Faktor Penyebab Perubahan Benda

Segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang merugikan dan ada juga yang menguntungkan. Kayu menjadi lunak, besi menjadi rapuh, apel menjadi lunak dan lembek terjadi lantaran adanya proses penguraian pada bahan-bahan itu. Benda-benda tersebut sanggup mengalami perubahan. Penyebabnya bermacam-macam. Di antaranya, pemanasan dan pendinginan, pelapukan, perkaratan, maupun pembusukan. Perubahan benda lantaran imbas panas dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia.

Perubahan fisika yakni perubahan wujud benda yang tidak disertai perubahan sifat. Perubahan benda sanggup kembali ke wujud semula atau bersifat sementara. Pada perubahan fisika, hanya terjadi perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Perubahan ini hanya menjadikan perubahan wujud zat saja. Contoh logam besi dipanaskan akan membara, lunak dan mencair, warnanya pun berubah kemerahan, namun bila suhunya turun, besi akan kembali menyerupai semula.

Perubahan kimia yakni insiden perubahan pada benda (zat) yang menghasilkan zat gres yang berbeda dengan sifat asalnya. Obat nyamuk yang dibakar akan menjadikan bau, asap, dan abu. Abu, asap, dan amis yang terjadi merupakan zat gres hasil pembakaran. Zat gres tersebut tidak sanggup dikembalikan ke bentuk asalnya. Perubahan pada zat yang menjadikan zat yang gres disebut perubahan kimia.

Benda yang ada di sekitar kita senantiasa mengalami perubahan. Perubahan itu terjadi pada wujud, warna, atau sifat. Benda sanggup mengalami perubahan akhir pelapukan, perkaratan, atau pembusukan.

1. Pelapukan
Pelapukan yakni insiden perubahan bentuk dan sifat benda lantaran beberapa faktor. Benda yang umumnya mengalami pelapukan yakni kayu dan batu. Proses pelapukan ini dimulai dari penggalan yang paling luar, kemudian ke penggalan yang lebih dalam. Pelapukan sanggup disebabkan oleh organisme (makhluk hidup) maupun anorganisme (benda mati). Waktu yang diharapkan untuk proses pelapukan itu sangat lama. Pelapukan sanggup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pelapukan meknik dan pelapukan biologis.
  • Pelapukan biologis disebabkan oleh kegiatan organisme, menyerupai jamur dan jasad renik lainnya. Contohnya, kayu yang tadinya keras, lama-kelamaan akan hancur dimakan rayap. Untuk menghindarinya, kayu tersebut harus dicat terlebih dahulu. Batuan juga sanggup mengalami pelapukan biologis. Pelapukan biologi terjadi apabila batuan ditumbuhi lumut atau pohon.
  • Pelapukan mekanik terjadi akhir suhu, tekanan, angin, dan air. Pelapukan mekanik sanggup berlangsung usang atau sebentar. Contohnya, batuan yang ketika dipegang dan ditekan sedikit akan hancur. Batuan tersebut sudah mengalami proses pelapukan yang sangat usang akhir terkena air, perubahan, suhu, dan tekanan. Batuan yang mengalami pemanasan pada siang hari akan memuai atau mengembang. Pada malam hari, batuan akan menyusut lantaran mengalami pendinginan. Apabila keadaan demikian terjadi terus-menerus, lama-kelamaan batuan menjadi lapuk, retak, kemudian pecah dan hancur menjadi tanah.
Segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami perubahan Faktor penyebab perubahan benda
2. Perkaratan
Perkaratan terjadi pada benda logam, menyerupai besi, tembaga, dan kuningan. Akibat perkaratan, benda-benda logam yang semula kukuh dan besar lengan berkuasa menjadi rapuh. Karat pada logam terjadi lantaran reaksi kimia, antara logam (misalnya besi) dengan udara (oksigen atau O2). Reaksi tersebut dinamakan reaksi oksidasi. Reaksi tersebut membentuk besi oksida (karat). Oksigen banyak terdapat di dalam air. Oleh lantaran itu, reaksi oksidasi banyak terjadi di udara lembap yang banyak mengandung air.

