Rantai Masakan Dan Jaring Makanan
Friday, October 23, 2020
Edit
Ketergantungan antarmakhluk hidup dan lingkungannya menjadi bab dari kehidupan di dalam sebuah ekosistem. Tumbuhan mendapat energi dari matahari. Hewan mendapat energi dari flora atau binatang lainnya yang memakan tumbuhan. Tumbuhan berhijau daun menciptakan sendiri makanannya (auototrof). Makhluk hidup yang sanggup menciptakan sendiri makanannya disebut produsen. Banyak jenis makhluk hidup yang tidak sanggup menciptakan sendiri makanannya. Mereka mendapat energi dari kuliner yang mereka makan.
Makhluk hidup yang memakan kuliner tanpa sanggup membuatnya sendiri, disebut dengan konsumen. Beberapa jenis konsumen memakan tumbuhan. Konsumen ini dinamakan herbivora. Sedangkan yang lainnya memakan binatang sebagai sumber energinya, dinamakan karnivora. Ada juga konsumen yang memakan baik tumbuhan maupun hewan, yang dinamakan omnivora. Energi mengalir dari satu makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya di dalam rantai makanan.
1. Rantai Makanan
Hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup sanggup berupa korelasi makan dan dimakan. Hubungan ini akan membentuk rantai makanan. Rantai kuliner yakni korelasi yang khas antara sekelompok produsen dan konsumen. Konsumen memakan produsen. Produsen melepas energi kepada konsumen. Konsumen itu kemudian menjadi mangsa konsumen yang lainya. Mangsa yakni semua binatang yang diburu untuk dimakan oleh binatang lainnya. Maka, mangsa akan melepas energinya kepada pemangsa. Pemangsa atau predator yakni konsumen yang berburu makanan. Dengan demikian, energi dialirkan dari produsen kepada konsumen di dalam rantai makanan.
2. Jaring Makanan
Rantai kuliner yakni insiden dimana terjadi perpindahan energi atau kuliner dari yang satu ke mahluk hidup lainnya dalam suatu urutan tertentu. Berikut pola rantai kuliner yang sederhana: Rumput atau flora dimakan oleh organisme tikus, tikus dimangsa oleh ular, ular tersebut dimangsa oleh burung elang. Ketika sang elang mati dan kemudian membusuk akan diuraikan oleh pengurai menyerupai basil dan kemudian diserap lagi oleh tanah kawasan tumbuhan menyerupai rerumputan tumbuh.
Peristiwa-peristiwa tersebut di atas yakni rantai makanan. Dalam urutan tersebut kita sanggup dengan gampang memilih mana konsumen tingkat I yakni tikus, konsumen tingkat ke-II yakni ular, dan konsumen tingkat ke-III yakni elang.
Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis kuliner saja, dan juga sanggup dimakan oleh beberapa jenis pemangsa lainya. Jika dalam rantai kuliner sanggup ditarik satu garis lurus, pada jaring-jaring kuliner ini, insiden makan dan dimakan menjadi lebih kompleks alasannya satu makhluk hidup sanggup memakan lebih dari satu jenis kuliner dan satu makhluk hidup sanggup dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup lainya. Apabila rantai kuliner yang satu berkaitan dengan rantai kuliner lainnya maka akan terbentuk sesuatu yang dikenal dengan istilah jaring-jaring makanan. Dalam jaring-jaring makanan, tidak ada lagi urutan yang runut menyerupai pada rantai makanan.
Makhluk hidup yang memakan kuliner tanpa sanggup membuatnya sendiri, disebut dengan konsumen. Beberapa jenis konsumen memakan tumbuhan. Konsumen ini dinamakan herbivora. Sedangkan yang lainnya memakan binatang sebagai sumber energinya, dinamakan karnivora. Ada juga konsumen yang memakan baik tumbuhan maupun hewan, yang dinamakan omnivora. Energi mengalir dari satu makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya di dalam rantai makanan.
1. Rantai Makanan
Hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup sanggup berupa korelasi makan dan dimakan. Hubungan ini akan membentuk rantai makanan. Rantai kuliner yakni korelasi yang khas antara sekelompok produsen dan konsumen. Konsumen memakan produsen. Produsen melepas energi kepada konsumen. Konsumen itu kemudian menjadi mangsa konsumen yang lainya. Mangsa yakni semua binatang yang diburu untuk dimakan oleh binatang lainnya. Maka, mangsa akan melepas energinya kepada pemangsa. Pemangsa atau predator yakni konsumen yang berburu makanan. Dengan demikian, energi dialirkan dari produsen kepada konsumen di dalam rantai makanan.
2. Jaring Makanan
Rantai kuliner yakni insiden dimana terjadi perpindahan energi atau kuliner dari yang satu ke mahluk hidup lainnya dalam suatu urutan tertentu. Berikut pola rantai kuliner yang sederhana: Rumput atau flora dimakan oleh organisme tikus, tikus dimangsa oleh ular, ular tersebut dimangsa oleh burung elang. Ketika sang elang mati dan kemudian membusuk akan diuraikan oleh pengurai menyerupai basil dan kemudian diserap lagi oleh tanah kawasan tumbuhan menyerupai rerumputan tumbuh.
Peristiwa-peristiwa tersebut di atas yakni rantai makanan. Dalam urutan tersebut kita sanggup dengan gampang memilih mana konsumen tingkat I yakni tikus, konsumen tingkat ke-II yakni ular, dan konsumen tingkat ke-III yakni elang.
Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis kuliner saja, dan juga sanggup dimakan oleh beberapa jenis pemangsa lainya. Jika dalam rantai kuliner sanggup ditarik satu garis lurus, pada jaring-jaring kuliner ini, insiden makan dan dimakan menjadi lebih kompleks alasannya satu makhluk hidup sanggup memakan lebih dari satu jenis kuliner dan satu makhluk hidup sanggup dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup lainya. Apabila rantai kuliner yang satu berkaitan dengan rantai kuliner lainnya maka akan terbentuk sesuatu yang dikenal dengan istilah jaring-jaring makanan. Dalam jaring-jaring makanan, tidak ada lagi urutan yang runut menyerupai pada rantai makanan.