Menulis Ulang Teks Anekdot
Tuesday, August 4, 2020
Edit
Layanan publik sering mendapat kritik atau menjadi materi lawakan yang menciptakan gelak tawa. Kritik atau lawakan itu sanggup disampaikan melalui anekdot. Anekdot ialah dongeng singkat yang menarik alasannya ialah lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau populer dan menurut insiden yang sebenarnya. Ada pengertian lain bahwa anekdot sanggup merupakan dongeng rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Teks anekdot juga sanggup berisi insiden yang menciptakan jengkel atau konyol partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol ibarat itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari kontradiksi antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal. Berikut ini teks anekdot yang akan kita jadikan pembicaraan berkenaan dengan layanan publik di bidang hukum, sosial, politik, dan lingkungan. Salah satu teks anekdot yang menggambarkan layanan publik ialah teks anekdot berjudul "Politisi Blusukan Banjir".
- Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melaksanakan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama tolong-menolong dan bukan tolong-menolong nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga beliau makin semangat menyerahkan bingkisan.
- Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari seni administrasi biar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, beliau terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, beliau hanyut.
- Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih sanggup diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya beliau kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika beliau melihat doa tertulis di dinding: “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan!
Apa yang dilakukan oleh Darman dan para politisi yang lain pada teks anekdot "Politisi Blusukan Banjir" di atas berkaitan dengan banjir di ibu kota. Kegiatan yang mereka lakukan menggandakan aktivitas dilakukan oleh Jokowi (Gubernur DKI Jakarta) atau SBY (Presiden). Namun dalam teks anekdot tersebut mereka memanfaatkan aktivitas tersebut sebagai pencitraan bahwa mereka peduli terhadap penderitaan yang dialami oleh rakyat.
Menurut saya, bakti sosial yang seharusnya dilakukan oleh para politisi itu mereka mau turun langgsung ke konstituen mereka. Dengan pribadi turun ke darah di mana ia terpilih sehingga sanggup menampung aspirasi dari konstituenya. Jangan hanya ketika ada tragedi mereka ikut blusukan supaya diliput media dan mereka mencitrakan sebagai orang yang memperhatikan penderitaan rakyat. Kegiatan bakti sosial juga seharusnya banyak mereka lakukan. jangan hanya sekali-kali kali, ketika terjadi tragedi atau ketika akan menghadapi pemilu legislatif saja.
Layanan publik dalam teks tersebut menggambarkan bahwa politisi-politisi di Indonesia memperlihatkan layanan publik bukan alasannya ialah mereka nrimo dalam memperlihatkan bantuan, tetapi biar mereka lebih populer atau sebagai pencitraan dengan memberi segala macam pemberian dan ikut terjun pribadi (blusukan) di tempat bencana..
Struktur teks anekdot mencakup abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^kodaseperti di bawah ini.
Struktur | Kalimat |
Abstraksi | Pada malam Jumat, sejumlah politisi melaksanakan blusukan ke daerah-daerah banjir. Mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir. |
Orientasi | Tidak ketinggalan, Darman juga meninjau salah satu kawasan yang menjadi korban banjir. Ia menebar senyum dan menjadi sentra perhatian warga. |
Krisis | Akan tetapi, Darman sial. Ia terperosok ke selokan dan terseret oleh banjir. |
Reaksi | Darman ditolong oleh regu penyelamat. Lalu, ia dibawa ke tempat yang aman. |
Koda | Darman pingsan sehabis melihat ada goresan pena Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak nrimo yang melekat di dinding. |
Menulis Ulang Teks Anekdot
Pada malam Jumat, sejumlah politisi melaksanakan blusukan ke daerah-daerah banjir. Mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir. Mereka melaksanakan aktivitas tersebut menggandakan apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan mantan Presiden SBY ketika terjadi banjir di Jakarta.
Salah seorang Anggota dewan perwakilan rakyat berjulukan Darman (bukan nama sebenarnya) tidak ketinggalan mengikuti aktivitas bakti sosial. Darman mengunjungi suatu kawasan yang sedang terkena musibah banjir. Di tempat tragedi banjir tersebut Darman tampak sibuk membantu para korban banjir dengan selalu menebar senyuman sehingga menjadi sentra perhatian warga yang ada di sekitar tempat tragedi banjir.
Darman : "Tempat ini sangat kotor, baunya sangat menjijikan" (Darman melihat sekelilingnya dengan seksama).
Related:
Warga 1 : "Alhamdulillah, masih ada Politisi yang perduli pada kami semua"
Darman terus mengamati sekitar tempat tersebut, ketika melihat seorang warga yang terhanyut beliau menceburkan diri untuk menolong. Akan tetapi pada ketika mencoba menolong Darman mengalami kesialan, ia tercebur ke selokan dan terseret oleh banjir. Darman berusaha sekuat tenaga, namun alasannya ialah arus yang deras Darman tetap terbawa arus sungai.
Warga 2 : (sambil berlari-lari dan menghela nafas), toolllooongg... ada politisi yang hanyut terbawa arus banjir".
Setelah beberapa detik kemudian tiba warga dan regu penolong untuk menolong Darman. Regu penyelamat melemparkan tali kepada Darman dan menariknya ke pinggiran sungai. Setelah hingga di tepi sungai Darman pingsan alasannya ialah kelelahan melawan arus sungai. Warga dan regu penolong membawa Darman menuju tempat yang kondusif yaitu sebuah posko kesehatan yang terletak tak jauh dari tempat kejadian.
Setelah beberapa usang Darman siuman dari pingsannya. Darman kaget melihat banyak orang yang ada di situ. Mereka memperhatikan Darman, semuanya beliau kenal, mereka ialah para politisi sedang blusukan ibarat dirinya. Lebih kaget lagi ketika beliau melihat doa tertulis di dinding: “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan untuk yang kedua kalinya sehabis melihat goresan pena yang ada di dinding tersebut.