat lampu yang berbeda. Prinsip kerja dari lampu pijar temuan Thomas Alpha Edison pada tanggal 21 0ktober 1879 di laboratorium Edison-Menlo Park, Amerika ialah adanya relasi singkat listrik pada filamen carbon (C) yang menjadikan timbulnya panas. Lampu yang memakai tekanan rendah untuk menjaga semoga filamen tidak terbakar, sedangkan yang dibentuk oleh Swam yaitu memakai filamen karbon yang berpijar kalau dilalui listrik. bola lampu tidak sepenuhnya hampa dan oksigen didalamnya begitu sedikit sehingga filamen sanggup menjadi sangat panas tanpa menyebabkan pengecap api.
Thomas Edison dan Joseph Swan pada dikala bersamaan mereka berhasil membuat lampu yang berbeda. Prinsip kerja dari lampu pijar temuan Thomas Alpha Edison pada tanggal 21 0ktober 1879 di laboratorium Edison-Menlo Park, Amerika ialah adanya relasi singkat listrik pada filamen carbon (C) yang menjadikan timbulnya panas. Lampu yang memakai tekanan rendah untuk menjaga semoga filamen tidak terbakar, sedangkan yang dibentuk oleh Swam yaitu memakai filamen karbon yang berpijar kalau dilalui listrik. bola lampu tidak sepenuhnya hampa dan oksigen didalamnya begitu sedikit sehingga filamen sanggup menjadi sangat panas tanpa menyebabkan pengecap api.
Sejarah Lampu-Lampu Elektrik
Lampu merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga sebagai alat penerangan, lantaran tanpa adanya lampu suasana menjadi gelap dan kita tidak bisa melihat. Berikut beberapa jenis lampu yang bisa dipilih sebagai penerang dan penghias rumah.
Lampu Hologen Lampu ini terbuat dari kawat tungsten dan gas yang berfungsi untuk membuat sinar yang kuat. Biasanya dipakai sebagai lampu sorot atau lampu tembak lantaran bisa menonjolkan warna hampir sempurna.
Lampu halogen ialah sebuah lampu pijar dimana sebuah filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen menyerupai iodin atau bromin. Putaran halogen menambah umur dari bola lampu dan mencegah penggelapan beling sampul dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu penggalan dalam kembali ke filamen. Lampu halogen sanggup mengoperasikan filamenya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa tanpa pengurangan umur. Lampu ini memperlihatkan efisiens yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa (10-30 lm/W), dan juga memancarkan cahaya dengan suhu warna yang lebih tinggi
Fungsi dari halogen dalam lampu ialah untuk membalik reaksi kimia penguapan wolfram dari filamen. ada lampu pijar biasa, serbuk wolfram biasanya ditimbun pada bola lampu. Putaran halogen menjaga bola lampu higienis dan keluaran cahaya tetap konstan hampir seumur hidup. Pada suhu sedang, halogen bereaksi dengan wolfram yang menguap, halida wolfram(V) bromin yang terbentuk dibawa berputar oleh pengisi gas lembam.
Lampu LED (Light Emitting Diode)
Lampu ini sangat hemat energi dan kondusif digunakan. Lampu ini juga cocok dan gampang diaplikasikan dalam banyak sekali desain rumah lantaran bentuknya yang mini.
Lampu cendekia LED Wi-Fi (Smart Light LED Wi-Fi) ialah sebuah teknologi nirkabel yang dikembangkan untuk sanggup mengirimkan data melalui mediator cahaya. Nantinya cahaya dari sinar lampu yang dipancarkan dari LED akan menggantikan teknologi sinyal radio yang dipakai untuk menjadi jalur Wi-Fi. Teknologi ini dianggap lebih kondusif daripada teknologi jaringan yang ada dikala ini, hal ini disebabkan lantaran cahaya putih dari lampu tidak sanggup menembus permukaan menyerupai dinding, sehingga sanggup mengurangi risiko penyadapan atau pencurian data. Lampu LED juga mengkonsumsi energi yang jauh lebih sedikit daripada teknologi sebelumnya, hal ini memperlihatkan ruang untuk berbagi jaringan komunikasi yang hemat biaya dan mengurangi emisi karbon dalam jangka panjang. Sistem komunikasi berbasis cahaya ini nantinya dipakai juga untuk menyediakan koneksi internet untuk komputer, PDA, penerimaan televisi dan radio, sambungan telepon dan kontrol suhu thermostat.
Smart Light atau lampu LED Wi-fi pe tama kali dikembangkan oleh ilmuwan di Boston University College of Engineering pada tahun 2008, Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, NY, dan University of New Mexico juga ikut berpartisipasi dalam proyek ini, di bawah sumbangan National Science foundation. Penelitian yang dipimpin oleh professor Thomas Little ini bertujuan untuk berbagi teknologi komunikasi optikyang akan membuat lampu LED setara dengan jalur kanal Wi-Fi.
