Seni Rupa Modern

Seni rupa modern yaitu suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk membuat karya yang gres atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan. Dasar filosofis dan tanda-tanda seni rupa modern pada hakikatnya merupakan kelanjutan perkembangan seni rupa sebelumnya, satu aspek dari perkembangan budaya secara menyeluruh. Perkembangan filsafat memunculkan tokoh-tokoh menyerupai Imanuel Kant, Hegel, Schopen-hauer, Nietze, Comte, Charles Darwin dan lain-lain. Di bidang Mikrobiologi tampil nama-nama Antoni van Leeuwenhoek, Pasteur, Robert Koch, Paul Ehrilch dan lain-lain. Di bidang sosial ekomomi tampil Adam Smith, seorang pencetus sistem persaingan bebas, dengan lawannya Karl Marx, Thomas Maltus, Le Bon, Montesque, dan Rousseu.

Dalam bidang ilmu jiwa muncul Sigmund Freud dengan psikoanalisis yang menelurkan teori takbir mimpi-mimpi dan metode katarsis. Carel Gustave Jung, Alferd Adler dan Kunkel bersaudara. Kesemua ini bersamaan dengan perkembangan disektor fisika dan astronomi, sehingga jadilah masa modern yang dikuasai oleh ilmu dan teknologi. Perkembangan “kemajuan” ini tentu bukan saja membahagiakan hidup manusia, tetapi juga mengakibatkan imbas samping, yakni eksploitasi industrialisasi, kolonialisme, imperialisme, kemiskinan di pihak lain, sehingga terjadi dua kali perang dunia di masa ke-20, dan beratus kali perang lokal dan perang dingin.

Faktor lain yang menjadi lebih banyak didominasi menghakikati esensi seni rupa modern ialah kesadaran akan nilai individu sebagai aksara acara manusia. Hal ini berakar dari budaya renesans, humanisme universal yang ahkirnya tampil sebagai masa pencerahan di Eropa.

1. Seni Pop
Budaya pop tumbuh dari pertemuan beberapa kecenderungan dan kondisi sosial ekonomi masyarkat pada pertengahan tahun 1950-an. Budaya ini ditandai oleh ketiadaan penggangguran, konsumerisme, makin meningkatnya kesejahteraan, mobilitas sosial ke atas, melonggarnya struktur kelas dalam masyarakat, berubahnya pandangan sosial, dan kesejahteraan kaum muda, beserta budaya protesnya, pengalaman dan kepekaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Pop Art yaitu produk sistem perekonomian kapitalis, di mana segala hal dalam kehidupan ini, termasuk hal-hal yang berada dalam wilayah realitas simbolisme diusahakan menjadi komoditi yang sanggup dijual ke pasar luas. Oleh lantaran itu logika produk kesenian yang lahir dari sistem perekonomian ini yaitu logika pasar, bukan logika artistik.

Dengan demikian, dalam dunia pop art, eksistensi sang pencipta juga tidak terlalu penting, yang lebih diharapkan yaitu produknya yang sanggup dikemas sebagai komoditi dan dijual ke pasar luas. Kecuali sosok seniman itu juga merupakan komoditi yang sanggup dijual. Dengan kata lain rekayasa gambaran perihal dirinya lebih penting ketimbang langsung seniman, lantaran semakin besar liputan media yang beliau peroleh semakin laku karya-karyanya di pasar luas.

Dalam bidang seni rupa, tampil seniman por art menyerupai Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Tom Wesselmann, dan kawan-kawan. Dalam seni musik pop mengatakan pada banyak sekali jenis musik yang terkenal dalam masyarakat. Pop juga tampil dalam seni patung, poster, desain, seni grafiti, fashion, dan sebagainya.