Banyak cara yang dilakukan untuk mencegah perkaratan. Beberapa di antaranya dengan cara melapisi besi dengan cat. Cara ini dilakukan semoga besi tidak bersentuhan pribadi dengan udara lantaran terhalang oleh cat. Beberapa cara dilakukan, contohnya melapisi dengan adonan nikel atau pernikel yang mengkilap. Tujuannya yaitu menghalangi udara bersentuhan dengan lapisan besi. Kita juga sanggup mencegah perkaratan dengan menyimpan peralatan besi ditempat yang kering dan tidak lembap.

3. Pembusukan
Pembusukan lebih sering terjadi pada benda atau masakan yang berair dan lembab. Hal ini lantaran kadar air yang tinggi dalam masakan mempercepat proses pembusukan. Penyebab pembusukan yakni lantaran adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil, menyerupai basil dan jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur akan gampang berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab.

Kandungan air yang terlalu banyak dalam materi masakan menimbulkan pembusukan lebih gampang terjadi. Jamur dan basil penyebab pembusukan akan tumbuh berkembang dengan cepat kalau banyak udara. Makanan yang dibiarkan di daerah terbuka, dalam waktu cukup usang akan cepat membusuk. Makanan yang mengandung air juga lebih cepat membusuk daripada yang kering. Pembusukan masakan sanggup kita ketahui dari tanda-tandanya. Makanan biasanya berubah warna dan berbau.

Pembusukan sanggup dicegah dengan cara-cara sebagai berikut.
  • Pengeringan. Pengeringan materi masakan sanggup dilakukan dengan menjemur pribadi di bawah sinar matahari. Pengeringan juga sanggup memakai alat, contohnya oven. Makanan kering lebih tahan usang daripada masakan basah. Hal ini lantaran mikroba lebih gampang hidup di daerah berair daripada kering. Pengeringan menimbulkan kadar air dalam masakan berkurang. Makanan menjadi tidak lembap.
  • Pengasinan. Cara mengawetkan masakan dengan pengasinan yakni dengan memakai materi garam. Cara ini sering disebut dengan teknik penggaraman. Garam merupakan zat yang sanggup menghambat organisme pembusu. Cara ini biasa dipakai para nelayan yang menciptakan ikan asin. Pengasinan merupakan perpaduan antara pengeringan dan penggaraman. Setelah materi masakan digarami, gres kemudian dijemur hingga kering.
  • Pengasapan. Cara mengawetkan masakan dengan teknik pengasapan yaitu dengan cara menaruh materi masakan pada suatu wadah, kemudian diasapi dari bawah. Salah satu pola teknik pengasapan yakni pembuatan sale pisang secara tradisional. Proses pengasapan dimaksudkan untuk pengawetan pisang sehingga salai pisang tahan usang selain itu juga berkhasiat untuk mematikan mikroba menyerupai jamur, bakteri, dan mencegah perubahan warna pisang
  • Pemanisan. Cara mengawetkan masakan dengan pemanisan yaitu memasukan masakan ke dalam cairan yang mengandung gula. Jika kadar gulanya tinggi akan sanggup mencegah kerusakan makanan. Contoh cara mengawetkan masakan dengan pemanisan yakni pada manisan buah-buahan yang sering kita makan.
  • Pengalengan. Cara pengawetan masakan dengan pengalengan merupakan cara yang banyak dipakai ketika ini. Pengalengan dilakukan dengan cara memasukan materi masakan ke dalam kaleng aluminium atau benda logam lainnya terus ditambahkan zat pengawet. Contoh materi masakan yang diawetkan dengan pengalengan yakni susu, ikan, daging, dan lain-lain.
  • Pendinginan. Cara mengawetkan masakan dengan pendinginan sanggup kita temui sehari-hari. Memasukan materi masakan ke dalam kulkas merupakan pola pendinginan. Bahan masakan yang sering diawetkan dengan pendinginan antara lain ikan, daging, sayuran, buah dan lain-lain.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel