Kolaborasi Seni Dalam Permainan Musik
Sunday, November 15, 2020
Edit
Kolaborasi seni sanggup diartikan sebagai kerjasama dua atau lebih cabang seni. Kolaborasi sanggup dilakukan antara musik dengan gerak, kerja sama antara musik dengan imaji atau visual atau, kerja sama antara seni musik, gerak tubuh, dan imaji atau visual. Perlu diketahui bahwa kerja sama beberapa cabang seni dalam permainan musik sanggup saja dilakukan. Namun, perlu diingat bahwa apa pun gerakan atau peralatan (properti) yang dipakai dalam permainan musik, harus diubahsuaikan dengan tema karya musiknya.
Dalam pertunjukan musik kita sanggup melihat beberapa orang menyesuaikan gerakan dengan musik yang terdengar. Hubungan yang akrab antara musik dan gerakan telah usang diketahui oleh para hebat pendidikan musik. Bahkan Barrett, McCoy, dan Veblen (1997) pernah mengemukakan bahwa, “melalui gerakan tubuh, bernyanyi, dan memainkan musik, misalnya, menawarkan cara seseorang memakai organ tubuhnya untuk mempelajari musik, internalisasi ritmik, serta menghubungkan antara suara dan gerakan”.
Kita tentu sering melihat sekelompok orang memainkan musik dengan memakai instrumen-instrumen yang sudah kita kenal dengan baik, ibarat gitar, drum, atau keyboard. Namun, pernahkah kalian melihat sekelompok orang bermain musik dengan memakai alat-alat perkusif sederhana, ibarat kepingan bambu, botol, bel, atau gelas berisi air yang dipukul dengan sendok ?
Sekelompok orang yang memakai beberapa alat perkusif sederhana tersebut sanggup dikatakan memainkan musik. Walaupun hanya memakai alat-alat perkusif sederhana, suara yang mereka hasilkan tetap sanggup disebut musik. Karena para pemain alat perkusif sederhana tersebut menghasilkan suara sesuai dengan tema yang diinginkan oleh pembuat musiknya.
Pada dikala ini, alat-alat perkusif sederhana sudah banyak dipakai oleh pemain musik di banyak negara, termasuk Indonesia. Umumnya, alat-alat sederhana tersebut dipakai oleh pemain musik untuk mengeksplorasi bermacam-macam suara yang diharapkan dalam permainan musik mereka. Dapat dikatakan bahwa eksplorasi suara merupakan salah satu perjuangan insan untuk mengekspresikan gagasan atau inspirasi mereka wacana kehidupan melalui permainan musik.
Eksplorasi suara tidak hanya dilakukan dengan membuatkan sumber bunyinya atau instrumen, tetapi juga melalui pengembangan pada simbol-simbol musik, ibarat nada dan ritme. Sebagai teladan eksplorasi suara memakai dua buah suling dengan diameter dan panjang yang berbeda. Ternyata suara yang dihasilkan oleh kedua benda tersebut berbeda.
Eksplorasi sumber suara dipandang penting alasannya ialah dengan tersedianya bermacam-macam suara yang dihasilkan oleh sumber suara yang beragam. Eksplorasi sumber suara sanggup dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di lingkungan sekitar dan memodifikasi alat-alat perkusif yang sanggup dipakai untuk memenuhi kebutuhan mengekspresikan gagasan atau ide.
Gerak Dalam Permainan Musik
Gerakan tubuh seringkali dilakukan seseorang ketika tampil dalam suatu program yang diiringi dengan permainan musik. Umumnya, acara-acara ibarat itu memakai tema tertentu. Namun, apa pun tema acara, penerima yang turut serta dalam program itu akan melibatkan gerakan-gerakan tertentu yang sanggup dipandang sebagai simbol. Bagi para penonton, gerakan-gerakan itu seringkali dihubungkan dengan nilai-nilai estetik dalam masyarakat dari mana penerima tersebut berasal.
Tubuh merespon permainan musik yang terdengar melalui gerakan, ibarat gerakan tangan, kaki, dan kepala. Dalam permainan musik, gerakan anggota tubuh itu dilakukan dengan cara-cara tertentu yang dipandang sesuai dengan nilai-nilai keindahan dalam masyarakatnya. Hal ini sanggup dipahami alasannya ialah gerakan tubuh seseorang dipandang sebagai salah satu pola sikap yang dipelajari orang tersebut dalam lingkungan masyarakatnya, termasuk keluarga.
Gerakan tubuh dalam permainan musik tidak hanya menawarkan nilai-nilai estetik suatu masyarakat, tetapi juga menawarkan korelasi antara kesesuaian pola gerakan dan musik, khususnya tempo dan irama. Sebagai teladan dalam lagu Bolelebo yang berasal dari Timor, yang mempunyai tempo lambat. Berbeda dengan lagu Cublak-cublak Suweng dari Jawa tengah yang mempunyai tempo cepat. Dengan mendengarkan kedua lagu tersebut kita sanggup membayangkan pola ragam gerak anggota tubuh yang sesuai dengan tempo dan irama kedua lagu tersebut.
