Struktur Teks Diskusi
Tuesday, August 25, 2020
Edit
Diskusi merupakan salah satu bentuk kegiatan wicara. Dengan berdiskusi kita sanggup memperluas pengetahuan serta memperoleh banyak pengalaman. Diskusi ialah pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan. Tujuan diskusi ialah mencari janji atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok diperlukan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi. Tugas ketua diskusi ialah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan minat anggota untuk memberikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta menyimpulkan hasil diskusi.
Adapun jenis-jenis diskusi, antara lain, seminar, sarasehan, simposium, diskusi panel, kongres, muktamar, lokakarya. Diskusi Kelompok perlu ada ketua atau moderator, notulis, dan beberapa akseptor yang sekaligus sebagai penyaji maupun penyanggah. Penyaji tidak perlu memakai makalah atau kertas kerja. Pada final diskusi moderator memberikan hasil diskusi.
Diskusi Panel biasanya dipakai untuk memperluas wawasan mengenai sesuatu kasus yang sedang hangat. Diskusi ini melibatkan beberapa pakar dari disiplin ilmu atau profesi yang berbeda untuk bertindak sebagai panUlis/pembicara. Moderator bisa pribadi bertanya kepada panelis untuk menggali pandangan/pendapat. Peserta diskusi diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi/menyanggah pendapat para panelis. Pada final diskusi moderator menyajikan pokok-pokok pikiran hasil diskusi.
Seminar dipakai untuk mencari kesepakatan/kesamaan langkah atau pandangan dalam menghadapi duduk kasus sifatnya formal, sehingga para pemrasaran menyiapkan kertas kerja/ makalah untuk disajikan. Para akseptor diskusi diberi kesempatan untuk menanggapi ataupun menyanggah makalah tersebut. Pada final diskusi moderator memberikan hasil pemikiran.
Simposium merupakan diskusi yang diselenggarakan untuk membahas prasaran-prasaran mengenai suatu pokok duduk kasus atau masalah. Lokakarya ialah diskusi atau pertemuan para hebat (pakar) untuk membahas suatu kasus di bidangnya. Kongres ialah pertemuan para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai suatu masalah. Konferensi ialah pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu kasus yang dihadapi bersama.
Struktur Teks Diskusi
Struktur teks diskusi itu terdiri atas tiga bab berikut : Isu (masalah), Argumen (pendapat), pendapat dibagi menjadi dua yaitu pendapat yang mendukung, dan pendapat yang menentang. Bagian terakhir ialah simpulan/saran.
Pada skema isu, penulis teks akan memperkenalkan isu yang akan dibahas. Isu atau kasus di dalam teks diskusi berisi kasus yang akan didiskusikan lebih lanjut. Jika ingin menulis sebuah teks diskusi, sebaiknya menentukan topik permasalahan yang kontroversial sehingga nanti kau mempunyai banyak argumen, baik argumen yang mendukung maupun argumen yang menentang.
Pendapat yang mendukung (supporting points) berisi pembagian terstruktur mengenai lebih lanjut wacana isu yang sedang dibahas. Pada bab itu penulis memaparkan argumen yang mendukung. Argumen itu didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang bekerjasama dengan isu yang dibahas.
Pendapat yang menentang (contrasting point) berisi argumen yang bertentangan dengan pendapat yang mendukung. Pada bab itu penulis memaparkan argumen yang menentang. Argumen itu juga didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang bekerjasama dengan isu yang dibahas.
Related:
Pada bab simpulan (conclusion), penulis menyimpulkan dan merekomendasikan posisi atau pendapat final penulis mengenai isu yang akan dibahas. Pada bab itu, alangkah baiknya kalau mengambil jalan tengah mengenai kasus yang sedang dibahas biar simpulan yang kau ambil tidak lagi menimbulkan kasus baru. Berikut ini referensi teks diskusi wacana "Dampak Menonton Televisi bagi Remaja"
Dampak Menonton Televisi bagi Remaja
Dampak Menonton Televisi bagi Remaja
Struktur Teks | Kalimat |
Isu | Di dalam periode globalisasi ini tayangan televisi sudah tidak bisa dihindari. Dengan menonton televisi, kita bisa memperoleh bermacam-macam informasi, termasuk di dalamnya hiburan. Pertanyaannya ialah adakah dampak negatif yang ditimbulkan dari menonton televisi? Sebagian masyarakat menganggap bahwa menonton televisi berdampak positif, tetapi banyak juga masyarakat yang menganggap bahwa menonton televisi berdampak negatif. |
Argumen Mendukung | Dampak faktual dari menonton televisi ialah sebagai berikut : Pertama, televisi mempunyai kelebihan dalam hal penyajian berita, televisi umumnya selalu up to date. Hal ini tentu akan menciptakan sampaumur tidak ketinggalan informasi dan memperlihatkan wawasan yang cukup luas pada sampaumur secara cepat. Kedua, kalau televisi menyajikan acara-acara yang bekerjasama dengan pendidikan, hal ini tentu sangat mempunyai kegunaan bagi para pelajar. Seorang pelajar bisa mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari program televisi tersebut. Ketiga, efek faktual televisi lainnya ialah sampaumur bisa menyegarkan otak dengan menonton bermacam-macam tayangan hiburan yang disajikan oleh stasiun televisi. Mulai dari program kuis, film, sinetron, atau hiburan-hiburan yang lain. Keempat, program televisi sering menayangkan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh, baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, atau yang lainnya. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu sampaumur untuk mencontoh kesuksesan mereka. |
Argumen Menolak | Sementara itu, dampak negatif dari menonton televisi ialah sebagai berikut : Pertama, televisi menciptakan sampaumur lupa waktu. Bagi pelajar, kecanduan nonton televisi menjadi kontraproduktif dengan kiprah seorang pelajar yang kewajibannya belajar. Kedua, banyaknya acara-acara yang kurang mendidik di televisi bisa menghipnotis kejiwaan remaja. Film-film yang menampilkan adegan tidak layak ditonton sampaumur tanpa ada sensor sangat gampang ditiru oleh remaja. Ketiga, televisi bisa meningkatkan daya konsumtif remaja. Karena televisi merupakan media iklan yang mempunyai efek tinggi terhadap konsumennya. Iklan yang ditayangkan secara terus menerus sepanjang hari, sampaumur untuk untuk membeli produk yang dipromosikan oleh produsen. Keempat, banyak program televisi yang isinya kurang sesuai dengan norma masyarakat Indonesia, termasuk juga dengan berita-berita yang kerap menayangkan kekerasan tanpa disensor terlebih dahulu. Acara demikian kalau ditonton oleh sampaumur yang notabene suka meniru, tentu bisa ditiru oleh mereka. |
Simpulan | Dari beberapa pendapat tersebut sanggup disimpulkan bahwa televisi mempunyai dampak faktual atau negatif. Hal itu bergantung pada penonton televisi. |