Menyunting Karangan Bi Intensifkan Edukasi Buat Masyarakat.
Monday, August 24, 2020
Edit
Menyunting teks karangan merupakan proses pembenahan sebuah teks karangan sebelum menjadi teks karangan yang siap disajikan, dinilaikan, ataupun dipresentasikan. Penyuntingan bertujuan untuk menghindarkan teks karangan dari kesalahan-kesalahan, baik menyangkut isi maupun penggunaan bahasa, dengan cara mengoreksi isi goresan pena secara cermat dan teliti. Dengan menyunting sanggup memperbaiki kesalahan goresan pena sendiri atau orang lain berkaitan dengan ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf.
Editor yaitu orang yang pekerjaannya mengedit atau menyunting. Kegiatan mengedit artinya meneliti kemudian melaksanakan seleksi kalau ada belahan yang perlu dihilangkan atau ditambah. Istilah mengedit dipadankan dengan kata menyunting dalam bahasa Indonesia. Kata editor dipadankan dengan kata penyunting atau penyelia. Seorang penyunting membutuhkan keahlian, ketelitian, dan pengetahuan yang cukup wacana bahasa Indonesia. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyunting karangan atau teks antara lain sebagai berikut.
1. Ejaan
Penyuntingan wacana ejaan berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemakai bahasa yaitu kesalahan penulisan abjad kapital dan pemakaian tanda baca.
2. Keefektifan Kalimat
Kalimat disebut efektif apabila mempunyai struktur yang tepat sehingga makna kalimatnya gampang dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud penutur kalimat. Ciri-Ciri kalimat efektif antara lain sebagai berikut.
3. Pemilihan Kata
Sinonim dalam bahasa Indonesia tidak berlaku mutlak, artinya meski sebuah kata mempunyai arti yang hampir sama bukan berarti bisa saling bertukar tempat. Oleh lantaran itu, pemakaian kata harus membertimbangkan ketepatan pemilihan kata atau diksi.
Berikut ini yaitu cara menyunting sebuah karangan
Perhatikan pola teks di bawah ini
BI intensifkan edukasi buat masyarakat.
Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perbankan diharpkan sanggup meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan secara bijaksana sehingga sanggup meningkatkan kuwalitas hidupnya.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perbankan, diluncurkan Tahun Edukasi Perbankan 2008 oleh ibu negara Ani Bambang Yudhoyono. Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dan anggota Dewan Gubernur lainnya, serta seluruh pimpinan lainnya, serta seluruh pimpinan perbankan nasional.
Acara tersebut diawali dengan rangkaian rantai 11.595 insan perbankan dari 66 bank. Rangkaian insan ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri). Tujuannya bukan hanya menjaring nasabah. Tetapi juga ingin membangun kesadaran wacana hak dan kewajiban, bagaimana cara penyelesaian kalau ada ketidak sepahaman antara bank dan nasabahnya. Juga untuk meningkatkan pemahaman mengenai produk yang ditawarkan bank.
Masa datang banyak masyarakat yang masih belum mengetahui fungsi bank syariah. Bank akan semakin terintegrasi dengan forum keuangan lainnya, ibarat asuransi, sekuritas, dan multifinance.
Dampaknya, bank akan memasarkan produk-produk asuransi dan pasar modal. Perselisihan akan kerap timbul kalau masyarakat tidak sanggup membedakan antara produk bank dan yang bukan.
Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad mengatakan, semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap perbankan, maka semakin stabil kondisi sistim keuangan negara bersangkutan.
Direktur utama Bank Mandiri Agus Martowardojo mengatakan, kegiatan edukasi perbankan akan masuk dalam rencana bisnis perbankan.
Untuk mengevektifkan sosialisasi dan edukasi perbankan, BI bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, serta akademi tinggi.
Berdasarkan servai yang dilakukan BI dan Lembaga Demografi FE UI, masih banyak anggota masyarakat yang enggan menyimpan uangnya di bank. Sebanyak 83 persen responden menentukan menabung dengan cara tradisional ketimbang di bank.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui fungsi bank syariah. Bahkan, 16,2 persen responden tidak mengetahui bahwa saldo tabungannya sanggup berkurang lantaran hal-hal lain selain penarikan tabungan.
Sebagian besar masyarakat menginginnkan isu lebih lanjut mengenai produk bank dan keuangan, serta hak dan kewajiban nasabah.
Untuk itu, direomendasikan supaya fungsi bank, produk perbankan, dan keuangan lainya disosialisasikan secara aktif, khususnya di pedesaan. Edukasi bisa dilakukan melalui petugas bank atau media massa.
Perbaikan yang perlu dilakukan pada teks di atas yaitu sebagai berikut.
Editor yaitu orang yang pekerjaannya mengedit atau menyunting. Kegiatan mengedit artinya meneliti kemudian melaksanakan seleksi kalau ada belahan yang perlu dihilangkan atau ditambah. Istilah mengedit dipadankan dengan kata menyunting dalam bahasa Indonesia. Kata editor dipadankan dengan kata penyunting atau penyelia. Seorang penyunting membutuhkan keahlian, ketelitian, dan pengetahuan yang cukup wacana bahasa Indonesia. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyunting karangan atau teks antara lain sebagai berikut.
1. Ejaan
Penyuntingan wacana ejaan berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemakai bahasa yaitu kesalahan penulisan abjad kapital dan pemakaian tanda baca.
2. Keefektifan Kalimat
Kalimat disebut efektif apabila mempunyai struktur yang tepat sehingga makna kalimatnya gampang dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud penutur kalimat. Ciri-Ciri kalimat efektif antara lain sebagai berikut.
- Kesatuan Gagasan. Kalimat efektif mempunyai subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
- Kesejajaran. Kalimat efektif mempunyai kesamaan bentukan/imbuhan. Jika belahan kalimat itu memakai kata kerja berimbuhan di-, belahan kalimat yang lainnya pun harus memakai di- pula.
- Kehematan. Kalimat efektif dilarang memakai kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
- Penekanan. Kalimat yang dipentingkan harus diberi pengutamaan dengan cara mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan belahan yang penting di depan kalimat.
- Kelogisan. Kalimat efektif harus gampang dipahami. Dalam hal ini korelasi unsur-unsur dalam kalimat harus mempunyai korelasi yang logis/masuk akal.
3. Pemilihan Kata
Sinonim dalam bahasa Indonesia tidak berlaku mutlak, artinya meski sebuah kata mempunyai arti yang hampir sama bukan berarti bisa saling bertukar tempat. Oleh lantaran itu, pemakaian kata harus membertimbangkan ketepatan pemilihan kata atau diksi.
Berikut ini yaitu cara menyunting sebuah karangan
- Membaca karangan secara tuntas dengan tujuan mengetahui citra keseluruhan isi karangan. Ini penting supaya sang penyunting juga memahami konsep karangan yang diinginkan oleh penulis. Seorang penyunting dilarang begitu saja mengubbah sebuah karangan tanpa mengetahui konsep yang diinginkan oleh penulis. Hal itu disebabkan, sebuah karangan mengambarkan identitas penulisnya. Jika buku diubah terlalu dalam oleh sang penyunting, dikhawatirkan ciri khas penulis akan hilang.
- Menandai bagian-bagian yang meragukan. Bagian-bagian yang mencurigai ini bisa diberi tanda dengan pensil berikut keterangan ataupun catatan singkat. Kemudian, seorang penyunting perlu berkonsultasi dengan penulis untuk membahas ”temuan-temuan” tersebut. Tujuannya yaitu untuk mencari titik temu.
- Penyunting memperbaiki karangan dengan memperbaiki beberapa temuan sebelumnya perbaikan tersebut, contohnya dalam hal konsep maupun kebahasaan.
Perhatikan pola teks di bawah ini
BI intensifkan edukasi buat masyarakat.
Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perbankan diharpkan sanggup meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan secara bijaksana sehingga sanggup meningkatkan kuwalitas hidupnya.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap perbankan, diluncurkan Tahun Edukasi Perbankan 2008 oleh ibu negara Ani Bambang Yudhoyono. Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dan anggota Dewan Gubernur lainnya, serta seluruh pimpinan lainnya, serta seluruh pimpinan perbankan nasional.
Acara tersebut diawali dengan rangkaian rantai 11.595 insan perbankan dari 66 bank. Rangkaian insan ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri). Tujuannya bukan hanya menjaring nasabah. Tetapi juga ingin membangun kesadaran wacana hak dan kewajiban, bagaimana cara penyelesaian kalau ada ketidak sepahaman antara bank dan nasabahnya. Juga untuk meningkatkan pemahaman mengenai produk yang ditawarkan bank.
Masa datang banyak masyarakat yang masih belum mengetahui fungsi bank syariah. Bank akan semakin terintegrasi dengan forum keuangan lainnya, ibarat asuransi, sekuritas, dan multifinance.
Dampaknya, bank akan memasarkan produk-produk asuransi dan pasar modal. Perselisihan akan kerap timbul kalau masyarakat tidak sanggup membedakan antara produk bank dan yang bukan.
Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad mengatakan, semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap perbankan, maka semakin stabil kondisi sistim keuangan negara bersangkutan.
Direktur utama Bank Mandiri Agus Martowardojo mengatakan, kegiatan edukasi perbankan akan masuk dalam rencana bisnis perbankan.
Related:
Berdasarkan servai yang dilakukan BI dan Lembaga Demografi FE UI, masih banyak anggota masyarakat yang enggan menyimpan uangnya di bank. Sebanyak 83 persen responden menentukan menabung dengan cara tradisional ketimbang di bank.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui fungsi bank syariah. Bahkan, 16,2 persen responden tidak mengetahui bahwa saldo tabungannya sanggup berkurang lantaran hal-hal lain selain penarikan tabungan.
Sebagian besar masyarakat menginginnkan isu lebih lanjut mengenai produk bank dan keuangan, serta hak dan kewajiban nasabah.
Untuk itu, direomendasikan supaya fungsi bank, produk perbankan, dan keuangan lainya disosialisasikan secara aktif, khususnya di pedesaan. Edukasi bisa dilakukan melalui petugas bank atau media massa.
Perbaikan yang perlu dilakukan pada teks di atas yaitu sebagai berikut.
- Penulisan judul "BI intensifkan edukasi buat masyarakat." kurang tepat, seharusnya " BI Intensifkan Edukasi untuk Masyarakat"
- Penulisan kata diharpkan kurang tepat, seharusnya yaitu diharapkan.
- Penulisan kata kuwalitas kurang tepat, berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, penulisan yang benar yaitu ‘kualitas’ (menggunakan u)
- Penulisan ibu negara kurang tepat, seharusnya yaitu Ibu Negara.
- Kalimat "Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dan anggota Dewan Gubernur lainnya, serta seluruh pimpinan lainnya, serta seluruh pimpinan perbankan nasional." kurang efektif seharusnya "Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dan anggota Dewan Gubernur lainnya, serta seluruh pimpinan perbankan nasional lainnya."
- Penulisan kata ketidak sepahaman kurang tepat, lantaran adonan kata yang diberi awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya harus dirangkaikan seluruhnya, jadi yang tepat yaitu ketidaksepahaman.
- Penulisan "Masa datang" kurang tepat, seharusnya "Di masa mendatang".
- Penulisan "Permasalahan akan kerap timbul" kurang tepat, seharusnya "Permasalahan akan timbul".
- Penulisan Muliaman D Hadad kurang tepat seharusnya Muliaman D. Hadad.
- Penulisan "Direktur utama Bank Mandiri" kurang tepat, seharusnya "Direktur Utama Bank Mandiri"
- Penulisan mengevektifkan kurang tepat berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, penulisan yang benar adalah menggunakan abjad "f" bukan "v".
- Penulisan "servai" kurang tepat, seharusnya yaitu "survei"
- Penulisan "masih banyak masyarakat yang belum mengetahui fungsi bank syariah" kurang tepat, seharusnya "banyak masyarakat yang masih belum mengetahui fungsi bank syariah".
- Penulisan "menginginnkan" kurang tepat, seharusnya "menginginkan"
- Penulisan "direomendasikan" kurang tepat, seharusnya "direkomendasikan".