2. Seni Optik
Sebelum ditemukan seni optik menyerupai yang ada kini ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, khususnya sehabis munculnya banyak sekali ilmu, menyerupai ilmu fisika, anatomi manusia, teristimewa pada sistem optik dan beberapa teori warna, baik untuk warna sinar maupun warna pigmen. Ilmu optik pertama kali di pelajari selama bertahun-tahun di laboratorium oleh spesialis filsafat dan juga mahir ilmu fisika Inggris yang berjulukan Bacon (1220-1292), yang mempelajari struktur cahaya dan kaitannya dengan bagaimana mata insan sanggup menangkap warna.
Seni rupa modern yaitu suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk menci Seni Rupa Modern
3. Seni Konseptual
Istilah konseptual pertama kali dikemukakan oleh Edward Keinholz dan Herru Flint yang berasal dari California, tahun 1960. Istilah konseptual yaitu sinonim dari idea art. Conseptus dalam bahasa Latin berarti: pikiran, gagasan, atau ide. Makara konseptual yaitu sesuatu yang berkaitan dengan konsep. Konsep atau inspirasi yaitu hal yang penting dalam penciptaan seni. Seni konseptual disatukan oleh satu perilaku penggunaan bahasa ekspresi dan non verbal, analogi atau ilmu bahasa menjadi esensi dan seni.

Seni konseptual sangat kontroversial, menjungkirbalikkan segala kemapanan seni (nilai-nilai, gaya, galeri, pasar seni dan sebagainya). Para seniman konseptual memakai semiotika, feminisme dan budaya terkenal dalam berkarya, sehingga berlainan sekali dengan karya-karya seni konvensional. Karena itu konseptualisme akhirnya menjadi paham pedoman yang memayungi bentuk-bentuk seni yang tidak berwujud piktorial dan skulptural menyerupai Body Art, Eart Art, Vidoe Art, Performance Art, Process Art, Instalation Art dan lain-lain.

Seni konseptual menemukan spektrum gres dalam seni rupa, sebagai pengganti kiasan atau pantun dalam bahasa, surat kabar, majalah, periklanan, pos, telegram, buku-buku, katalogus, foto kopi, film, video, anggota badan, bahkan dunia ini sanggup dijadikan medium atau objek seni. Sejak kehadiran seni konseptual batasbatas antara seni secara fisik mulai kabur, alasannya yaitu seni konseptual mengakses hampir semua bentuk seni dan non seni.

4. Seni Kontemporer
Pada Encylopedia The World Art Estetika Kontemporer disebutkan, bahwa estetika yang gres ini bertujuan untuk memfilsafatkan dalam pengertian anti metafisik, dan kemudian membedakannya dari estetika-estetika sebelumnya. Namun beliau tidak akan membuang prinsip kategori-kategori, dan sebagai kesannya membuat konsep mendua dan ragu perihal pengertian filsafat. Sementara Klaus Honnef mengidentifikasi seni rupa kontemporer sebagai perubahan paradoksal dari avant garde ke post avant garde, sedangkan John Grifith dan Endrew Benyamin menganggap seni rupa kontemporer bertentangan secara diametral dengan modernisme yang percaya pada universalisme. Seni rupa kontemporer tidak percaya lagi pada pusat-pusat perkembangan di mana pun, sebaliknya percaya pada perkembangan seni rupa dalam batas-batas kenegaraan.

Menurut teoretikus Jerman Udo Kulterman pengertian kontemporer erat dengan paham posmodern dalam arsitektur, paham gres ini menentang kerasionalan modernisme yang hambar dan berpihak pada simbolisme instingtif. Dalam terori yang lebih gres tercatat prinsip pluralisme yang terbanyak mendasari pengertian kontemporer kini ini.

Dari banyak sekali keterangan di atas sanggup ditentukan adanya dua paradigma acara seni kontemporer. Pertama kelompok yang mementingkan acara seni sebagai acara mental senimannya. Kedua kelompok yang mementingkan acara seni ditujukan bagi kepentingan masyarakat. Scruton melihat kecenderungan persepsi menyerupai itu sebagai sesuatu yang menyulitkan dalam evaluasi estetik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel