Membandingkan Teks Fiksi Sejarah Dan Teks Sejarah
Tuesday, March 31, 2020
Edit
Membandingkan teks fiksi sejarah dan teks sejarah merupakan acara yang dilakukan untuk sanggup memilih persamaan atau bahkan perbedaan yang ada pada kedua jenis teks tersebut. Pada goresan pena ini acara yang dilakukan ialah menggali isu dari teks kisah fiksi sejarah ihwal keutuhan wilayah nusantara. Dengan mengamati teks fiksi sejarah ihwal keutuhan wilayah Indonesia, dibutuhkan bisa menawarkan perilaku cinta tanah air dan besar hati sebagai bangsa Indonesia dengan kepedulian yang tinggi. Untuk sanggup membandingkan kedua teks sebaiknya baca dengan seksama kedua teks tersebut. Berikut ini referensi teks fiksi sejarah dan teks sejarah.
1 Teks Fiksi Sejarah
Teks fiksi sejarah yaitu jenis teks dengan latar sejarah yang benar-benar terjadi, tetapi tokoh-tokoh utama di dalam kisah merupakan fiksi. Teks fiksi sejarah sanggup berupa novel, legenda maupun roman. Pada teks fiksi sejarah biasanya isi kisah dibuat semenarik mungkin biar pembaca tidak bosan. Tujuan penulisan teks fiksi sejarah ialah untuk mempengaruhi pembaca mengikuti pendapat penulis dan menghidupkan emosi pembaca. Berikut ini referensi teks fiksi sejarah.
Kerja Sama Mempertahankan Kemerdekaan
“Makan siang telah siap ... Ayo Pak makan dulu. Ini nasi bungkusnya”.
“Terima kasih nak, waah..makan apa hari ini?”
“Nasi, tempe goreng, dan tumis kacang. Bapak harus segera makan, supaya cukup mempunyai tenaga untuk membawa Pak Sudirman bergerilya”.
“Terima kasih nak, Bapak makan dulu, ya”
Itulah sekelumit percakapan antara Udin dan Pak Hasan yang terjadi di sela-sela pertempuran antara pasukan Jenderal Sudirman melawan Belanda. Pak Hasan ialah prajurit Pembela Tanah Air atau PETA yang bertugas mengusung tandu yang dipakai Jenderal Sudirman ketika bergerilya keluar masuk hutan dan kawasan perbukitan.
Udin ialah seorang anak berumur sepuluh tahun yang tidak lagi bersekolah alasannya gedung sekolah rakyat di desanya di kawasan Ambarawa telah hancur terkena serangan mesiu pasukan Belanda. Ia hasilnya membantu para sukarelawan di dapur umum, mengaduk nasi, membantu membungkus, dan membagikannya pada para pejuang gerilya.
“Cepat...kita harus terus bergerak masuk hutan!”
Pak Hasan segera meletakkan nasi bungkus yang gres setengah ia nikmati. Ia dengan sigap menyiapkan tandu yang segera akan ia usung membawa Jenderal Sudirman berjuang mempertahan kan kemerdekaan.
Udin hanya bisa terkesima, ia bergegas merapikan sisa-sisa nasi dan kembali ke dapur umum untuk melanjutkan tugasnya.
2. Teks Sejarah
Teks sejarah memuat kisah yang benar adanya, bersifat faktual. Tokoh dan insiden yang terjadi di dalamnya benar-benar ada dan pernah terjadi. Teks Sejarah merupakan teks yang didalamnya menceritakan ihwal insiden masa kemudian yang menjadi asal muasal sesuatu yang mempunyai nilai sejarah. Salah satu ciri teks sejarah ialah teks disajikan secara kronologis atau menurut urutan peristiwa. Berikut ini referensi teks sejarah.
Teks sejarah memuat kisah yang benar adanya, bersifat faktual. Tokoh dan insiden yang terjadi di dalamnya benar-benar ada dan pernah terjadi. Teks Sejarah merupakan teks yang didalamnya menceritakan ihwal insiden masa kemudian yang menjadi asal muasal sesuatu yang mempunyai nilai sejarah. Salah satu ciri teks sejarah ialah teks disajikan secara kronologis atau menurut urutan peristiwa. Berikut ini referensi teks sejarah.
Jenderal Sudirman, Pemimpin Teladan Bangsa
Sudirman ialah seorang tokoh bangsa di masa revolusi yang patut dijadikan teladan. Walau dalam usia usaha yang singkat, kobaran semangatnya untuk membela negeri menjadi wangsit sampai ketika ini. Sudirman lahir di Bondas, Karangjati, Purbalingga, pada tanggal 24 Januari 1916. Pendidikan formal ditempuhnya di Taman Siswa dan HIK Muhammadiyah, Solo. Ia juga aktif dalam organisasi Pramuka Hizbul Wathan. Kepanduan, disiplin, serta jiwa kepemimpinan yang di kembangkannya selama ikut dalam organisasi ini menjadi bekal berharga bagi perjalanan perjuangannya.
Karir militer Sudirman diawali di Pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Selesai pendidikan, ia diangkat menjadi komandan batalion di Kroya. Setelah kemerdekaan, ia berhasil memimpin pasukannya untuk merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Ketika dibuat Tentara
Keamanan Rakyat (TKR), Sudirman diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas. Kemudian, melalui Konferensi TKR tanggal 2 November 1945 ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR. Ia menjadi jenderal di usianya yang cukup muda, 31 tahun. Tidak ibarat prajurit lainnya yang memperoleh kenaikan pangkat melalui perguruan militer, Sudirman menerima anugerah pangkat jenderal dari Presiden Soekarno alasannya prestasi perjuangannya.
Perjuangan Sudirman terus berlanjut sampai insiden Agresi Militer Belanda yang kedua. Saat itu, Sudirman sedang dalam kondisi sakit parah. Paru-parunya hanya satu yang berfungsi. Walaupun Presiden Soekarno memerintahkannya untuk beristirahat dan menjalani pengobatan, Sudirman berkeras hati untuk ikut dalam pertempuran. Ia merasa bertanggung jawab untuk memimpin pasukannya melawan musuh. Tujuh bulan lamanya, Sudirman memimpin pasukannya bergerilya dengan ditandu. Ia berpindah-pindah antara hutan dan pegunungan dalam keadaan fisik yang lemah. Ketika kondisinya tidak lagi memungkinkan, ia tetap memimpin pasukannya dengan menyumbang kan pemikirannya dari jauh. Sekitar dua tahun sehabis Belanda melancarkan aksi militer, pada tanggal 29 Januari 1950, Sudirman meninggal dunia pada usia 34 tahun.
Itulah Kepemimpinan Jenderal Sudirman, Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia.
Jawab pertanyaan berikut!
Jawab pertanyaan berikut!
- Bagaimana kondisi kehidupan di masa Perang Gerilya di ketika itu? Kondisi kehidupan di Masa Perang Gerilya di Masa Jenderal Sudirman sangat sulit alasannya rakyat Indonesia masih dijajah. Rakyat hidup miskin, belum dewasa tidak sekolah, dan pemuda-pemuda Indonesia berperang melawan penjajah.
- Adakah nilai-nilai persatuan dan kolaborasi di masa itu? Apakah tujuan yang akan dicapai? Jelaskan dengan singkat! Nilai-nilai persatuan dan kolaborasi di masa itu sangat tinggi alasannya rakyat Indonesia merasa senasib dengan kehidupan yang miskin. Tujuan kolaborasi ketika itu ialah mencapai Indonesia merdeka.
- Apa perbedaan kedua jenis teks tersebut? Manakah yang merupakan fiksi dan nonfiksi? Perbedaan kedua teks tersebut ialah teks fiksi sejarah merupakan kisah rekaan dengan latar belakang sejarah namun tokoh-tokoh dalam kisah tersebut rekaan, sedangkan teks sejarah menceritakan insiden sejarah yang benar-benar terjadi. Teks 1: teks fiksi sejarah, Teks 2: teks sejarah (biografi Jenderal Soedirman)
- Apa yang kau ketahui ihwal teks fiksi sejarah? Jelaskan dengan singkat. Teks fiksi sejarah yaitu jenis teks dengan latar sejarah yang benar-benar terjadi, tetapi tokoh-tokoh utama di dalam kisah merupakan fiksi.