Banjir Bukan Sekedar Peristiwa Alam
Tuesday, March 17, 2020
Edit
Ketika demam isu hujan tiba, Bumi berair lantaran tersiram air hujan. Banyak flora yang mulai tumbuh. Pohon-pohon yang layu lantaran kekurangan air, mulai segar kembali. Para petani mulai menanam padi di sawah. Cuaca yang semula panas menjadi sejuk. Musim hujan selalu ditunggu oleh banyak orang, namun ada kalanya demam isu hujan juga menjadikan bencana.
Memasuki demam isu hujan, terjadi peningkatan curah hujan di beberapa daerah di Indonesia. Tidak sanggup dipungkiri banjir pun masih melanda di banyak sekali tempat. Berbagai faktor menjadi penyebabnya terjadinya banjir berulang dari tahun ke tahun. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, penebangan hutan secara liar, pengecilan kapasitas sungai, maupun pembangunan pemukiman yang tidak mengindahkan topografi wilayah.
Mengecilnya kapasitas sungai ditandai oleh pendangkalan dan penyempitan tubuh sungai. Hal ini sanggup disebabkan oleh faktor alam. Namun, ada pula ulah insan yang mempercepat terjadinya hal ini.
Menjamurnya rumah di bantaran sungai, misalnya. Permasalahan ini sering terjadi di kota yang berpenduduk padat, dan terkadang tidak mempertimbangkan topografi lahan ketika melaksanakan pengembangan. Di sisi lain, penertiban pemukiman liar di bantaran sungai juga menjadi kesulitan pemerintah daerah sepanjang waktu.
Dari tahun ke tahun, warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta harus selalu siaga ketika curah hujan mulai meninggi. Luapan sungai sanggup terjadi hingga ketinggian 1-2 meter di dalam rumah. Bukan hanya barang yang harus diselamatkan, seringkali nyawa menjadi taruhannya. Sudah diperingatkan bahwa pemukiman di bantaran sungai sangat berisiko ketika curah hujan tinggi, namun tetap saja mereka kembali ketika banjir telah surut. Tumbuhnya pemukiman liar di bantaran sungai mendorong penyempitan tubuh sungai. Aktivitas harian warga, menyerupai mencuci dan membuang sampah di sungai juga semakin mempercepat pendangkalan sungai.
Di Manado, Sulawesi Utara, rawan banjir dan longsor justru terjadi akhir pembangunan kota yang tidak mengindahkan topografi. Sebagian besar wilayah Manado terdiri atas perbukitan, sementara wilayah daratan dengan permukaan datar sangat terbatas luasnya. Sejalan dengan bertambahnya penduduk, banyak bukit dan lereng kemudian dikupas menjadi perumahan.
Berdasarkan teks di atas, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut dengan kelompokmu.
Di mana lingkungan daerah yang rawan peristiwa banjir?
Lingkungan kota yang berpenduduk padat.
Mengapa terjadi banjir? Jelaskan.
Banjir terjadi akhir mengecilnya kapasitas sungai akhir pendangkalan dan penyempitan tubuh sunga yang disebabkan oleh pembangunan pemukiman yang tidak mengindahkan topografi wilayah. Banjir juga diakibatkan aktifitas warga yang membuang sampah ke sungai.
Apa yang harus dilakukan warga di lingkungan itu biar tidak terulang kembali terkena peristiwa yang sama?
Agar banjir tidak terulang maka warga harus membuang sampah pada tempatanya dan tidak menciptakan perumahan tinggal di daerah bantaran sungai.
A. Penyebab Banjir
Banjir di Jakarta bukan berupa banjir bandang, tetapi berupa genangan air. Genangan-genangan ini menjadikan rumah-rumah dan jalan-jalan terendam. Berikut ini beberapa penyebab banjir di Jakarta.
B. Cara Pencegahan Banjir
Banjir memang sering terjadi di Indonesia. Hampir setiap tahun Indonesia selalu mendapat problem banjir dan hingga dikala ini pun belum ada solusi yang sanggup menanggulangi permasalahan ini. Berikut ini beberapa langkah pencegahan banjir.
Memasuki demam isu hujan, terjadi peningkatan curah hujan di beberapa daerah di Indonesia. Tidak sanggup dipungkiri banjir pun masih melanda di banyak sekali tempat. Berbagai faktor menjadi penyebabnya terjadinya banjir berulang dari tahun ke tahun. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, penebangan hutan secara liar, pengecilan kapasitas sungai, maupun pembangunan pemukiman yang tidak mengindahkan topografi wilayah.
Mengecilnya kapasitas sungai ditandai oleh pendangkalan dan penyempitan tubuh sungai. Hal ini sanggup disebabkan oleh faktor alam. Namun, ada pula ulah insan yang mempercepat terjadinya hal ini.
Menjamurnya rumah di bantaran sungai, misalnya. Permasalahan ini sering terjadi di kota yang berpenduduk padat, dan terkadang tidak mempertimbangkan topografi lahan ketika melaksanakan pengembangan. Di sisi lain, penertiban pemukiman liar di bantaran sungai juga menjadi kesulitan pemerintah daerah sepanjang waktu.
Dari tahun ke tahun, warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta harus selalu siaga ketika curah hujan mulai meninggi. Luapan sungai sanggup terjadi hingga ketinggian 1-2 meter di dalam rumah. Bukan hanya barang yang harus diselamatkan, seringkali nyawa menjadi taruhannya. Sudah diperingatkan bahwa pemukiman di bantaran sungai sangat berisiko ketika curah hujan tinggi, namun tetap saja mereka kembali ketika banjir telah surut. Tumbuhnya pemukiman liar di bantaran sungai mendorong penyempitan tubuh sungai. Aktivitas harian warga, menyerupai mencuci dan membuang sampah di sungai juga semakin mempercepat pendangkalan sungai.
Di Manado, Sulawesi Utara, rawan banjir dan longsor justru terjadi akhir pembangunan kota yang tidak mengindahkan topografi. Sebagian besar wilayah Manado terdiri atas perbukitan, sementara wilayah daratan dengan permukaan datar sangat terbatas luasnya. Sejalan dengan bertambahnya penduduk, banyak bukit dan lereng kemudian dikupas menjadi perumahan.
Berdasarkan teks di atas, diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut dengan kelompokmu.
Di mana lingkungan daerah yang rawan peristiwa banjir?
Lingkungan kota yang berpenduduk padat.
Mengapa terjadi banjir? Jelaskan.
Banjir terjadi akhir mengecilnya kapasitas sungai akhir pendangkalan dan penyempitan tubuh sunga yang disebabkan oleh pembangunan pemukiman yang tidak mengindahkan topografi wilayah. Banjir juga diakibatkan aktifitas warga yang membuang sampah ke sungai.
Apa yang harus dilakukan warga di lingkungan itu biar tidak terulang kembali terkena peristiwa yang sama?
Agar banjir tidak terulang maka warga harus membuang sampah pada tempatanya dan tidak menciptakan perumahan tinggal di daerah bantaran sungai.
A. Penyebab Banjir
Banjir di Jakarta bukan berupa banjir bandang, tetapi berupa genangan air. Genangan-genangan ini menjadikan rumah-rumah dan jalan-jalan terendam. Berikut ini beberapa penyebab banjir di Jakarta.
- Permukaan tanah turun. Menurut penelitian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, permukaan tanah di Jakarta turun rata-rata 5 cm setiap tahun. Hal ini berarti permukaan tanah di Jakarta kini ini ada yang sudah berada di bawah permukaan laut.
- Sistem saluran air yang buruk. banyak sekali saluran air di pinggir jalan tidak berfungsi dengan baik lantaran dibentuk asal-asalan dan tidak mengalir ke saluran penampungan.
- Sungainya dangkal dan menyempit. Sungai-sungai di Jakarta menyempit lantaran banyak orang membangun rumah di bantaran sungai.
- Rawa dan situ menghilang. Harga tanah di Jakarta sangat mahal sedangkan seruan akan lahan meningkat. Rawa-rawa dan situ diuruk untuk dijadikan lahan bangunan. Rawa-rawa dan situ yang tersebar di kampung-kampung yang semula sebagai tempat parkir air hujan, kini menghilang.
- Sikap tidak peduli pada lingkungan ditunjukkan dengan membuang sampah sembarangan, termasuk di selokan dan sungai, membangun rumah tanpa menyediakan resapan. Mendirikan bangunan dengan menguruk bantaran sungai, rawa-rawa, dan situ.
- Air maritim pasang naik yang terjadi pada Bulan purnama lebih besar dari pada pasang naik pada hari-hari biasa. Hal itu terjadi lantaran posisi posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis.
B. Cara Pencegahan Banjir
Banjir memang sering terjadi di Indonesia. Hampir setiap tahun Indonesia selalu mendapat problem banjir dan hingga dikala ini pun belum ada solusi yang sanggup menanggulangi permasalahan ini. Berikut ini beberapa langkah pencegahan banjir.
- Membuat Saluran Air yang Baik. Dibutuhkan adanya sistem irigasi hingga pembuangan simpulan yang jelas. Jangan hingga simpulan saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya akan meluber.
- Buanglah Sampah pada Tempatnya. Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan simpulan sampah.
- Rajin Membersihkan Saluran Air. Perbaikan dan pencucian saluran air tentu harus ada biar air sanggup lancar mengalir.
- Mendirikan Bendungan Pencegah Banjir. Bendungan, yang mempunyai bentuk menyerupai bak air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar.
- Melestarikan Hutan. Pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi problem banjir, lantaran hutan sanggup dijadikan daerah tadahan yang bisa menyerap air hujan dari mengalir terus ke bumi.
- Membuat Lubang Biopori. Lubang resapan biopori sanggup meningkatkan daya resapan air.
- Membuat Sumur Serapan. Sumur resapan yaitu sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.
- Proyek Pendalaman Sungai. Kebanyakan peristiwa banjir berlaku lantaran kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai bisa mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang.