Apresiasi Karya Tari

Apresiasi merupakan kegiatan mengamati dan menilai atau menghargai suatu karya tari. Ada banyak hal yang sanggup diapresiasi dari sebuah karya tari contohnya funsi, jenis, dan bentuk karya tari. Selain itu juga ada keunikan gerak, busana, iringan, dan perlengkapan karya tari yang lain.

Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengalaman estetis yang didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan mendapatkan karya seni yang terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atau seni pakai. Untuk membuatkan daya apresiasi seni tari kita sanggup memanfaatkan sumber berguru baik secara eksklusif maupun tidak langsung.
  • Pemanfaatan sumber berguru secara eksklusif untuk menambah daya apresiasi seni tari,misalnya melihat secara eksklusif pertunjukan-pertunjukan atau pergelaran-pergelaran tari,mengadakan kunjungan ke sanggar-sanggar tari atau kunjungan ke para seniaman tari.
  • Pemanfaatan sumber berguru secara tidak eksklusif untuk menambahkan daya apresiasi seni tari,misalnya melalui menonton TV, film,gambar atau foto tari.

Fungsi dari apresiasi tari yaitu menawarkan penghargaan, penikmatan, evaluasi terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari. Penilaian fungsinya untuk mencari nilai-nilai seni tari,memahami isi dan pesan serta mengadakan perbandingan-perbandingan sehingga mendapatkan kesimpulan. Dalam proses apresiasi karya seni akan menjadikan rasa puas,kecewa,senang dan lain sebagainya kepada penikmat.

1. Tari Seudati
Tari Seudati merupakan pertunjukkan tari secara kelompok yang berasal dari Aceh. Tari Seudati bernuansa islami alasannya efek dari kebudayaan Arab. Ada dua macam tari Seudati yaitu tari Seudati Agam dan tari Seudati Inong. Seudati Agam ditarikan oleh penari putra sedangkan Seudati Inong ditarikan oleh penari putri.

Dalam pertunjukkan tari Seudati, tari Seudati tidak memerlukan iringan dari alat musik. Iringan tari Seudati berupa nyanyian yang dilantunkan oleh dua orang. Dua orang tersebut disebut anak syahi. Tari Seudati sangat dinamis, gerak tari seudati mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  • Langkah naju mundur.
  • Langkah ke samping kiri dan kanan.
  • Lari dengan angkat kaki tinggi.
Semua gerak tersebut dilakukan secara cepat, hal ini yang menciptakan tari Seudati menarik. Ciri lain tari Seudati yang membuatnya lebih menarik yakni : Tepukan dada yang menjadikan bunyi keras dan dalam, dan Jentikan jari bersuara lembut yang setiap kali dilakukan oleh penarinya. 

Busana penari seudati antara lain terdiri dari : Celana panjang, baju lengan panjang, sarung, selendang kecil, sebilah senjata khas Aceh yang disebut rencong, dan ikat kepala khas Aceh yang disebut tengkuluk

2. Tari Saman
Tari Saman merupakan tari kelompok yang bersal dari Aceh sama dengan tari Seudati. Penari sanggup berjumlah delapan atau lebih. Tari Saman disajikan dalam posisi duduk. Pola lantainya beberntuk garis lurus horisontal. Dalam melaksanakan derak tari para penari dipandu oleh seorang pemimpin.

Gerak tari saman sangat sederhana, derakanya hanya erupa tolehan kepala dan permaianan gerak tangan. Kedua tangan ditepukan pada penggalan tubuh dan dihempaskan ke banyak sekali arah. Pergantian gerak dilakukan secara serempak, selang-seling, dan kadang bergantian.

Tari Saman tidak diiringi dengan musik, iringannya hanya berupa nyanyian dan bunyi tepukan para penari. Para penari bergerak dengan tempo yang sangat cepat. Gerakan inilah yang menciptakan kagum penonton.

3. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan bentuk tari berpasangan yang ditarikan oleh penari putra dan putri. Tari Serampang Dua Belas berasal dari Sumatera Utara. Tari ini menggambarkan hubungan muda-mudi yang menjalin cinta kasih.

Serampang Dua Belas sesuai dengan nama lagu yang mengiringi tarian tersebut. Alat musik yang dimainkan antara lain biola, akordon, gendang, dan gong. Busana yang dikenakan penari putra antara lain baju cekak musang, kain dan peci. Sedangkan baju yang dikenakan penari putri yaitu kebaya labuh, kain sarung songket, dan selendang.

4. Tari Zapin
Tari Zapin berasal dari provinsi Riau. Tari Zapin sanggup ditarikan secara tunggal maupun berpasangan. Bentuk tari Zapin akrab sekali dengan kaidah-kaidah keislaman.

Gerak tari Zapin mengandalkan permainan langkah kaki. Posisi kaki selalu menutup dan tidak merendah. Posisi tubuh selalu bergerak menyerupai ombak mengalun di pantai. Sikap atau posisi lengan pada umumnya tertutup. Lengan kanan dan kiri selalu berada di bawah bahu. Sebaliknya jarak antara pergelangan tangan dengan tubuh hanya satu kepal.

Musik yang mengiringi terdiri atas beberapa alat musik, diantaranya gambus, marwas, biola, gendang gong, dan akordion. Tari Xapin juga diiringi dengan pantun dan lagu-lagu berbahasa Arab. Busana yang digunakan penari sangat khas. Penari putri mengenakan kebaya labuh atau baju panjang, kain sampin dan selendang. Rambut disisir dalam bentuk sanggul yang dihias bunga dan sunting emas. Sedangkan penari laki-laki mengenakan busana cekak musang, kain tanjak, dan epilog kepala.


5. Tari Golek
Tari golek merupakan bentuk tari tunggal. Namun tidak menutup kemungkinan tari golek ditarikan
secara berkelompok. Tari golek berasal dari Daerah spesial Yogyakarta. Tari ini menggambarkan seorang gadis yang sedang berhias.

Gerak tari golek merupakan gerak tari putri gaya Yogyakarta. Setiap gerak mempunyai nama dan arti tertentu. Gerak tari Trap Jamang  mempunyai arti gadis yang sedang membenahi tutup kepala. Miwir rikmo berari gadis yang sedang menyisir rambut. Gerak tari golek dilakukan secara halus, tetapi juga lincah.

Iringan pada tari golek memakai gamelan jawa, yang dimainkan oleh beberapa orang. Alat musik tersebut antara lain : kendang, saron, bonang, kenong, dan gong. Busana tari Golek banyak macamnya, ada kain, baju, stagen, sampur, jamang, sinyong, dan slepe. Aksesorisnya berupa kalung, gelang, subang, dan cunduk menthul. Sampur tidak hanya digunakan sebagai busana, sampur juga digunakan sebagai alat menari.

Pertumbuhan jiwa seni pada setiap anak berbeda, tergantung lingkungan yang aman dan dan tugas orang tua. Pengaruh tersebut menimbulkan jiwa seni yang dimiliki oleh setiap orang berbeda-beda intensitas dan kualitasnya. Dengan demikian proses kreatif akan terjadi bila kegiatan pembelajarannya dikondisikan dalam acara kolaborasi serta mempunyai keberanian didalam merefleksikan perilaku dalam bentuk kreativitas tari.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel