Pertumbuhan Dan Perkembangan Periode Remaja
Tuesday, February 11, 2020
Edit
Pertumbuhan dan perkembangan insan menjadi cukup umur melalui satu tahap yang disebut masa pubertas. Kata pubertas berasal dari kata Latin yang berarti usia menjadi orang, suatu periode dalam perkembangan dimana seorang anak dipersiapkan untuk bisa menjadi individu yang sanggup melaksanakan kiprah biologis yaitu melanjutkan keturunannya atau berkembang biak.
Perubahan-perubahan biologis berupa mulai bekerjanya organ-organ reproduktif dan disertai pula oleh perubahan-perubahan yang bersifat psikologis. Pada masa ini baik pria atau perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk dan organ kelaminnya sudah bisa menghasilkan sel kelamin yang matang.
A. Pubertas
Pubertas yaitu perubahan menjadi cukup umur yang ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas disebut juga arif balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah bisa menciptakan sel-sel kelamin (gamet). Periode ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis.
Secara biologis, remaja yang memasuki pubertas telah siap untuk bereproduksi, namun belum tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Masa pubertas pada pria terjadi antara umur 10 – 14 tahun. Masa pubertas pada perempuan biasanya terjadi pada usia 9 – 13 tahun.
B. Ciri-ciri Penting Pubertas
Puber atau pubertas merupakan tanda anak sudah mulai memasuki usia remaja. Pada ketika ini, anak mengalami banyak sekali perubahan, terutama perubahan fisiknya. Perubahan fisik anak pria dan perempuan ketika memasuki usia pubertas berbeda, usia mulai pubertas juga berbeda antar keduanya. Biasanya, anak perempuan lebih cepat memasuki usia pubertas dibandingkan dengan laki-laki. Ciri-ciri Penting Periode Pubertas antara lain adalah:
1. Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara fisik sanggup dilihat dari perubahan tubuh, mencakup perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja pria dan perempuan berbeda lantaran imbas hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen. Ciri-ciri pubertas secara fisik sanggup diuraikan sebagai berikut:
2. Pubertas Secara Psikis
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis antara lain:
Menstruasi yaitu pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada ketika kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi, yaitu hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama. Kemudian, dihitung hingga dengan hari terakhir (1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai).
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap perempuan dan hampir 90% perempuan mempunyai siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang mempunyai panjang siklus 28 hari, namun beberapa perempuan mempunyai siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya persoalan kesuburan. Menstruasi pertama biasanya dialami oleh remaja pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga kita menopause (umumnya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun).
Pada ketika perempuan yang telah mengalami pematangan organ reproduksi, ovarium akan secara rutin mengeluarkan sel telur. Pengeluaran sel telur terjadi sekitar empat ahad (28 hari) sekali. Dalam proses ini dinding rahim juga mengalami penebalan sebagai persiapan kalau sel telur dibuahi.
Jika dalam selesai siklus tersebut tidak terjadi pembuahan, sel-sel dinding rahim akan menciut, kemudian mati dan hasilnya meluruh. Proses peluruhan dinding rahim ini akan keluar bersama darah, lendir, dan cairan yang berasal dari dinding rahim inilah yang dikenal dengan menstruasi. Pendarahan menstruasi berlangsung selama 3 hingga 8 hari.
Perempuan sanggup mempunyai banyak sekali persoalan dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut sanggup berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali hingga menstruasi berat dan berkepanjangan. Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi kalau jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau kalau haid berlangsung lebih dari 10 hari maka para perempuan harus mencurigai adanya persoalan ovulasi atau kondisi medis lainnya. Beberapa persoalan yang bekerjasama dengan menstruasi/haid adalah:
1. Amenore
Amenore yaitu tidak ada menstruasi. Istilah ini dipakai untuk perempuan yang belum mulai menstruasi sehabis usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau persoalan pertumbuhan. Amenore sekunder sanggup disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat tubuh yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.
2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) yaitu tanda-tanda fisik, emosi, dan sikap yang umumnya terjadi pada ahad terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala ini biasanya tidak terjadi hingga 13 hari sebelum siklus, menjelang menstruasi PMS akan dialami oleh wanita, dan selesai dalam waktu 4 hari sehabis perdarahan menstruasi dimulai. Beberapa tanda-tanda PMS yang sering dirasakan:
3. Dismenore
Dismenore yaitu menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut potongan bawah tetapi sanggup menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan insiden normal pada proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan lantaran penyakit (dismenore primer). Pada perempuan lebih tua, dismenore sanggup disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), menyerupai fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Gejala dismenore primer sanggup diringankan dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi menyerupai ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga sanggup mengurangi rasa sakit yang kita rasakan. Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, kemungkinan kelainan tersebut merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.
4. Menoragia
Menoragia yaitu istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama ± 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), sanggup dikategorikan menoragia.
Penyebab utama menoragia yaitu ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah. Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.
5. Perdarahan Abnormal
Perdarahan absurd (di luar menstruasi ) antara lain:
Pendarahan di antara periode menstruasi
Pendarahan sehabis bekerjasama seks
Perdarahan sehabis menopause
Perdarahan absurd disebabkan banyak hal, misalnya: fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker. Tanyakan pada dokter kalau kalian mengalami kelainan ini untuk mengetahui penyebabnya, dan sanggup segera diberi pengobatan.
Perubahan-perubahan biologis berupa mulai bekerjanya organ-organ reproduktif dan disertai pula oleh perubahan-perubahan yang bersifat psikologis. Pada masa ini baik pria atau perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk dan organ kelaminnya sudah bisa menghasilkan sel kelamin yang matang.
A. Pubertas
Pubertas yaitu perubahan menjadi cukup umur yang ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas disebut juga arif balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah bisa menciptakan sel-sel kelamin (gamet). Periode ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis.
Secara biologis, remaja yang memasuki pubertas telah siap untuk bereproduksi, namun belum tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Masa pubertas pada pria terjadi antara umur 10 – 14 tahun. Masa pubertas pada perempuan biasanya terjadi pada usia 9 – 13 tahun.
B. Ciri-ciri Penting Pubertas
Puber atau pubertas merupakan tanda anak sudah mulai memasuki usia remaja. Pada ketika ini, anak mengalami banyak sekali perubahan, terutama perubahan fisiknya. Perubahan fisik anak pria dan perempuan ketika memasuki usia pubertas berbeda, usia mulai pubertas juga berbeda antar keduanya. Biasanya, anak perempuan lebih cepat memasuki usia pubertas dibandingkan dengan laki-laki. Ciri-ciri Penting Periode Pubertas antara lain adalah:
- Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi lantaran pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Dikatakan tumpang tindih lantaran beberapa ciri biologis-psikologis masih mempunyai ciri anak-anak, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya.
- Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh bawah umur pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.
- Tubuhnya mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak. Sebagian ciri pubertas yang beliau miliki ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikapnya yang paling menonjol antara lain sikap tidak damai dan tidak menentu.
- Pertumbuhan dan perkembangan badannya, tumbuh normal, sesuai dengan usianya.
- Perkembangan organ-organ seks perempuan ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan banyak sekali perasaan tidak nyaman bagi yang mengalaminya. Pada umumnya, haid (menstruasi) yang pertama kali dialami pada usia 9 tahun.
- Perubahan fisik yang mulai terlihat antara lain: Pinggul yang membesar dan membulat, Dada yang semakin nampak menonjol, Tumbuhnya rambut di tempat kelamin, ketiak, lengan dan kaki, Perubahan bunyi dari bunyi kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodius). Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat, serta Kulit menjadi lebih besar dibanding kulit anak-anak.
1. Pubertas Secara Fisik
Pubertas secara fisik sanggup dilihat dari perubahan tubuh, mencakup perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja pria dan perempuan berbeda lantaran imbas hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen. Ciri-ciri pubertas secara fisik sanggup diuraikan sebagai berikut:
Ciri Kelamin Primer | Ciri Kelamin Sekinder |
---|---|
| Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut:
Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut:
|
2. Pubertas Secara Psikis
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis antara lain:
- Mencari identitas diri. Dalam perjuangan mencari identitas diri, remaja sering menentang kemapanan lantaran dirasa membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum cukup umur namun remaja tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melaksanakan hal coba-coba lantaran rasa ingin tahu yang sangat besar.
- Mulai tertarik kepada lawan jenis. Masa remaja yaitu masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian, ijab kabul pada usia remaja belum diperbolehkan lantaran secara mental belum siap.
Menstruasi yaitu pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada ketika kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi, yaitu hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama. Kemudian, dihitung hingga dengan hari terakhir (1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai).
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap perempuan dan hampir 90% perempuan mempunyai siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang mempunyai panjang siklus 28 hari, namun beberapa perempuan mempunyai siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya persoalan kesuburan. Menstruasi pertama biasanya dialami oleh remaja pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga kita menopause (umumnya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun).
Pada ketika perempuan yang telah mengalami pematangan organ reproduksi, ovarium akan secara rutin mengeluarkan sel telur. Pengeluaran sel telur terjadi sekitar empat ahad (28 hari) sekali. Dalam proses ini dinding rahim juga mengalami penebalan sebagai persiapan kalau sel telur dibuahi.
Jika dalam selesai siklus tersebut tidak terjadi pembuahan, sel-sel dinding rahim akan menciut, kemudian mati dan hasilnya meluruh. Proses peluruhan dinding rahim ini akan keluar bersama darah, lendir, dan cairan yang berasal dari dinding rahim inilah yang dikenal dengan menstruasi. Pendarahan menstruasi berlangsung selama 3 hingga 8 hari.
Perempuan sanggup mempunyai banyak sekali persoalan dengan menstruasi/haid mereka. Masalah tersebut sanggup berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali hingga menstruasi berat dan berkepanjangan. Pola haid boleh saja tidak teratur, tetapi kalau jarak antar menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau kalau haid berlangsung lebih dari 10 hari maka para perempuan harus mencurigai adanya persoalan ovulasi atau kondisi medis lainnya. Beberapa persoalan yang bekerjasama dengan menstruasi/haid adalah:
1. Amenore
Amenore yaitu tidak ada menstruasi. Istilah ini dipakai untuk perempuan yang belum mulai menstruasi sehabis usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau persoalan pertumbuhan. Amenore sekunder sanggup disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat tubuh yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.
2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) yaitu tanda-tanda fisik, emosi, dan sikap yang umumnya terjadi pada ahad terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala ini biasanya tidak terjadi hingga 13 hari sebelum siklus, menjelang menstruasi PMS akan dialami oleh wanita, dan selesai dalam waktu 4 hari sehabis perdarahan menstruasi dimulai. Beberapa tanda-tanda PMS yang sering dirasakan:
- Payudara menjadi lembut dan bengkak
- Depresi, gampang tersinggung, sedih dan emosi labil (mood swing)
- Jerawat berkala
- Perut kembung atau kram
- Sakit kepala atau sakit persendian
- Sulit tidur
- Sulit buang air besar (BAB)
3. Dismenore
Dismenore yaitu menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut potongan bawah tetapi sanggup menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan insiden normal pada proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan lantaran penyakit (dismenore primer). Pada perempuan lebih tua, dismenore sanggup disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), menyerupai fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Gejala dismenore primer sanggup diringankan dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi menyerupai ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga sanggup mengurangi rasa sakit yang kita rasakan. Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, kemungkinan kelainan tersebut merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.
4. Menoragia
Menoragia yaitu istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama ± 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), sanggup dikategorikan menoragia.
Penyebab utama menoragia yaitu ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah. Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.
5. Perdarahan Abnormal
Perdarahan absurd (di luar menstruasi ) antara lain:
Pendarahan di antara periode menstruasi
Pendarahan sehabis bekerjasama seks
Perdarahan sehabis menopause
Perdarahan absurd disebabkan banyak hal, misalnya: fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker. Tanyakan pada dokter kalau kalian mengalami kelainan ini untuk mengetahui penyebabnya, dan sanggup segera diberi pengobatan.