Bentuk Dan Ciri Sikap Menyimpang

Sosialisasi yang dijalani individu tidak selalu berhasil menumbuhkan nilai dan norma sosial dalam jiwa individu. Akibat kegagalan mensosialisasikan nilai dan norma sosial itu, kadang-kadang individu melaksanakan tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku di masyarakat. Terjadilah aneka bentuk sikap menyimpang yang merusak ketertiban sosial.

Suatu sikap dikatakan menyimpang apabila sikap tersebut sanggup mengakibatkan kerugian terhadap diri sendiri dan orang lain. Perilaku menyimpang cenderung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma, aturan-aturan, nilai-nilai, dan bahkan hukum.

A. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang yaitu setiap sikap yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melaksanakan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun sikap yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas. Ada beberapa definisi sikap menyimpang berdasarkan sosiologi, antara lain sebagai berikut:
  1. James Vender Zender  Perilaku menyimpang yaitu sikap yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
  2. Bruce J Cohen. Perilaku menyimpang yaitu setiap sikap yang tidak berhasil beradaptasi dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
  3. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. Penyimpangan yaitu setiap sikap yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap nilai dan norma kelompok dalam masyarakat.
  4. Robert M. Z. Lawang (1985) beranggapan bahwa sikap menyimpang merupakan semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan mengakibatkan perjuangan dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki sikap menyimpang.

B.Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
Banyak hebat telah meneliti wacana ciri-ciri sikap menyimpang di masyarakat. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri yang bisa diketahui dari sikap menyimpang sebagai berikut.
  1. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang.
  2. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan hukuman yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.
  3. Ada sikap menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.
  4. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk penyimpangan yang tersamar dan ada yang mutlak.
  5. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya riil. Budaya ideal merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui dan dibutuhkan diikuti oleh anggota masyarakat. Sedangkan budaya riil meliputi hal-hal yang betul-betul mereka laksanakan.
  6. Apabila ada peraturan aturan yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma penghindaran.
No. Lingkungan Bentuk Perilaku Menyimpang Alasan
1. Keluarga Tidak pernah melaksanakan shalatPemahaman agama yang kurang
Melawan perintah orang tua Merasa diperlakukan tidak adil
Sulit diajak bermusyawarah Menganggap pendapat sendiri paling benar
2. Sekolah Mencontek ketika ulanganRasa tidak percaya kemampuan diri sendiri
Membolos Pengaruh sobat yang suka membolos
Tidak memperhatikan guru Jenuh terhadap pelajaran tersebut
3. Pergaulan/sebaya TawuranIngin diakui dan diterima kelompok
Berjudi Pengetahuan agama yang masih kurang
Minuman keras Ingin mencoba yang dilakukan teman
Sosialisasi yang dijalani individu tidak selalu berhasil menumbuhkan nilai dan norma sosia Bentuk dan Ciri Perilaku Menyimpang
C. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
Menurut Abdul Syani (1987) ada beberapa alasan umum bisa diungkapkan guna memahami fenomena sikap menyimpang.
  1. Pertama, seseorang berperilaku menyimpang alasannya yaitu mengamati sikap menyimpang yang dilakukan orang lain. Jika orang itu merasa ada laba dari tindakan yang dilakukannya, orang tersebut cenderung mengulanginya. Individu lain yang menginginkan hasil yang sama lantas menjiplak tindakan itu.
  2. Kedua, seseorang berperilaku menyimpang alasannya yaitu lingkungan sekitar telah mempertontonkan aneka sikap yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. 
  3. Ketiga, dampak media massa. Film wacana kriminalitas besar lengan berkuasa besar terhadap para penontonnya. Jika seseorang menonton film wacana kekerasan, maka sehabis final menonton film ia akan bersikap menyerupai pelaku dalam film tersebut.
  4. Keeempat, alasannya yaitu adanya ikatan sosial yang berlainan sehingga individu terdorong untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok yang paling dihargai. Sebagai makhluk sosial, individu masuk dalam banyak kelompok sosial. Namun, tidak semua kelompok sosial mempunyai kekuatan dampak yang seimbang. 
  5. Kelima, alasannya yaitu individu mengalami ganguan mental. Akibatnya sosialisasi tidak bisa optimal dijalani. Banyak nilai dan norma yang tidak dipahami sehingga orang tersebut berbuat di luar nilai dan norma yang berlaku.

D. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
Penyimpangan dalam masyarakat sering terjadi dan mempunyai bentuk-bentuk tersendiri menyerupai penyimpangan yang dilakukan oleh individu, kelompok, campuran. Penyimpangan tersebut ada yang bisa diterima, ada pula yang tidak diterima oleh masyarakat alasannya yaitu ada penyimpangan yang dianggap positif oleh masyarakat. lebih lanjut, berikut bentuk penyimpangan dalam masyarakat.

1. Berdasarkan Jumlah Pelakunya
Berdasarkan jumlah pelakunya, sikap menyimpang sanggup digolongkan menjadi penyimpangan individual (individual deviation) dan penyimpangan kolektif (group deviation).
  1. Penyimpangan individu (individual deviation). Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain dan berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. contohnya: tidak patuh pada perintah orang bau tanah (Pembandel), tidak taat pada orang berwenang menyerupai RW atau guru (pembangkang), menerobos lampu merah (pelanggar), pencopet di pasar (perusuh atau penjahat).
  2. Penyimpangan kolektif (group deviation). Penyimpangan yang dilakukan secara bahu-membahu atau secara berkelompok Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai tanggapan dampak pergaulan/teman. penyimpangan kelompok biasanya lebih sulit dikendalikan alasannya yaitu mereka patuh pada aturan kelompoknya dan fanatik sehingga lebih berbahaya dari penyimpangan individu. contohnya: tawuran pelajar, kenakalan remaja, penyimpangan kebudayaan, pemberontakan, perkelahian antar suku, agama, dan antar geng.

2. Berdasarkan Kadar Penyimpangannya
Berdasarkan kadar penyimpangan sikap menyimpang sanggup digolongkan menjadi penyimpangan primer dan sekunder.. Menurut Lemert (1951), Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
  1. Penyimpangan Primer (Primary Deviation). Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih sanggup diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih sanggup ditolerir oleh masyarakat. Contohnya: menunggak iuran listrik, telepon, melanggar rambu-rambu kemudian lintas dll.
  2. Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai sikap menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, alasannya yaitu merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya sanggup dikenai hukuman aturan atau pidana. Contohnya: pemabuk, perampokan, dan perjudian.

3. Berdasarkan Sifat Penyimpangan
Berdasarkan sifat penyimpangannya sikap menyimpang sanggup digolongkan menjadi sikap menyimpang positif dan negatif.
  1. Penyimpangan positif. Penyimpangan atau sikap yang melanggar atau tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat, tetapi mempunyai dampak positif bagi dirinya atau masyarakat alasannya yaitu menawarkan unsur kreatif dan inovatif. contohnya: dahulu istri (perempuan) dihentikan kerja di luar atau mengerjakan pekerjaan lelaki menyerupai jadi sopir taksi, akan tetapi alasannya yaitu suami (laki-laki) tidak bisa lagi bekerja sehingga istri lah yang bekerja.
  2. Penyimpangan negatif. Penyimpangan ini bersifat negatif alasannya yaitu tindakannya cenderung merugikan dirinya, masyarakat, menghancurkan barang atau benda, bahkan mengakibatkan korban. contohnya: korupsi, pencurian, dan demonstrasi anarkis.

E. Kejahatan di Masyarakat
Wujud konkret dari penyimpangan sosial berupa kejahatan. Yang dimaksud dengan kejahatan ialah perbuatan atau tingkah laris yang sanggup mengakibatkan penderitaan, baik bagi si pelaku kejahatan sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. Kerugian yang diderita berbentuk material dan moral.

Light, Keller, dan Calhoun (Kamanto Sunarto , 2000) membedakan kejahatan menjadi beberapa tipe. Ada kejahatan tanpa korban (crimes without victims), kejahatan terorganisasi (organized crime), kejahatan kerah putih (white collar crime), serta kejahatan korporat (corporate crime).
  1. White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih). Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang terpandang atau berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya kasus korupsi.
  2. Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban) Kejahatan semacam ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban secara tidak pribadi tanggapan tindak pidana yang dilakukan. Contoh kejahatan semacam ini yaitu berjudi, mabuk, dan lain-lain.
  3. Organized Crime (Kejahatan Terorganisir). Kejahatan semacam ini dilakun secara terorganisir dan berkesinambungan dengan memakai banyak sekali cara untuk mendapat sesuatu yang diinginkan biasanya lebih bersifat ke materil, dengan jalan menghindari hukum. Contoh kasus ini menyerupai penadah barang curian dan sebagainya.
  4. Corporate Crime (Kejahatan Korporasi). Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikan laba dan menekan kerugian. Kejahatan ini terbagi kedalam empat macam, yaitu : kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.

Menurut Anthony Giddens (1989), ada governmental crime, yaitu kejahatan moral oleh para pejabat pemerintah yang membawa dampak mengerikan. Contohnya kamp-kamp konsentrasi di Uni Soviet di zaman pemerintahan Stalin dan holocaust (pembun*han jutaan orang Yahudi oleh Nazi Jerman di bawah kepemimpinan Hitler).

Seiring perkembangan teknologi informasi, sekarang muncul suatu jenis kejahatan gres yang dinamakan cybercrime, yaitu kejahatan berupa penyebarluasan virus komputer melalui internet dengan tujuan mengubah atau merusak sistem info dalam situs tersebut.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel