Sarana Produksi Teknik Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Saturday, August 29, 2020
Edit
Saat ini berbagai ikan hias yang dijual di pasaran yang harganya cukup murah lantaran gampang untuk di kembang biakkan dengan cepat. Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar orisinil Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah sanggup dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, contohnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.
Sarana produksi perlu dan penting diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Dibutuhkan sarana produksi dan teknik yang yang tepat semoga produksi lebih optimal. Dalam perjuangan membudidayakan ikan, alat untuk pembenihan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pembenihan ikan. Alat yang dipakai ini tidak terlalu rumit. Faktor lingkungan ikan sangat kuat terhadap keberhasilan pembenihan ikan hias. Makara rawatlah lingkungan hidup ikannya. Berikut ini beberapa sarana dalam produksi ikan hias air tawar.
A. Bahan
1. Benih.
Benih yaitu ikan dari mulai menetas hingga ukuran tertentu ikan yang akan dipakai tergantung jenis budidaya yang akan dilakukan. Padafase pembesaran biasanya memulai pemeliharaan dari ukuran benih. Benih yang sanggup dipakai berumur 7 hari,dipilih benih yang sehat, berenang dengan gesit dan lincah.
2. Pakan
Pakan merupakan sumber energi dan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan.Pakan yang sanggup diberikan berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yaitu pakan yang dikonsumsi oleh organisme yang berasal dari alam. Pakan alami yang dipakai untuk pakan ikan hias dan benih berupa plankton, yaitu organisme yang hidup melayang-layang pada perairan. Plankton yang bersifat hewani disebut zooplankton. Plankton yang bersifat nabati didsebut fitoplankton. Contoh fitoplankton yang sudah dibudidayakan antara lain Euglena, Tetraselmis, dan sebagainya. Sedangkan zooplankton berupa Moina, Rotifera, dan Dapnia. Pakan alami akan tumbuh dengan kondisi perairan yang subur, oleh lantaran itu dibutuhkan pemupukan ataupun penambahan probiotik pada wadah budidaya.
Pakan buatan diolah dengan formulasi materi tertentu sesuai dengan kebutuhan setiap jenis ikan. Pakan buatan biasa berbentuk pellet, pasta maupun lembaran. Pakan buatan dibuat menurut kebutuhan ada jenis crumble, glanura, lembaran/flak.
3. Obat-obatan
Pada proses pemeliharaan ikan hias air tawar sangat memungkinkan munculnya penyakit pada ikan-ikan tersebut. Hal tersebut sanggup dihindari dengan cara mengendalikan kualitas air semoga tetap stabil. Jenis-jenis obat-obatan yang dipakai untuk ikan Menthilen blue atau penyakit yang disebabkan oleh jamur, Kalium permanganat untuk penyakit yangdisebabkan jamur, Malasit green untuk penyakit yang disebabkan oleh benalu golongan protozoa.
B. Alat
1. Wadah Budidaya Ikan Hias
Wadah yang biasa dipakai untuk budidaya ikan hias air tawar berupa akuarium. Akuarium yang akan dipakai untuk budidaya dipastikan dalam kondisi higienis dan tidak mengalami kebocoran.
Selain wadah yang baik, juga harus diperhatikan instalasi aerasi, biasanya aerasi tidak terlalu kencang maka diujung selang aerasi biasanya memakai kerikil aerasi. Aerasi sanggup diatur dengan memakai kran aerasi. Aerasi merupakan peralatan akuarium yang sangat penting, dimana mesin ini berfungsi untuk menghasilkan (gelembung-gelembung) oksigen dalam air semakin kecil permukaan gelembung oksigen yang dihasilkan akan semakin gampang bagi air untuk menyerap oksigen tersebut. Manfaat instalasi aerasi antara lain sebagai berikut.
- Mensuplai oksigen dalam air (meningkatkan kadar oksigen dalam air).
- Menghasilkan cukup arus yang disukai oleh beberapa jenis ikan dan menciptakan air tersirkulasi.
- Membawa hawa panas dalam air ke permukaan, sehingga air terhindar dari suhu panas yang berlebih.
C. Teknik Budidaya Ikan Hias
1. Pemberian pakan
Induk ikan hias diberi pakan cacing sutera/tubifek yang diberikan 3 kali sehari dengan jumlah pakan 3-5% dari berat ikan total. Pakan diberikan pada pukul 07.00, 13.000, dan 17.00, sedangkan pakan untuk benih yang masih kecil yaitu tubifek yang dicincang, kutu air maupun jentik nyamuk dengan frekuensi dukungan pakan tiga kali setiap hari.
2. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang penting dilakukan setiap hari yaitu penyedotan kotoran dan penggantian air sekitar dua ahad sekali atau ketika air sudah mulai keruh. Untuk mengurangi berkembangnya penyakit serta pengukuran kualitas air yaitu suhu, tingkat keasaman, dan oksigen terlarut.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa jenis penyakit yang sering timbul dalam proses pemeliharaan ikan hias air tawar antara lain sebagai berikut.
a. Penyakit bintik putih
Jasad penyebab penyakit bintik putih yaitu Ichthyophthirius multifiliis. Penyakit yang sering disebut "Ich" atau "White Spot". Gejala klinis yang ditunjukkan yaitu bintik putih baik pada kulit, sirip, mata, dan insang yang sering terjadi pada ikan ukuran kecil (benih). Kasus infeksinya sering pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi daan dengan suhu air yang rendah (<25 derajat C).
Penanggulangan benalu dilakukan dengan cara pencegahan yaitu mempertahankan kualitas perairan dalam keadaan optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan serta mempertahankan suhu air. Pengobatan sanggup dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan formalin 25 ml/m3 dan malachite green axalat 0,15 g/m3 air selama 24 jam.
b. Penyakit Trichodiniasis
Penyakit ini disebabkan ole Trichodina sp. Parasit ini banyak terjadi pada ikan ukuran benih terutama jikalau berada dalam keadaaan stress yang disebabkan antara lain oleh kepadatan tinggi, penanganan yang kurang sempurna, dukungan pakan yang kurang tepat (mutu maupun jumlahnya) terutama pada keadaan temperatur rendah.
Gejala klinis yang ditunjukkan yaitu ikan yang terinfeksi biasanya mengosok-gosokkan badannya pada dasar atau dinding kolam atau kolam.
Penanggulangan penyakit ini sanggup dilakukan dengan cara mencegahnya yaitu dengan penanganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta administrasi budidaya yang sempurna. Pengobatan sanggup dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam atau Acrifi vin dengandosis 3 mg/l air selama 15 hingga 30 menit yang dilakukan dalam kolam atau wadah penampung.
c. Penyakit Tetrahymena
Penyakit tersebut disebabkan oleh Tetrahymenapyriformis yang sanggup menginfeksi kulit dan sirip ikan budidaya. Organisme penyebab penyakit tersebut kalau dilihatmengunakan mikroskop maka bentuknya akan ibarat buah pear. Gejala klinisnya yaitu ikan yang terinfeksi akan menggosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding wadah, serta mengibas-ngibaskan siripnya. Pengaobatan sanggup dilakukan dengan cara memakai Acriflavin n cara3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15 - 30 menit.
d. Penyakit Cacing
Cacing tersebut biasanya terdapat pada insang maupun kulit. Cacing jenis Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanthus sp. merupakan benalu yang banyak menyerang ikan budidaya, terutama ikan yang berukuran kecil. Gejala klinisnya antara lain yaitu frekuensi pernapasan/gerakan insang yang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding wadah, dan lama-kelamaan ikan akan menjadi kurus.
Penanggulangan benalu ini sanggup dilakukan dengan cara mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga sanggup dilakukan dengan memakai formalin 150 ml/m3 air dengan cara perendaman dalam wadah penampung.
4. Pemanena
Benih ikan hias akan terbentuk warna pada dikala usia sekitar dua bulan. Setelah mempunyai warna ikan hias sudah sanggup dipasarkan. Panen ikan dilakukan secara total ataupun parsial/sebagian. Panen total yaitu panen yang dilakukan dengan cara menjual seluruh hasil budidaya tanpa sortasi, sedangkan panen parsial menurut ukuran, umur, dan kelamin.
Pada panen parsial dilakukan sortir dengan cara dipilih bertahap dengan memakai sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan di waktu pagi hari atau sore hari, lantaran pada dikala tersebut suhu rendah dan stabil.
Kegiatan panen diakhiri dengan pengemasan yang dilakukan dengan secara terbuka maupun tertutup. Pengemasan terbuka biasa dilakukan untuk tujuan pengiriman jarak dekat. Ikan yang akan dipasarkan dimasukkan ke dalam wadah terbuka contohnya drum plastik, sedangkan pengemasan tertutup yaitu pengemasan yang dilakukan ke dalam kantong yang berisi air sepertiga cuilan diikuti dukungan gas oksigen dan diikat ujungnya dengan karet gelang.
c. Penyakit Tetrahymena
Penyakit tersebut disebabkan oleh Tetrahymenapyriformis yang sanggup menginfeksi kulit dan sirip ikan budidaya. Organisme penyebab penyakit tersebut kalau dilihatmengunakan mikroskop maka bentuknya akan ibarat buah pear. Gejala klinisnya yaitu ikan yang terinfeksi akan menggosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding wadah, serta mengibas-ngibaskan siripnya. Pengaobatan sanggup dilakukan dengan cara memakai Acriflavin n cara3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15 - 30 menit.
d. Penyakit Cacing
Cacing tersebut biasanya terdapat pada insang maupun kulit. Cacing jenis Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanthus sp. merupakan benalu yang banyak menyerang ikan budidaya, terutama ikan yang berukuran kecil. Gejala klinisnya antara lain yaitu frekuensi pernapasan/gerakan insang yang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding wadah, dan lama-kelamaan ikan akan menjadi kurus.
Penanggulangan benalu ini sanggup dilakukan dengan cara mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga sanggup dilakukan dengan memakai formalin 150 ml/m3 air dengan cara perendaman dalam wadah penampung.
4. Pemanena
Benih ikan hias akan terbentuk warna pada dikala usia sekitar dua bulan. Setelah mempunyai warna ikan hias sudah sanggup dipasarkan. Panen ikan dilakukan secara total ataupun parsial/sebagian. Panen total yaitu panen yang dilakukan dengan cara menjual seluruh hasil budidaya tanpa sortasi, sedangkan panen parsial menurut ukuran, umur, dan kelamin.
Pada panen parsial dilakukan sortir dengan cara dipilih bertahap dengan memakai sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan di waktu pagi hari atau sore hari, lantaran pada dikala tersebut suhu rendah dan stabil.
Kegiatan panen diakhiri dengan pengemasan yang dilakukan dengan secara terbuka maupun tertutup. Pengemasan terbuka biasa dilakukan untuk tujuan pengiriman jarak dekat. Ikan yang akan dipasarkan dimasukkan ke dalam wadah terbuka contohnya drum plastik, sedangkan pengemasan tertutup yaitu pengemasan yang dilakukan ke dalam kantong yang berisi air sepertiga cuilan diikuti dukungan gas oksigen dan diikat ujungnya dengan karet gelang.