Prinsip Pengolahan Limbah Organik
Saturday, August 29, 2020
Edit
Limbah organik, merupakan limbah yang bisa dengan gampang diuraikan atau gampang membusuk, limbah organik mengandung unsur karbon. Limbah organik sanggup ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kulit buah dan sayur, kotoran insan dan hewan. Limbah organik yang digunakan sebagai materi dasar kerajinan sanggup dibedakan menjadi dua yaitu limbah organik berair dan limbah organik kering. Limbah organik berair yang sanggup dijadikan karya kerajinan adalah; kulit jagung, kulit bawang, kulit buah/biji-bijian, jerami dan sebagainya. Limbah organik kering yang sanggup dijadikan materi kerajinan ontohnya; kertas/kardus, kerang, tempurung kelapa, sisik ikan, kayu, kulit telur, serbuk gergaji, dan sebagainya.
Pengolahan limbah organik memerlukan pengetahuan yang memadai, supaya dalam pemanfaatannya tidak menghasilkan limbah gres yang justru semakin menambah permasalahan dalam kehidupan. Paling tidak limbah hasil daur ulang ini sanggup dikelola dengan efisien dan efektif supaya sampah yang dihasilkan dari proses pemanfaatan ini sanggup diminimalisir. Berikut ini yaitu prinsipprinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 3R, yaitu:
Meminimalisir barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita memakai material, semakin banyak sampah yang dihasilkan
Pilihlah barang-barang yang bisa digunakan kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, kemudian buang.
Barang-barang yang sudah tidak berkhasiat didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi dikala ini sudah banyak industri kecil dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain misalnya kerajinan.
Upaya melaksanakan mendaur ulang limbah (Recycle) menjadi karya kerajinan tangan, berarti sudah sanggup mengatasi dilema lingkungan yang mengganggu kehidupan. Selain itu sanggup pula dimanfaatkan sebagai wadah penyaluran hobi keterampilan, kreatifitas, dan menumbuhkan jiwa wirausaha
Buatlah sebuah teladan tindakan dalam pengolahan limbah organik, tuliskan pula jenis materi limbah yang sesuai dengan pernyataan deskripsi.
Reduce | Reuse | Recycle |
Membawa kertas dan majalah secukupnya saja sehingga tidak menambah jumlah sampah | Memanfaatkan kertas bekas majalah atau koran untuk menciptakan barang kerajinan | Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar sisa pembuatan kerajinan untuk didaur ulang menjadi bubur kertas untuk kerajinan topeng kertas |
Limbah kulit jagung yang digunakan hanya yang sesuai dengan ukuran rancangan yang akan dibentuk saja | Memanfaatkan rambut jagung untuk menciptakan rambut pada boneka | Mengumpulkan sisa-sisa kulit jagung untuk menciptakan kerajinan kolase |
Limbah batang padi/jerami yang digunakan yang sesuai ukuran kerajinan yang akan dibut | Lem yang digunakan untuk menciptakan kerajinan jerami menggunakn lem yang sanggup diisi ulang | Mengumpulkan sisa-sisa kepingan batang padai untuk menciptakan kerajinan bingkai foto, |
Seharusnya sebuah desain bersifat berkelanjutan (sustainable design), tidak hanya cukup secara ekonomi saja, tetapi harus mengintegrasikan isu-isu lingkungan, sosial, dan budaya ke dalam produk. Hal ini disebabkan supaya desain lebih sanggup bertanggung jawab dalam menjawab tantangan global. Begitu juga seorang desainer produk harusmemahami pentingnya pemahaman ini.
Penjelasan hal di atas dikemukaan oleh Victor Papanek dalam bukunya yang berjudul ‘Design for the Real World’ bahwa ada 6 tata kelola desain berkelanjutan(sustainable design) yang tidak bangun sendiri namun mempunyai elemen-elemen lain yang merajutnya, yaitu :
1. Metode (method)
Konsep method diulas dalam 2 pandangan yaitu, episteme dan techne. Episteme yaitu pengetahuan yang melibatkan daya serap, imajinasi, dan abstraksi. Sedangkan techne yaitu keteknikan atau keterampilan bertukang.
Desain sangat dipengaruhi oleh penguasaan alat, pemahaman terhadap material, dan bagaimana keduanya berinteraksi menjalin kepekaan melalui daya serap, imajinasi dan abstraksi supaya sanggup terjalin dari proses pembuatan sampai melahirkan produk yang artistik. Hal ini sanggup dihasilkan melalui acara yang rutin dan intensif.
Kemampuan menghubungkan antara gagasan dengan kemampuan panca-indra dengan memakai gambar, bagan, tulisan, dan sebagainya.
3. Estetika (aesthetics)
Dalam mendesain perlu memahami estetika/ilmu keindahan yang diwujudkan dalam unsur desain; garis, warna, bentuk, volume, dan tekstur, serta prinsip desain; kesatuan, keseimbangan, point of interest, irama, proporsi dan komposisi. Desain harus sanggup memadukan kesemuanyadalam penciptaan karya.
4. Kebutuhan (need)
Karya desain merupakan balasan dari sebuah kebutuhan. Merumuskan kebutuhan bukanlah sesuatu yang mudah. Desainer harus mempunyai kepekaan yang tajam untuk memilah apa yang menjadi kebutuhan konsumen dan kemungkinannya untuk menjadi tren di masanya.
5. Telesis (telesis)
Pemahaman fungsi yang mengubah desain dari sesuatu yang sifatnya personal menjadi lebih komunal. Telesis yaitu fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi sosial dan budaya pada daerah desain tersebut diharapkan dan digunakan.
6. Kegunaan (use)
Merupakan fungsi simpel dari sebuah desain. Dalam mewujudkan fungsi ‘guna’ yang baik tentunya seorang desainer harus mempertimbangkan siapa yang akan menggunakannya (user) dan obyek dari kegunaan desain tersebut. Maka perlu pemahaman wacana ergonomi yaitu ilmu wacana kekerabatan antara manusia, mesin yang digunakan dan lingkungan kerjanya.
Arah desain yang terang akan menghasilkan pendekatan dan metode rancangan yang tajam, efisien dan efektif. Setelah mengetahui keenam tata kelola desain dari Victor Papanek, akan hadir sebuah ruang yang menjadi batas antara aneh dan realisasi yaitu sebuah ‘jeda’. Jeda yang beradadi antara metode dan lahirnya sebuah desain yangdimaksud yaitu kreatifitas. Kreatifitas tidak akanterwujud tanpa adanya wawasan dan pengetahuan serta penyatuan wacana techne (teknik) dan episteme (pengetahuan). Jika digambarkan dalam skema, sanggup disimpulkan sebagai berikut:
Berdasarkan skema wacana proses sebuah desain sampai membawa manfaat terhadap insan sanggup disimpulkan bahwa desain sangat penting dalam kehidupan. Perancangan sebuah produk harus dilakukan secara terus menerus dengan melaksanakan upaya penciptaan dan pembaharuan menurut analisa dan uji produk baik secara sanggup bangun diatas kaki sendiri maupun menurut pasar. Analisa produk mengarah pada dua muara yaitu keberhasilan dan kegagalan dari sebuah desain.
Oleh alasannya yaitu itu sebagai desainer atau perancang produk harus mengetahui resiko yang dihadapi dalam setiap usahanya. Pasang surut dalam wirausaha juga merupakan resiko yang harus ditanggung sebagai pengelola perjuangan yang sekaligus juga sebagai desainer. Prinsipnya yaitu semangat berusaha, jujur, pantang menyerah, disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab merupakan modal dasar dari seorang perancang produk.