Wi-Fi sendiri awalnya dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16
Lampu Pijar
Lampu ini dikenal juga dengan lampu Incandescent Light Bulbs (ILB). Lampu ini akan menyala kalau arus listrik mengalir melalui kawat yang terdapat di dalamnya Lampu pijar ialah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas ersebut menghalangi udara untuk bekerjasama dengannya sehingga filamen tidak akan eksklusif rusak akhir teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam banyak sekali macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diharapkan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang jelas lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya menyerupai lampu pendar dan diode cahaya, maka secara sedikit demi sedikit pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, misalnya ialah pemanas sangkar ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri.
Pengembangan lampu pijar sudah dimulai pada awal kala XIX. Sejarah lampu pijar sanggup telah dimulai dengan ditemukannya tumpukan volta oleh Alessandro Volta. Pada tahun 1802, Sir Humphry Davy memperlihatkan bahwa arus listrik sanggup memanaskan seuntai logam tipis hingga menyala putih.
Kemudian pada tahun 1820, Warren De la Rue merancang sebuah lampu dengan cara menempatkan sebuah kumparan logam mulia platina di dalam sebuah tabung kemudian mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya saja, harga logam platina yang sangat tinggi menghalangi pendayagunaan inovasi ini lebih lanjut. Elemen karbon juga sempat digunakan, namun karbon dengan cepat sanggup teroksidasi di udara. 0leh lantaran itu, jawabannya ialah dengan menempatkan elemen dalam vakum.
Pada tahun 1870-an, seorang penemu berjulukan Thomas Alva Edison dari Menlo Park, negara penggalan New Jersey, Amerika Serikat, mulai ikut serta dalam perjuangan merancang lampu pijar. Dengan memakai elemen platina, Edison mendapat paten pertamanya pada bulan April 1879. Rancangan ini relatif tidak mudah namun Edison tetap berusaha mencari elemen lain yang sanggup dipanaskan secara hemat dan efisien. Pada tahun yang sama, Sir Joseph Wilson Swan juga membuat lampu pijar yang sanggup bertahan selama 13,5 jam.
Sebagian besar filamen lampu pijar yang diciptakan pada dikala itu putus dalam waktu yang sangat singkat sehingga tidak berarti secara komersial. Untuk menuntaskan problem ini, Edison kembali mencoba memakai untaian karbon yang ditempatkan dalam bola lampu hampa udara hingga pada tanggal 19 0ktober 1879 beliau berhasil menyalakan lampu yang bisa bertahan selama 40 jam
Lampu Fluorescent
Lampu ini biasa dikenal dengan lampu TL (Tubular Lamp) lantaran mempunyai bentuk menyerupai tabung panjang lurus atau melengkung. Lampu Fluorescent dikala ini sudah sangat luas penggunaannya baik untuk penerangan rumah tinggal maupun industri dan perkantoran. Lampu jenis ini termasuk dalam kategori Lampu Hemat Energi (LHE) faktor utamanya yaitu intensitas cahaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada lampu pijar (Incandescent Lamp) dalam hitungan watt yang sama.
Warna dari lampu TL ini banyak juga macamnya. Istilah yang biasa kita temukan pada bungkus lampu yang kita beli memilih warna dan warna yang dikeluarkan oleh produsen lampu. Keuntungan lampu TL ialah sebagai berikut :
- Efi asi (lumen per watt) tinggi.
- Awet, umur lampu bisa hingga 20.000 jam (dengan perkiraan lampu menyala 3 jam setiap penyalaan) Makin sering dihidup maatikan, makin pendek umur lampu.
- Bentuk lampu yang memanjang menerangi area lebih luas dengan cahaya baur.
- Warna cahaya yang cenderung putih hirau taacuh menguntungkan untuk tempat tropis lembab lantaran secara psikologis akan menyejukkan ruangan
- Temperatur lampu lebih rendah.
- Produknya majemuk jenis, bentuk dan warnanya.
- Cahaya lampu terpengaruh frekuensi jala-jala listrik.
- Memerlukan waktu dikala penyalaan lebih usang daripada lampu pijar.
- Linear fluoescent. Lampu TL panjang itulah sebagian besar orang menyebut lampu ini. Ini ialah lampu fluoescent klasik dan berdasarkan sejarahnya, lampu ini diperkenalkan semenjak tahun 1950.
- Non-Linear fluo escent. Jenis yang satu ini bentuknya ada yang lingkaran, letter "U", dan ada juga yang berbentuk panel modul menyerupai papan.
- Compact Fluorescent (CFL). Lampu ini dibagi dua jenis lagi yakni self-ballasted atau ballast yang sudah terinstall di dalam rangkaian lampu sehingga tinggal pakai menyerupai yang kini banyak kita jumpai sebagai lampu SL yang sanggup eksklusif dipasang pada fitting ulir biasa Satu lagi lampu CFL yang harus memasangkan dengan ballast sendiri dan fitting khusus menyerupai linear fluoescent / TL namun yang satu ini bentuknya sangat ringkas dan kecil.