Kolaborasi Seni Dalam Permainan Musik
Kolaborasi musik sanggup dilakukan pula dengan cabang seni lainnya, contohnya seni rupa. John Paynter (1972) pernah mengemukakan wacana kemungkinan melibatkan kegiatan lain dalam pembelajaran musik. Hal ini mengakibatkan pembelajaran musik sanggup dilakukan melalui kegiatan yang bermacam-macam yang dilakukan sesuai dengan potensi dan pengetahuan yang kita miliki.
Misalnya alat perkusif yang dihias dan topeng tersebut sanggup saja dipakai dalam permainan musik. Namun, kegunaannya tentu saja berbeda. Dari beberapa karya seni rupa alat perkusif dan topeng ada yang sanggup dipakai untuk memainkan musik (alat perkusif yang dihias), tetapi beberapa karya lainnya hanya sanggup dipakai sebagai hiasan atau properti (topeng). Properti yang dipakai dalam permainan musik tersebut tentu saja harus diubahsuaikan dengan tema yang ada.
Seperti dalam program Lomba Bermain Sambil Bernyanyi IGTKI – PGRI 2013 yang bertema “Permainan Tradisional Anak Indonesia”, misalnya, terdapat beberapa kelompok penerima yang memakai media topeng yang diubahsuaikan dengan tema dongeng yang dimainkan secara teatrikal. Berdasarkan bentuk topeng yang dipakai oleh dua kelompok penerima dalam kedua gambar itu, kita sanggup melihat upaya para penerima untuk memakai gerakan dan properti secara teatrikal.
Sebagai hasil karya seni rupa, properti atau hiasan yang dipakai dalam permainan musik atau pertunjukan seni tidak hanya terdiri dari instrumen perkusif yang dihias atau topeng, tetapi juga properti lainnya, ibarat kerajinan tangan, asesoris, dan kostum. Seperti halnya gerakan tubuh, properti yang dipakai para pemain yang terlibat dalam suatu pertunjukan atau permainan musik sanggup dipandang sebagai simbol yang menawarkan nilai-nilai estetik dalam suatu masyarakat.
Kolaborasi seni dalam permainan musik menawarkan bahwa dalam prosesnya, musik tidak sanggup dilepaskan dari cabang seni lainnya, ibarat seni tari dan seni rupa. Kolaborasi musik dan gerak tubuh menawarkan keterkaitan yang akrab di antara keduanya. Kenyataan menawarkan bahwa di dalam musik terdapat gerak dan di dalam gerak terdapat musik. Hal yang sama terjadi pula pada kerja sama musik dengan seni rupa. Properti sebagai hasil dari seni rupa sangat diharapkan dalam permainan musik untuk memperkuat tema yang dipilih menurut pengamatan yang dilakukan dalam lingkungan sosialnya. Properti yang dipakai seseorang juga dipandang penting untuk menawarkan nilai-nilai estetik masyarakatnya.
Dalam pertunjukan musik kita sanggup melihat beberapa orang menyesuaikan gerakan dengan musik yang terdengar. Hubungan yang akrab antara musik dan gerakan telah usang diketahui oleh para hebat pendidikan musik. Bahkan Barrett, McCoy, dan Veblen (1997) pernah mengemukakan bahwa, “melalui gerakan tubuh, bernyanyi, dan memainkan musik, misalnya, menawarkan cara seseorang memakai organ tubuhnya untuk mempelajari musik, internalisasi ritmik, serta menghubungkan antara suara dan gerakan”.
Kita tentu sering melihat sekelompok orang memainkan musik dengan memakai instrumen-instrumen yang sudah kita kenal dengan baik, ibarat gitar, drum, atau keyboard. Namun, pernahkah kalian melihat sekelompok orang bermain musik dengan memakai alat-alat perkusif sederhana, ibarat kepingan bambu, botol, bel, atau gelas berisi air yang dipukul dengan sendok ?
Sekelompok orang yang memakai beberapa alat perkusif sederhana tersebut sanggup dikatakan memainkan musik. Walaupun hanya memakai alat-alat perkusif sederhana, suara yang mereka hasilkan tetap sanggup disebut musik. Karena para pemain alat perkusif sederhana tersebut menghasilkan suara sesuai dengan tema yang diinginkan oleh pembuat musiknya.
Pada dikala ini, alat-alat perkusif sederhana sudah banyak dipakai oleh pemain musik di banyak negara, termasuk Indonesia. Umumnya, alat-alat sederhana tersebut dipakai oleh pemain musik untuk mengeksplorasi bermacam-macam suara yang diharapkan dalam permainan musik mereka. Dapat dikatakan bahwa eksplorasi suara merupakan salah satu perjuangan insan untuk mengekspresikan gagasan atau inspirasi mereka wacana kehidupan melalui permainan musik.
Eksplorasi suara tidak hanya dilakukan dengan membuatkan sumber bunyinya atau instrumen, tetapi juga melalui pengembangan pada simbol-simbol musik, ibarat nada dan ritme. Sebagai teladan eksplorasi suara memakai dua buah suling dengan diameter dan panjang yang berbeda. Ternyata suara yang dihasilkan oleh kedua benda tersebut berbeda.
Eksplorasi sumber suara dipandang penting alasannya ialah dengan tersedianya bermacam-macam suara yang dihasilkan oleh sumber suara yang beragam. Eksplorasi sumber suara sanggup dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di lingkungan sekitar dan memodifikasi alat-alat perkusif yang sanggup dipakai untuk memenuhi kebutuhan mengekspresikan gagasan atau ide.
Gerak Dalam Permainan Musik
Gerakan tubuh seringkali dilakukan seseorang ketika tampil dalam suatu program yang diiringi dengan permainan musik. Umumnya, acara-acara ibarat itu memakai tema tertentu. Namun, apa pun tema acara, penerima yang turut serta dalam program itu akan melibatkan gerakan-gerakan tertentu yang sanggup dipandang sebagai simbol. Bagi para penonton, gerakan-gerakan itu seringkali dihubungkan dengan nilai-nilai estetik dalam masyarakat dari mana penerima tersebut berasal.
Tubuh merespon permainan musik yang terdengar melalui gerakan, ibarat gerakan tangan, kaki, dan kepala. Dalam permainan musik, gerakan anggota tubuh itu dilakukan dengan cara-cara tertentu yang dipandang sesuai dengan nilai-nilai keindahan dalam masyarakatnya. Hal ini sanggup dipahami alasannya ialah gerakan tubuh seseorang dipandang sebagai salah satu pola sikap yang dipelajari orang tersebut dalam lingkungan masyarakatnya, termasuk keluarga.
Gerakan tubuh dalam permainan musik tidak hanya menawarkan nilai-nilai estetik suatu masyarakat, tetapi juga menawarkan korelasi antara kesesuaian pola gerakan dan musik, khususnya tempo dan irama. Sebagai teladan dalam lagu Bolelebo yang berasal dari Timor, yang mempunyai tempo lambat. Berbeda dengan lagu Cublak-cublak Suweng dari Jawa tengah yang mempunyai tempo cepat. Dengan mendengarkan kedua lagu tersebut kita sanggup membayangkan pola ragam gerak anggota tubuh yang sesuai dengan tempo dan irama kedua lagu tersebut.
Kolaborasi Seni Dalam Permainan Musik
Related:
Misalnya alat perkusif yang dihias dan topeng tersebut sanggup saja dipakai dalam permainan musik. Namun, kegunaannya tentu saja berbeda. Dari beberapa karya seni rupa alat perkusif dan topeng ada yang sanggup dipakai untuk memainkan musik (alat perkusif yang dihias), tetapi beberapa karya lainnya hanya sanggup dipakai sebagai hiasan atau properti (topeng). Properti yang dipakai dalam permainan musik tersebut tentu saja harus diubahsuaikan dengan tema yang ada.
Seperti dalam program Lomba Bermain Sambil Bernyanyi IGTKI – PGRI 2013 yang bertema “Permainan Tradisional Anak Indonesia”, misalnya, terdapat beberapa kelompok penerima yang memakai media topeng yang diubahsuaikan dengan tema dongeng yang dimainkan secara teatrikal. Berdasarkan bentuk topeng yang dipakai oleh dua kelompok penerima dalam kedua gambar itu, kita sanggup melihat upaya para penerima untuk memakai gerakan dan properti secara teatrikal.
Sebagai hasil karya seni rupa, properti atau hiasan yang dipakai dalam permainan musik atau pertunjukan seni tidak hanya terdiri dari instrumen perkusif yang dihias atau topeng, tetapi juga properti lainnya, ibarat kerajinan tangan, asesoris, dan kostum. Seperti halnya gerakan tubuh, properti yang dipakai para pemain yang terlibat dalam suatu pertunjukan atau permainan musik sanggup dipandang sebagai simbol yang menawarkan nilai-nilai estetik dalam suatu masyarakat.
Kolaborasi seni dalam permainan musik menawarkan bahwa dalam prosesnya, musik tidak sanggup dilepaskan dari cabang seni lainnya, ibarat seni tari dan seni rupa. Kolaborasi musik dan gerak tubuh menawarkan keterkaitan yang akrab di antara keduanya. Kenyataan menawarkan bahwa di dalam musik terdapat gerak dan di dalam gerak terdapat musik. Hal yang sama terjadi pula pada kerja sama musik dengan seni rupa. Properti sebagai hasil dari seni rupa sangat diharapkan dalam permainan musik untuk memperkuat tema yang dipilih menurut pengamatan yang dilakukan dalam lingkungan sosialnya. Properti yang dipakai seseorang juga dipandang penting untuk menawarkan nilai-nilai estetik masyarakatnya.