Tari Topeng Cirebon

Tari Topeng Cirebon yakni salah satu pertunjukan seni tari yang memakai kedok (topeng). Kesenian ini hidup di Daerah Gegesik, Slangit, Ciluwung, Losari, serta daerah-daerah lain yang termasuk wilayah Kabupaten dan Kotamadya Cirebon. Sebelum pertunjukkan biasanya tersedia perangkat gamelan yang terdiri dari kendang, ketipung yang tampak paling depan. disandarkan menghadap para penabuh. Di samping kirinya terdapat sebuah suling yang disebut bangsing. Di belakangnya dipasang sebuah demung, dua buah saron, bonang, rincik. Di sebelah kanan kendang ada sebuah kecrek. Di sebelah kiri dan kanan bonang terdapat kenong dan ketuk, sedangkan yang paling belakang yakni gong dan kempul yang tergantung di kakanco.

Tari yang pertama dibawakan yakni tari topeng panji yang mengenakan topeng berwarna putih, yaitu topeng yang menggambarkan budpekerti halus, sabar, bijaksana, jujur, terbuka, dan hormat. Topeng Panji. Digambarkan sebagai sosok insan yang gres lahir, penuh dengan kesucian, gerakannya halus dan lembut. Tarian ini bagi beberapa pengamat tarian merupakan campuran dari hakiki gerak dan hakiki membisu dalam sebuah filosofi tarian.

Kostum yang dipakai para penari topeng yakni lekes (gambuh/mahkuta), rawis (untaian bunga), baju kutung, kelat bahu, selendang, kain dodot, sabuk, celana setengah betis, dan dibelakangnya tampak sebuah keris

Selesai tari topeng Panji, dilanjutkan dengan tari Topeng Pamindo atau Topeng Rumiang. Topeng ini berwarna putih yang menggambarkan seorang putri yang lincah. Di tempat Losari topeng berwarna putih ini jarang ditampilkan sebab kiprahnya diganti Topeng Pamindo yang berwarna kuning. Topeng Rumiang merupakan citra dari fase kehidupan remaja pada masa akhil balig

Topeng ketiga yakni Topeng Patih atau Tumenggung yang berwarna cokelat atau merah. Topeng ini melambangkan budpekerti yang gagah. Muka topeng ini berkumis dan berjenggot. Topeng Tumenggung, citra dari kedewasaan seorang manusia, penuh dengan kecerdikan layaknya sosok prajurit yang tegas, penuh dedikasi, dan loyalitas ibarat pahlawan

Topeng keempat yakni Topeng Jinggaanom. Topeng ini berwarna merah muda atau jingga. Sifat dari topeng Jinggaanom berangasan dan lincah. Topeng ini sama dengan topeng Patih memakai kumis dan jenggot.

Tari Topeng Cirebon yakni salah satu pertunjukan seni tari yang memakai kedok  Tari Topeng CirebonPenampilan tari yang terakhir yakni Topeng Kelana, topeng ini berwarna merah bau tanah yang melambangkan budpekerti serakah, pemarah, jahat, dan angkara murka. Topeng ini bermata besar, hidung mancung, berkumis dan berjenggot, dan berjambang. Muka topeng kelana ini terlihat menakutkan dan menakutkan. Dalam kisah Topeng Kelana kalah dari Topeng Panji. Topeng Kelana/Rahwana merupakan visualisasi dari budpekerti insan yang serakah, penuh amarah, dan ambisi. Sifat inilah yang merupakan sisi lain dari diri manusia, sisi “gelap” yang niscaya ada dalam diri manusia. Gerakan topeng Kelana begitu tegas, penuh dengan ambisi layaknya sosok raja yang haus ambisi duniawi.

Selain topeng-topeng yang disebutkan sebelumnya, terdapat Topeng Samba yang berwarna cokelat muda. Topeng Samba berwatak lincah. Topeng lainnya yakni Topeng Bodor, yaitu topeng Pentui dan Tembem. Topeng pentui ibarat bentuk Semar dalam wayang golek purwa. Topeng ini hanya setengah muka. Jika pemakai topeng ini berdialog, kedoknya diangkat oleh tangan kiri atau tangan kanan. Penampilan topeng Pentui sangat dinanti penonton sebab gayanya yang kocak dan lucu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel