Menjalankan Hak Kewajiban, Dan Tanggung Jawab Di Rumah.
Tuesday, March 17, 2020
Edit
Seorang insan telah mempunyai hak semenjak mereka lahir. Ketika lahir, insan telah mempunyai hak dan kewajiban. Tiap insan mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda. Setiap orang berhak mendapat haknya sehabis memenuhi kewajibannya.
Hak dan kewajiban ialah kekerabatan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Seorang anak mempunyai hak terhadap orang tuanya atas kasih sayang yang diterimanya. Hak niscaya berafiliasi dengan individu, yaitu anak. Sedangkan orang renta mempunyai kewajiban/keharusan untuk anak-anaknya, jadi hak ialah sesuatu yang diterima oleh anak. Sedang kewajiban ialah suatu yang diberikan oleh orang tua.
Hak ialah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban ialah sesuatu yang dilakukan dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab ialah kesadaran insan akan tingkah laris atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya ialah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian sebab manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia mempunyai tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis. Perhatikan dongeng di bawah ini.
Tanggung Jawabku Juga
Lastri cemberut mendengarkan seruan kakaknya. Ia diminta untuk menggantikan Ibu yang sedang sakit untuk berjualan di pasar.
“Mengapa bukan Kak Surti saja yang menggantikan Ibu?”
“Andai Kakak tidak ada ujian, niscaya Kakak akan menggantikan Ibu, Lastri. Kakak minta tolong ya… Nanti begitu selesai ujian, Kakak akan pribadi ke pasar,” Surti berkata kepada adiknya.
“Aku juga ada ulangan, Kak. Aku malah belum berguru sama sekali, jadi harus berangkat lebih pagi semoga sanggup berguru di sekolah,” Lastri terus merajuk. “Sebentar saja, Lastri. Kamu masuk siang, kan? Masih cukup waktu jikalau menunggu Kakak datang. Sambil menunggu dagangan Ibu, kau sanggup belajar,” ujar Surti.
“Tidak dapat, Kak, saya tidak mau terburu-buru belajarnya. Aku mau berangkat sekarang. Kalau Kakak memang tidak dapat, ya tidak usah jualan saja hari ini.”
Lastri meninggalkan Surti yang bengong sedih.
***
Di dalam kendaraan beroda empat angkutan, mata Lastri tertuju kepada seorang ibu dan anak wanita yang duduk persis di hadapannya. Si anak tampak murung,.
Barangkali ia juga sedang kesal menyerupai aku, sebab dipaksa melaksanakan sesuatu oleh Ibunya. Lastri membatin sambil berusaha mendengarkan percakapan antara keduanya.
Sang ibu mengusap air mata anaknya, “Maaf ya, Nak. selama ayahmu sakit, Ibu sama sekali tidak sanggup berjualan. Tabungan kita juga habis terpakai untuk biaya rumah sakit dan pemakaman ayah. Mudah-mudahan tamat bulan nanti sudah ada hasil jualan yang sanggup dipakai untuk membayar uang sekolah.” Anak wanita itu hanya diam. Air matanya masih menggenang.
Tenggorokan Lastri tercekat, ia membuang muka tidak mau melihat wajah anak wanita itu. Namun ke manapun matanya memandang, yang terbayang ialah wajah ibu dan Kak Surti. Sejak ayah meninggal, mereka berdualah yang membanting tulang berjualan, semoga ia dan Kak Surti dapat
bersekolah dan mereka tetap sanggup hidup layak.
Setiap hari, di bawah terik Matahari ataupun hujan, ibu berjualan semenjak pagi buta, dan Kak Surti menggantikan sepulangnya dari sekolah. Tiba-tiba Lastri merasa bersalah dan aib sebab ia tak pernah membantu lebih dari sekadar mencuci perabotan masak sehabis dipakai ibu mempersiapkan masakan untuk dijual. Bahkan dikala ibu sakit dan Kak Surti ujian sehingga tidak sanggup berjualan, ia menolak untuk menggantikan.
Sekolah masih jauh, tetapi Lastri menghentikan angkot dan bergegas turun. Di kepalanya hanya ada satu tujuan. Pulang. Ia ingin meminta maaf kepada Kak Surti dan berangkat ke pasar untuk menggantikan ibu berjualan. Ia sadar bahwa membantu ibu dan Kak Surti ialah pecahan dari tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga.
Tuliskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang berkaitan dengan membuat keteraturan pada sketsa berikut. Tuliskan masing-masing paling sedikit 3 hal.
Hak dan kewajiban ialah kekerabatan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Seorang anak mempunyai hak terhadap orang tuanya atas kasih sayang yang diterimanya. Hak niscaya berafiliasi dengan individu, yaitu anak. Sedangkan orang renta mempunyai kewajiban/keharusan untuk anak-anaknya, jadi hak ialah sesuatu yang diterima oleh anak. Sedang kewajiban ialah suatu yang diberikan oleh orang tua.
Hak ialah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban ialah sesuatu yang dilakukan dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab ialah kesadaran insan akan tingkah laris atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya ialah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian sebab manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia mempunyai tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis. Perhatikan dongeng di bawah ini.
Tanggung Jawabku Juga
Lastri cemberut mendengarkan seruan kakaknya. Ia diminta untuk menggantikan Ibu yang sedang sakit untuk berjualan di pasar.
“Mengapa bukan Kak Surti saja yang menggantikan Ibu?”
“Andai Kakak tidak ada ujian, niscaya Kakak akan menggantikan Ibu, Lastri. Kakak minta tolong ya… Nanti begitu selesai ujian, Kakak akan pribadi ke pasar,” Surti berkata kepada adiknya.
“Aku juga ada ulangan, Kak. Aku malah belum berguru sama sekali, jadi harus berangkat lebih pagi semoga sanggup berguru di sekolah,” Lastri terus merajuk. “Sebentar saja, Lastri. Kamu masuk siang, kan? Masih cukup waktu jikalau menunggu Kakak datang. Sambil menunggu dagangan Ibu, kau sanggup belajar,” ujar Surti.
“Tidak dapat, Kak, saya tidak mau terburu-buru belajarnya. Aku mau berangkat sekarang. Kalau Kakak memang tidak dapat, ya tidak usah jualan saja hari ini.”
Lastri meninggalkan Surti yang bengong sedih.
***
Di dalam kendaraan beroda empat angkutan, mata Lastri tertuju kepada seorang ibu dan anak wanita yang duduk persis di hadapannya. Si anak tampak murung,.
Barangkali ia juga sedang kesal menyerupai aku, sebab dipaksa melaksanakan sesuatu oleh Ibunya. Lastri membatin sambil berusaha mendengarkan percakapan antara keduanya.
Sang ibu mengusap air mata anaknya, “Maaf ya, Nak. selama ayahmu sakit, Ibu sama sekali tidak sanggup berjualan. Tabungan kita juga habis terpakai untuk biaya rumah sakit dan pemakaman ayah. Mudah-mudahan tamat bulan nanti sudah ada hasil jualan yang sanggup dipakai untuk membayar uang sekolah.” Anak wanita itu hanya diam. Air matanya masih menggenang.
Tenggorokan Lastri tercekat, ia membuang muka tidak mau melihat wajah anak wanita itu. Namun ke manapun matanya memandang, yang terbayang ialah wajah ibu dan Kak Surti. Sejak ayah meninggal, mereka berdualah yang membanting tulang berjualan, semoga ia dan Kak Surti dapat
bersekolah dan mereka tetap sanggup hidup layak.
Setiap hari, di bawah terik Matahari ataupun hujan, ibu berjualan semenjak pagi buta, dan Kak Surti menggantikan sepulangnya dari sekolah. Tiba-tiba Lastri merasa bersalah dan aib sebab ia tak pernah membantu lebih dari sekadar mencuci perabotan masak sehabis dipakai ibu mempersiapkan masakan untuk dijual. Bahkan dikala ibu sakit dan Kak Surti ujian sehingga tidak sanggup berjualan, ia menolak untuk menggantikan.
Sekolah masih jauh, tetapi Lastri menghentikan angkot dan bergegas turun. Di kepalanya hanya ada satu tujuan. Pulang. Ia ingin meminta maaf kepada Kak Surti dan berangkat ke pasar untuk menggantikan ibu berjualan. Ia sadar bahwa membantu ibu dan Kak Surti ialah pecahan dari tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga.
Tuliskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang berkaitan dengan membuat keteraturan pada sketsa berikut. Tuliskan masing-masing paling sedikit 3 hal.
Kewajiban | Hak | Tanggung jawab |
---|---|---|
Surti membantu ibu mencuci piring. | Surti harus mendapatkan pendidikan. | Surti harus membantu ibu. |
Surti membantu ibu berjualan | Surti mendapat perhatian dan kasih sayang | Surti harus mematuhi perintah kakan |
Surti menghargai abang dan ibunya | Surti mendapat santunan dalam keluarga | Surti harus membantu anggota keluarga |