Kehidupan Masyarakat Periode Hindu Dan Buddha

Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh ibarat India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa era ke-7 hingga era ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah mempunyai kebudayaan yang cukup maju.

Bangsa Indonesia yang sebelumnya mempunyai kebudayaan orisinil tidak begitu saja mendapatkan budaya-budaya Hindu-Budha tersebut. Proses masuknya dampak budaya Indonesia terjadi sebab adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang tiba dari India mengalami proses pembiasaan dengan kebudayaan orisinil Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini sanggup dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam aneka macam bidang, antara lain ibarat berikut.

a. Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, di Indonesia telah berkembang doktrin yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang yang dikenal dengan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan suatu doktrin terhadap suatu benda yang dianggap mempunyai roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu doktrin bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib. 

Masyarakat Indonesia secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elite di sekitar istana kemudian terus hingga pada rakyat jelata. Masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu dan Budha namun tidak meninggalkan doktrin aslinya, ibarat pemujaan terhadap roh nenek moyang.

b. Bidang Politik
Sebelum masuknya dampak agama Hindu-Buddha di Indonesia sepertinya belum mengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung masih berupa pemerintahan kesukuan yang meliputi daerah-daerah yang terbatas. Pimpinan dipegang oleh seorang kepala suku bukanlah seorang raja tetapi seorang kapala suku.

Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Pemimpin ditentukan secara bebuyutan menurut hak waris sesuai dengan peraturan aturan kasta. Pada masa Hindu-Budha berdiri kerajaan-kerajaan, ibarat Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Majapahit, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya yang tersebar di Nusantara.

c. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu mengakibatkan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta. Kasta ialah suatu cara pengelompokan orang-orang sesuai dengan darajat atau tingkatan dalam masyarakat. Kasta dalam agama Hindu antara lain : Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia usang masih tampak secara umum dikuasai dalam semua lapisan masyarakat.

Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Salah satunya tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga ialah orang Indonesia yang pertama tersentuh oleh dampak budaya India. Raja Kundungga masih mempertahankan budaya Indonesia sebab dampak budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya gres mulai tampak pada waktu Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya.

d. Bidang Pendidikan
Sebelum dampak Hindu_Budha tiba belum ada forum pendidikan. Pendidikan masih berlangsung secara informal dalam keluarga masing-masing. Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti dampak dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Lembaga pendidikan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. 

e. Bidang Sastra dan Bahasa

Related:

    Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa ialah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Kediri dan Majapahit. Karya sastra tersebut antara lain :
    • Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
    • Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada kondusif kerajaan Kediri.
    • Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada kondusif kerajaan Kediri.
    • Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada kondusif kerajaan Majapahit.
    • Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada kondusif kerajaan Majapahit.
    • Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada kondusif kerajaan Majapahit.
    f. Bidang Arsitektur
    Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum. Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Candi Borobudur sesungguhnya mengambil bentuk bangunan punden berundak agama Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan, dampak unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah punden berundak.
     Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu Kehidupan Masyarakat Masa Hindu dan Buddha
    Di Indonesia fungsi candi bukan hanya sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa ibarat di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan punden berundak dengan menhirnya.

    Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa perubahan kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut antara antara lain :
    • Semula belum mengenal goresan pena (masa praaksara) menjadi mengenal goresan pena dan memasuki zaman sejarah (masa aksara).
    • Semula hanya mengenal dan menganut doktrin animisme dan dinamisme kemudian mengenal dan menganut agama dan kebudayaan Hindu-Budha.
    • Semula hanya mengenal sistem kesukuan dengan kepala suku sebagai pemimpinnya menjadi pengenal dan menganut sistem pemerintahan kerajaan dengan raja sebagai pimpinan pemerintahan yang bercorak Hindu-Budha.

    Related Posts

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel